oleh : hasan abadi kamil
Hari sudah jauh malam ketika sampai di terminal baru Cikarang. Sampai sekarang saya tidak mengerti dengan angkot-angkot di Cikarang. Dalam mencari penumpang, jarang sekali mereka mau ngetem giliran. Satu angkot ngetem, yang lain tunggu giliran. Yang ini tidak, semua angkot pada ngetem dan semuanya sibuk mencari penumpang.
Untungnya tidak terjadi gesekan ketika ini terjadi. Cuma satu yang dirugikan : para penumpang. Sebagai penumpang harus menahan sabar karena terkadang angkotnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk ngetem. Saya sendiri pernah merasakan ngetem sampai setengah jam!
Biasanya yang rutin "berlangganan" angkot di Cikarang punya trik sendiri. Kalau ditawari, biasanya menolak, dan untungnya para calo dan supir itu tidak ngotot "memaksa" penumpang. Kita pura-pura berjalan, dan ketika ada angkot yang nyodok, langsung memberhentikannya. Kita terhindar dari waktu ngetem yang lama.
Tepat pada malam sabtu itu saya menyetop angkot K17 yang sedang buru-buru. Karena kosong, saya memilih duduk di depan di samping pak supir yang sedang bekerja, mengendarai angkot supaya baik jalannya :).
"Malam ini pembukaan piala dunia ya?" Tanya sang supir. Kalau dari perawakannya sudah berumur juga.
"Iya. Pak. Bapak dukung siapa?"
"Saya mah dukung Jerman." Dia menceritakan bahwa dia mendukung Jerman mulai dia mengerti sepak bola.
"Si Muller, Hasler. Pokoknya Er, Er nama pemain Jerman. Kalau Klose, Kuranyi itu kayaknya dari timur (mungkin maksudnya Eropa Timur)."
"Jangan-jangan nama anak Bapak juga ada Er-nya juga?" Tanya saya.
"Enggak. Susah manggilnya." For your information anaknya perempuan, tapi sedari kecil sudah dikasih seragam kesebelasan Jerman. Miroslave Klose dan Podolski bukan orang Jerman asli, mereka adalah orang Polandia. Bahkan ketika piala dunia 2006 di Jerman, Podolski "harus" menahan perasaan ketika menyarangkan bola di gawang Polandia, sementara orang tuanya duduk di barisan pendukung Polandia.
"Kenapa sih Bapak suka sama Jerman?"
"Wah saya mah gak tahu. Pokoknya resep aja ama Jerman. Mainnya kaku. Saya kalau nonton liga Inggris atau Itali kalau ada orang Jermannya pasti saya dukung. Kayak si Bierhoff di Udinese, saya tonton. Terus kayak Lehman di Arsenal, saya dukung."Tandasnya."Saya juga suka ama Michael Shcumacher yang balapan itu. Terus saya juga seneng Boris Becker sama Stefi Graff. Dulu pas masih maen saya suka nonton."
Hei, hei, nih orang benar-benar pendukung Jerman sejati. Termasuk dia suka sama Scorpion, weleh..weleh.
"Kalau boleh masang lambang Nazi, saya pasang." katanya. Saya tertawa. Di Jerman lambang swastika Nazi itu sama haramnya dengan lambang palu arit di Indonesia.
"Dan saya paling enggak suka sama Belanda!" Tambahnya lagi. Saya tertawa keras, karena saya pendukung setia Belanda.
*Pendukung Jerman dari Cikarang
Wah san, saya sama seperti si supir angot itu, sama2 penggemar jerman. Tapi biasanya, setiap saya penjagokan sesuatu, biasanya selalu kalah, dan itu hampir 100% valid..:( Sempat juga gak suka bola karena tim apapun yang jadi paporit selalu kalah.
ReplyDeleteSaya suka jerman karena kaku, bahasa nya juga kaku. Jadi mirip membandingkan antara C++ dengan Pascal. C++ terkenal fleksibel sehingga bisa berpotensi bumerang bikin program hang. Sedangkan Pascal itu kaku. Bahasa jerman juga relatif kaku. Tensisnya juga cuma dikit. Bandingkan dengan bhs inggris. ampun deh.
tapi memang Jay, diem2 Jerman itu hebat. Baru tahun ini dia kalah sama China sebagai negara pengekspor kelas satu.
ReplyDelete