oleh : hasan abadi kamil
"Eh... kayak dulu di KOSAN ya." Katanya seolah-olah dia baru menyadari bahwa bumi itu tidak bulat benar.
Baru saja saya dan seorang teman di kampus bercakap-cakap via telepon. Khas mahasiswa; masih muda dulu. Ngalor-ngidul, menyikut segala aspek dari yang penting sampai yang abal-abal.
Setelah menjalani dunia kerja, terkadang rindu ngumpul-ngumpul dengan teman dulu. Ngobrol sampai pagi. Membicarakan tentang apa saja: yang terpenting bisa memacu nalar dan mendapatkan pencerahan. Terasa berdenyut-denyut otak ketika mencerna semua isi obrolan.
Dan hal itu menjadi barang mahal. Saat sekarang tak ada aktivitas yang tidak added value. Seolah-seolah ketulusan itu sebuah alien yang datang ke muka bumi. Sekarang orang berteman lebih bermotif. Hikmah hadits bahwa silaturahmi itu mendatangkan rejeki dan memanjangkan umur-umur benar-benar dilakukan. Orang mengontak kita, sebagian, karena berharap ada peluang untuk menjual service atau product-nya, atau dapat opportunity lainnya. Pokoknya benar-benar kegiatan yang ada "nilainya". Jangan harap semuanya karena berteman belaka. Beberapa kali karena tidak ter-follow up, tak ada lagi silaturahmi susulan.
Tulisan ini dibuat pun ketika saya menyadari ketika dulu seorang teman asrama pernah berkata : teman yang benar-benar tulus adalah teman yang kau dapati ketika sekolah/ kuliah. Dan benarnya sejak lulus kuliah saya belum mendapatkan teman baru apalagi sahabat.
Hmmmm..... bisa juga saya menjadi bagian dari ini semua.
Saya ngerti maksud tulisan ini. Tim saya bagus. Tapi sebatas teman, bukan sahabat. Balik kerja udah beda dunia. Rasanya kebanyakan dari kita, kondisinya sama.Kalaupun mendapatkan lagi teman atau sahabat, itu dari lingkungan di luar kerja. :) Dipikir amit-amit juga, cuma itulah dunia kerja. Yah, jalani aja.
ReplyDeletesusah Kang dapet tendem kayak Kang Divan sekarang :)
ReplyDelete