Waktu gua ngelamar ke perusahaan ini, harapan gua enggak muluk-muluk
amat: Gua cuma pengen diterima kerja. Kalau gua kerja gua punya
penghasilan. Gua dah malu minta duit buat jajan sama orang tua.
Udah
bamyak perusahaan yang gua lamar. Saking banyaknya gua enggak berapa
yang gua lamar. Namun tak satu pun yang membalas surat lamaran gua.
Kalau kata kids zaman now, gua di-php-in sama perusahaan ini.
Memang
gua akui menghadapi dunia kerja ini modal gua kurang cukup. Gua butuh 6
tahun untuk menyelesaikan kuliah. Lebih lama dibandingkan temen-temen
gua yang rata-rata butuh 4-5 tahun. Dan IPK yang diperoleh pun sepadan.
IPK gw kurang membuat pede untuk mengirim lamaran kerja ke
perusahaan-perusahaan besar.
Setelah menghadapi banyak penolakan
dan tak ada panggilan, membuat berfikir realistis. Posisi apa aja bakal
gua terima kalau dipanggil perusahaan. Yang penting mendapatkan
pengalaman kerja, selanjutnya difikirkan kemudian.
Singkat cerita
gua diterima di perusahaan ini. Oh ya perusahaan tempat gua bekerja
sekarang adalah sebuah keluarga. Gua hanya diminta mengerjakan psikotest
sederhana dan diwawancarai oleh pemiliknya. Dan gua dinyatakan diterima
bekerja. Gua juga heran kenapa perusahaan ini mau nerima gua. Kenapa
semudah ini?
"Kalau boleh tahu, kenapa saya diterima?" Tanya gua memberanikan diri setelah sesi wawancara selesai.
"Karena Mas Doni cocok sama perusahaan ini." Kata Pak Hadi. Dia ini biasa dipanggil Bapak.
"Oh gitu ya Pak."kata gua sambil tetap enggak ngerti.
"Kapan Mas Doni bisa kerja?" Tanya Pak Harry. Dia anak tertua Pak Hadi. Memegang operasi keseluruhan perusahaan.
"Besok Pak!"Jawab gua saking semangatnya.
"Loh besok kan sabtu?"
"Eh, iya. Hari senin Pak. He he he."
Sedari
awal gua emang berniat gua akan menerima apa pun kondisi tempat gua
bekerja. Seburuk apa pun. Karena mencari pekerjaan itu memang susah.
Kalau
ketentuan dari awal posisi yang gua lamar adalah sebagai staff
produksi. Gua mulai mengisi hari-hari bekerja di pabrik (hihihi akhirnya
gua kerja juga). Gua mulai menherjakan tugas rutin sehari-hari. Gua
membantu Bu Siti sang manager produksi merangkap manager pabrik.
Pagi-pagi, waktu gua sedang lihat-lihat di shopfloor. Gua dipanggil ke ruangannya Pak Harry.
"Mas Doni, mulai hari ini Mas Doni jadi Manager Produksi ya."
"Apa?"Jawab gua dengan kaget.
0 comments:
Post a Comment