Andai kalau kebelakang itu; buang air besar (BAB) dan pipis/ kencing bisa dititipkan maka akan ada sebuah kebahagian tercipta.
"Bu, saya mau izin ke belakang." Seorang murid meminta izin di tengah-tengah pelajaran.
"Bro, gua boleh nitip gak?" Tanya temennya.
"Boleh. Nitip apa Lu."
"Pipis."
"Gua juga mau nitip." Yang lain ikut berbicara.
"Apa?"
"Buang air besar. Gua lagi mencret nih."
Karena banyak permintaan maka kelas menjadi gaduh. Sang Guru ikut turun tangan.
"Tenang! Semua harap tenang. Masih ada yang mau nitip ke belakang?"Tanya Bu Guru ke seluruh penjuru kelas.
"Tidak Buuu." Jawab murid-murid serempak.
"Ya kamu boleh ke belakang sekarang."
"Ba..baik Bu." Setelah itu dia langsung lari ke belakang. Sedari tadi sudah menahan keinginan buang air kecil dan buang air besar.
Bu Guru pun melanjutkan pelajarannya.
Bagaimana ada seorang kawan dengan inisiatif menawarkan jasa nitip ke belakang.
"Hei kawan-kawan, aku mau ke belakang. Siapa yang mau nitip?"
"Saya! Saya!" Jawab teman-temannya.
"Ya. Saya data dulu ya. Siapa yang pertama tadi ngacung?"
"Saya Mir. Saya nitip pipis."
"Pipisnya mau apa?"
"Pake aroma jengkol. Tadi pagi sarapan nasi uduk pake semur jengkol."
"Berikutnya?"
"Saya nitip buang air besar. Saya lagi susah nih. Dah dua hari enggak BAB."
"Oke. Selanjutnya?"
"Saya. Saya nitip BAB juga."
"BAB bagaimana?"
"BAB-nya lagi lancar."
"Oke. Ada lagi yang nitip? Kalau tidak ada, saya akan ke belakang sekarang."
Namun akan menjadi masalah kalau titipannya tidak sesuai pesanan.
"Mir, Lu bagaimana pesanan gua?"
"Pesanan apa? Gua dah pesenin kok."
"Kok gua masih mules ya?"
"Masak sih? Emang lu nitip apa?"
"BAB sama kencing."
"Ya. Gua kira Lu nitip kencing aja."
"Ah.. gimana Lu. Kalau gitu gua mau ke belakang dah. Udah kebelet nih."
"Eh, Bud gua boleh nitip gak?"
"Nitip apa?"
"Pipis. Gua lagi beser!"
0 comments:
Post a Comment