oleh : hasan abadi kamil
"Tank..tank apa yang bikin sehat?"
"Gak tahu."
"Jawabnya adalah teng,,,teng-teng..teng....teng-teng"
Buat yang mengalami SD tahun 80-an pasti mengenai bunyi "teng-teng" di atas. Bunyi itu biasanya mengiringi dua senam wajib untuk anak sekolah pada zaman orde baru. Senam Pagi Indonesia disingkat SPI dan senam kesegaran jasmani yang disingkat SKJ.
Senam ini biasanya dilakukan setiap hari jumat. Semua murid berbaris di lapangan yang biasa untuk upacara. Dengan di-instruktur-i oleh guru olahraga dibantu beberapa murid, mulailah dilakukan senam bersama.
Senam dilakukan sebelum jam belajar selama kurang lebih 30 menitan. Mula-mula yang dilakukan SPI yang gerakannya lebih "slow" dibandingkan SKJ. Yang dipakai musik teng-teng itu. Gerakannya mulai dari atas sampai ke bawah.
Setelah SPI, yang ditujukkan untuk pemanasan, selesai dilanjutkan dengan SKJ. Musik dan gerakannya lebih dinamis; lebih cepat. Dan keringatnya pun bercucuran. Salah satu gerakannya adalah dengan kaki diangkat lurus ke depan bersamaan dengan kedua telapak tangan ditepuk tepat di bawah kaki yang diangkat. Bergantian kaki kanan dan kaki kiri.
Setelah selesai maka dilakukan pendinganin. "Biar gak pegel-pegel" begitu pesan guru olahraga.
Pernah soundtrack dan gerakan SKJ mengalami perubahan. Saya tidak tahu kenapa diganti, cuma pada waktu itu kami diperkenalkan gerakan ini. Salah satu yang kami ingat adalah ada satu bagian lagu yang suka diplesetin : dukun pelet, dukun pelet bapak lu. yang dipelet-dipelet emak lu. Biasanya kita meneriakkan secara koor sambil berlari di tempat empat kali dan pas kalimat bapak lu kita tepok tangan dua kali. Ini dilakukan bergantian serong kanan dan serong kiri.
Selain mewajibkan dilaksanakan setiap hari jumat, SPI dan SKJ ini juga diperlombakan antar sekolah. Dulu pernah jadi anggota mewakili SDN Siluman Raya dan menang level desa.
Setelah reformasi, semua yang berbau orba dibabat habis (kecuali golkar kali). Padahal tidak semuanya jelek. Salah satunya yaitu : SPI dan SKJ. Apakah masih ada dua senam wajib ini?
"Tank..tank apa yang bikin sehat?"
"Gak tahu."
"Jawabnya adalah teng,,,teng-teng..teng....teng-teng"
Buat yang mengalami SD tahun 80-an pasti mengenai bunyi "teng-teng" di atas. Bunyi itu biasanya mengiringi dua senam wajib untuk anak sekolah pada zaman orde baru. Senam Pagi Indonesia disingkat SPI dan senam kesegaran jasmani yang disingkat SKJ.
Senam ini biasanya dilakukan setiap hari jumat. Semua murid berbaris di lapangan yang biasa untuk upacara. Dengan di-instruktur-i oleh guru olahraga dibantu beberapa murid, mulailah dilakukan senam bersama.
Senam dilakukan sebelum jam belajar selama kurang lebih 30 menitan. Mula-mula yang dilakukan SPI yang gerakannya lebih "slow" dibandingkan SKJ. Yang dipakai musik teng-teng itu. Gerakannya mulai dari atas sampai ke bawah.
Setelah SPI, yang ditujukkan untuk pemanasan, selesai dilanjutkan dengan SKJ. Musik dan gerakannya lebih dinamis; lebih cepat. Dan keringatnya pun bercucuran. Salah satu gerakannya adalah dengan kaki diangkat lurus ke depan bersamaan dengan kedua telapak tangan ditepuk tepat di bawah kaki yang diangkat. Bergantian kaki kanan dan kaki kiri.
Setelah selesai maka dilakukan pendinganin. "Biar gak pegel-pegel" begitu pesan guru olahraga.
Pernah soundtrack dan gerakan SKJ mengalami perubahan. Saya tidak tahu kenapa diganti, cuma pada waktu itu kami diperkenalkan gerakan ini. Salah satu yang kami ingat adalah ada satu bagian lagu yang suka diplesetin : dukun pelet, dukun pelet bapak lu. yang dipelet-dipelet emak lu. Biasanya kita meneriakkan secara koor sambil berlari di tempat empat kali dan pas kalimat bapak lu kita tepok tangan dua kali. Ini dilakukan bergantian serong kanan dan serong kiri.
Selain mewajibkan dilaksanakan setiap hari jumat, SPI dan SKJ ini juga diperlombakan antar sekolah. Dulu pernah jadi anggota mewakili SDN Siluman Raya dan menang level desa.
Setelah reformasi, semua yang berbau orba dibabat habis (kecuali golkar kali). Padahal tidak semuanya jelek. Salah satunya yaitu : SPI dan SKJ. Apakah masih ada dua senam wajib ini?
0 comments:
Post a Comment