Hobi Kamu Mengikuti Hobi Pimpinan
Suatu hari pernah saya bercakap-cakap dengan seorang konsultan mengenai penerapan 5R (ringkasi-rapi-resik-rawat-rajin) di sebuah direktorat. Menurutnya sangat berat untuk bisa menerapkannya. Di ujung keluhannya dia menyimpulkan bahwa "kambing hitamnya" adalah dari pimpinan tertinggi dari direktorat tersebut. Sang pemimpin kurang mendukung penerapannya.
Jadi kalau mau efektif mengubah suatu kelompok, maka ubahlah pemimpinnya terlebih dahulu. Kalau pemimpinnya ke kanan, maka yang di bawahnya juga ke kanan. Bahkan untuk hal-hal remeh temeh.
Di tempat saya bekerja, ada direktorat yang direkturnya senang berolahraga, terutama lari. Dia rutin berlari sekian kilo meter setiap pekannya. Beberapa event lari marathon rutin dia ikuti. Nah hal ini diikuti oleh anak buahnya. Ada yang suka lari 10 kilo meter setiap hari, ada yang rutin melatih kebugaran di gym, ada yang naik sepeda bolak balik rumah kantor setiap hari dan lain sebagainya.
Berbeda di direktorat yang lainnya. Kebetulan direkturnya senang naik gunung. Anak-anak buahnya juga jadi senang naik gunung. Mereka secara rutin mendaki gunung di pulau Jawa setiap tahunnya.
Nah bagaimana kalau direkturnya senang ngemil? Ini juga ada kejadiannya. Karena ada seorang direktur yang suka ngemil, anak-anak buahnya jadi suka ngemil. Setiap hari mereka suka memesan makanan melalui aplikasi antar makanan di ojek online. Mereka melakukannya hampir setiap hari. Bahkan dalam catatan pernah dalam sehari ada tiga kali memesan makanan yang berbeda. Luar biasa. Singkat cerita, direktur diganti. Direktur yang ini tidak suka mengemil, praktis sejak anak buahnya jarang sekali memesan makanan ke luar di jam kerja.
Moral story dari postingan ini apa? Berusah menjadi orang baik-baik kalau kebetulan menjadi pemimpin. Karena itu menjadi standar moral tertinggi bagi yang dipimpinnya.
Photo by Jehyun Sung on Unsplash
0 comments:
Post a Comment