Kunang-kunang yang hampir punah karena polusi cahaya |
Sudah belasan bahkan puluhan tahu, saya baru melihat kunang-kunang kembali. Malam ini selepas maghrib yang masih basah sisa hujan di sore hari, kami menyaksikan si kelap kelip ini. Di tanah kosong dipenuhi rerumputan samping rumah ada titik berkedip-kedip dari belasan kunang-kunang.
"Amazing. Amazing." Berkali-kali anak perempuan saya mengatakan itu. Baginya itu adalah kumpulan kunang-kunang pertama yang baru dilihatnya. Kalau selama ini hanya bisa dari buku cerita sekarang dia benar-benar melihatnya.
"It's beautiful kelap-kelip." Begitu tambahnya.
Sampai saat ini saya tidak percaya bisa melihat hewan ini lagi. Berdasarkan penuturan seorang teman bahwa yang menyebabkan kunang-kunang hilang karena adanya polusi cahaya dari lampu-lampu yang kita miliki. Karena cahaya kunang-kunang yang dihasilkan bertujuan untuk menarik lawan jenis. Mungkin kita harus lebih bijak dalam menggunakan lampu di malam hari. Selain ramah bagi kunang-kunang juga menghemat energi listrik.
Cahaya yang dikeluarkan kunang-kunang berasal dari perut bagian bawah. Cahaya ini dihasilkan oleh photocytes (lapisan kecil sel reflektif) yang mengeluarkan cahaya berwarna kuning kehijauan. Dan cahaya yang dihasilkan tidak terasa panas seperti lampu-lampu ciptaan manusia. Hal ini disebabkan energi dari photocytes dikonversi semuanya menjadi cahaya.
Dengan pembangunan yang demikian masif, menggantikan lapangan rumput dan persawahan telah mengusir kunang-kunang. Mudah-mudahan kami tetap bertemu dengan kunang-kunang, si mahluk kelap-kelip.
Photo by Aswin Thekkoot on Unsplash
0 comments:
Post a Comment