Wednesday, February 19, 2020

Mandi Bareng

Saya baru tahu kalau murid laki-laki SMA T****s mandi di ruangan yang sama dengan murid laki-laki lainnya. Hal ini berdasarkan cerita dari salah satu rekan kerja saya, yang pernah menempuh pendidikan SMA-nya di sana.
"Apakah kalian tidak malu, mandi bersama-sama dalam keadaan telanjang?"Tanya saya.
"Enggaklah Pak. Kan, "kenalan" dulu." Jawabnya sambil tertawa.

Buat sebagian orang, adalah sebuah mimpi buruk ketika harus (baca terpaksa) mandi bersama-sama. Karena selama proses mandi ini, kita mau tidak mau, jadi kita bisa melihat "barang" milik orang lain.

Waktu SMP, saya dan dua teman saya pernah mengikuti kegiatan pesantren kilat di Universitas Islam swasta di kota Bekasi. Dimana para pesertanya belajar dan tidur di ruangan yang biasa untuk kuliah. Kebetulan kamar mandinya hanya sedikit dan letaknya cukup jauh dari ruangan tempat tidur. Untuk menghemat waktu, kami bertiga sepakat untuk mandi bareng di kamar mandi yang sama.

Tepat di depan kamar mandi, kami mengeluarkan "senjata" masing-masing.
"Ini anduk gua."Kata saya. Saya bawa handuk yang cukup besar. Bisa dililitkan di pinggang saya.
"Ini anduk gua". Kata Yudi teman saya. Dia mengeluarkan handuk yang lebih kecil dari saya. Model handuknya yang biasa dipakai supir untuk mengelap keringat.
"Kalau gua, ini anduknya." Kata Eman. Dia mengeluarkan handuk seukuran sapu tangan. Handuknya itu hanya cukup menutupi organ vitalnya saja.

Dan kami bertiga mandi secepat-cepatnya sambil kepala mendongak ke atas. Tak ada satu pun dari kami yang mencoba melihat barang temannya masing-masing. Setelah itu kami memilih untuk mandi sendiri-sendiri dan tidak pernah cerita bahwa kami pernah mandi bareng. Kecuali saya dalam tulisan ini.





Tuesday, February 18, 2020

Bertemu Debt Collector

Pada kesempatan kali saya bertemu driver mobil daring yang pekerjaan sehari-harinya adalah debt collector. Dia sudah sepuluh tahun lebih bekerja di sebuah perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor.

"Maaf Pak. Kok Bapak tidak seseram bayangan saya tentang debt collector ya?"Tanya saya. Dari pada saya pendam pertanyaan ini, lebih baik dikeluarkan saja. Biar tidak penasaran. Si Bapak tertawa.
"Ya enggaklah Pak. Saya kerja, kita pakai prosedur untuk menagihnya."
"Kalau yang cerita debt collector itu bagaimana?"Maksud pertanyaan saya adalah cerita debt collector yang berwajah seram dan tidak segan-segan mengancam dan mengintimidasi agar yang menunggak mau bayar.
"Oh itu kita pakai tenaga eksternal. Biasanya disebut freelance."
"Kapan kita pakai tenaga freelance?"
"Kalau tagihannya tidak dibayar lebih dari lima bulan."
"Kenapa disebut freelance?"
"Mereka baru dibayar kalau berhasil menarik kendaraan yang menunggak. Bisanya satu kendaraan bisa 10 jutaan. Tapi kalau mereka enggak berhasil membawa barangnya, tidak akan dibayar, walau pun berkali-kali menagih."
"Bapak pernah ketemu orang yang ditagih tapi lebih galakan dia dibandingkan yang menagihnya?"
"Pernah sekali kejadian. Padahal saya sudah baik-baik. Memang ketika memasuki kompleks tinggalnya,  security sudah mengingatkan saya. Katanya orang arogan. Bapak harus hati-hati. Ketika bertemu, dia cuma bilang sebentar saya ke dalam dulu. Saya kira mau apa, eh tahu-tahu dia datang bawa samurai. Dia bilang, kalau dalam tiga hitungan enggak pergi, kepala kamu bakal putus."
"Bapak langsung pergi?"
"Iyalah, saya buru-buru pergi dari rumahnya."
"Pernah mengalami menghadapi debt collector?"
"Pernah juga. Waktu itu saudara menunggak. Saya hadapi baik-baik debt collectornya. Saya bilang, bung ini namanya jeruk makan jeruk. Dia akhirnya mengerti dan terus bilang, terus bagaimana ini jalan keluarnya? Saya berikan alamat dan data-data dari mobil yng menunggak. Akhirnya dia bilang, saya akan tutup mata kamu belum membayar tunggakan. Tapi tolong ada uang transportasi karena sudah bolak-balik ke sini. Akhirnya saya kasih 500 ribu. Habis itu enggak datang lagi. Tapi biasanya setiap setahun ganti debt collector. Kok setahun enggak ada progres sama sekali. Akhirnya diganti dengan yang baru.

Dan obrolan pun terhenti ketika saya sudah sampai di tujuan.

Monday, February 3, 2020

Sebuah Doa

Hari ini aku berharap, tidak ada lagi orang miskin dan anak yatim yang ditolak oleh sekolah atau rumah sakit karena mereka miskin

Semua anak yatim
Semua anak piatu
Semua anak miskin
Semua anak putus sekolah

Dipelihara oleh negara. Diberi makan dan tempat tinggal. Dipenuhi hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan yang cukup. Mendapatkan hak-haknya untuk memiliki mimpi, bercita-cita dan mewujudkannya.

Jadi mereka kalah persaingan bukan karena tidak mendapatkan kesempatan belajar lebih karena upaya mereka masing-masing.

Hari ini aku berdoa pada-Mu, jadikanlah anak-anak kami menjadi generasi yang lebih baik. Generasi yang menggantikan kami.