Saturday, May 22, 2010

Merantau

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman

Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang


Aku melihat air menjadi rusak karena diam dan tertahan

Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang


Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa

Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran


Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam

Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang


Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang

Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan


Imam Syafii

Thursday, May 20, 2010

Trik Mengakali Suplier yang Bandel

oleh : hasan abadi kamil

Dalam sebuah perusahaan, kita tidak lepas dari dukungan suplier/ vendor dalam memasok barang-barang untuk memperlancar aktivitas. Khusus untuk bahan baku (raw material) setiap pengiriman harus dilengkapi dengan certification of analysis (CoA). Karena suplier juga manusia, terkadang mereka lupa menyertakannya dalam pengiriman.

Bagi kami dokumen CoA tersebut penting, sehingga kami menghubungi suplier untuk melengkapi dokumennya. Dan biasanya mereka selalu lupa untuk memenuhinya, sampai kita pun sama-sama lupa. Padahal pemberitahuannya sudah dilakukan melalui surat dan telefon.

Cara ini tidak ampuh, dan sering berulang-ulang. Tentu saja buang waktu dan buang dengan hasil belum tentu ada. Belum lagi korban perasaan.

Ting! Akhirnya ada sebuah ide untuk mencegah hal ini terjadi lagi : suplier yang tidak menyertakan dokumen CoA dalam pengirimannya akan ditunda pembayarannya sampai dokumennya lengkap.

Dan hasilnya cukup ampuh. Setiap ada yang lupa menyertakan CoA-nya, langsung kami mengirimi surat ke suplier : pembayaran anda ditunda sampai CoA-nya datang. Dan otomatis tis, hari itu juga mereka mengirimkan dokuemnnya :). Hemat waktu, uang dan tentu saja perasaan :).

Hmmm...terkadang uang itu merupakan tools yang efektif juga untuk kondisi dan pihak tertentu.

Tuesday, May 11, 2010

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari

The lowest standard you set, will be the highest standard you will receive. Standar terendah yang dikerjakan oleh manajemen tingkat atas, akan menjadi standar tertinggi yang akan ia terima dari karyawannya.

Gandhi Suka Permen

oleh : hasan abadi kamil

Ketika saya masih bercelana pendek berwarna biru dongker, saya sempat mengagumi Mahamatma Gandhi. Bagaimana mungkin orangnya yang kepalanya botak, jelek, pemalu, ringkih, ompong, suaranya pelan, (hidup lagi) tapi begitu didengar suaranya.


Setiap Muslim dan Hindu saling berbunuh-bunuhan, biasanya guru bangsa ini, cukup bilang : karena bangsaku saling bermusuhan, saya memutuskan untuk mogok makan. Mendengar statement beliau, langsung yang saling berkonflik berhenti. Muslim dan Hindu saling bergandengan tangan memenuhi jalan-jalan kota di India. Mereka meminta bapak mereka untuk tidak meneruskan mogok makan. Mereka berjanji akan hidup berdampingan.



Gandhi adalah pahlawan bagi India. Baik pahlawan untuk memperoleh kemerdekaan maupun pahlawan untuk menjaga kesatuan India. Kata-katanya yang terkenal adalah : Belahlah tubuhku dahulu sebelum India dibelah.
Dia berjalan menyusuri kota dan desa di India, berjalan kaki, membawa tas yang berisi peralatan makan dan kitab-kitab suci milik Hindu, Islam dan Kristen hanya untuk menyatukan bangsanya yang menyimpan bom waktu perpecahan karena perbedaan.



Dan sejarah sudah mengingatnya, India pecah menjadi dua : India dan Pakistan. Dan Gandhi pun terbunuh oleh anggota sekte militan Hindu.



Pertanyannya adalah bagaimana waktu bisa menghasilkan Seorang Gandhi yang luar biasa. Jawabannya sederhana : dia mempunyai integritas dan kekuatan hati.



Soal integritas pernah seorng ibu meminta Gandhi menasihati anaknya agar berhenti makan permen. Permen itu tidak baik untuk gigi dan gusi. Gandhi pun menyanggupi. Namun Gandhi tidak langsung menasihati anak si Ibu tersebut. Baru setelah beberapa minggu dia menasihati si anak tersebut. Memakan permen itu tidak baik untuk gigi dan gusi. Si Ibu bukannya senang malah protes: kok baru sekarang dinasihatinya. Padahal saya mintanya sudah beberapa minggu.



Mendengar protes si Ibu, Gandhi menjawab: Saya sebenarnya suka permen juga. Ketika diminta menasihati anak ibu soal permen, maka saya berusaha untuk menghentikan kebiasaan saya memakan permen. Setelah saya bisa maka barulah saya berani menasihati anak Ibu.



Dari cerita ini, wajarlah kalau Gandhi termasuk orang-orang besar.

Berorganisasilah, Itu Lebih Baik!

Oleh : hasan abadi kamil


Salah satu saran dari Barack Obama untuk menghasilkan orang sekualitas dia, yang muda yang berkarya, ikutilah organisasi selama di bangku kuliah. Pesan ini juga yang disampaikan abang tertua saya ketika memasuki dunia kuliah. Kalau kuliah jangan Cuma belajar aja, begitu katanya.

Mengikuti organisasi di sini adalah dengan mendaftarkan diri di unit kegiatan kesenian, pendidikan, himpunan mahasiswa juruan/ departemen, keagamaan atau ekstrakulikuler lainnya. Mengikuti di sini juga berarti ikut dalam segala dinamika dan mencoba mendinamisasinya. Bukan hanya sekedar tercantum dalam kartu anggota atau numpang nokrong dan jadi ”jurig himpunan.”1

Dalam berorganisasi akan didapat soft skill, hal-hal yang tidak pernah didapatkan dari tebalnya buku teks dan atau mulut dosen. Walau pun mengambil kuliah Termodinamika sekali ambil2. Walau pun nilai kalkulus hatrick A3.

Soft skill itu meliputi cara mengemukakan ide, bekerja sama dengan orang yang berbeda ide dan latar belakang, menghadapi perbedaan dan lain sebagainya. Selain itu juga melatih membagi waktu dan konsentrasi. Ini akan terasa sekali ketika kita memasuki dunia luar kampus atau dunia kerja.

Beberapa kali saya mendapatkan anak buah dari sebuah sekolah kejuruan yang cukup terkenal di sebuah kota di provinsi Jawa Barat. Anak yang terbiasa berorganisasi biasanya lebih sabar, lebih luwes, lebih berinisiatif dan bisa mencapai sasaran kerja. Sehingga dalam perkembangan karir, kalau sebagai karyawan atau perkembangan usahanya kalau jadi wiraswasta lebih cepat bersinar walau pun kemampuannya biasa-biasa saja. Bisa jadi ini fakta yang bisa diperdebatkan, tapi itulah yang sering saya temui sehari-hari.

Note:

1 Jurig himpunan secara harfiah adalah setan himpunan (Jurig = Setan. Sunda). Sebutan ini dialamtkan kepada anak-anak yang aktif di unit himpunan sampai-sampai makan minum main dan tidur di himpunan. Bukan berarti tidak punya rumah atau diusir dari rumahnya.

2 Di departemen kimia ITB, kuliah termodinamika sempat jadi momok. Jarang sekali orang yang mengambil langsung lulus. Biasanya harus mengulang, bahkan sampai hattrick.

3 Kalkulus terbagi menjadi tiga. Kalkulus 1, 2 dan 3. Waktu ngambil dapet nilai C, D dan E.

Escapeblogging

oleh : hasan abadi kamil

Semua orang punya niat yang berbeda-beda ketika menjadi blogger atau MPer. Ada yang ingin menambah teman, mencari penghasilan, sarana aktualisasi diri (menulis dan fotografi) dan sarana pelarian (escape).
Alasan terakhir itu merupakan alasan dari saya dan KY, teman saya ketika memutuskan mempunyai blog.
"Kita ini sudah penuh dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari. Untuk itu kita perlu selingan." Begitu kata teman saya. Blog sebagai selingan adalah sebagai pelarian sejenah dari rutinitas. Apalagi buat sebagian kita yang memiliki keterbatasan mobilitas, sehingga week end di rumah sambil ngeblog bisa dijadikan sarana rekreasi.
Teman saya ini agak unik blognya. Tidak seperti kebanyakan blog yang lain. Seluruh isi blognya berisi sketsa-sketsa dia sebagai tanggapan segala fenomena yang terjadi sehari-hari. Dari yang ecek-ecek 1 sampai dengan yang berat.
"Kalau ada ide, aku langsung ambil kertas lalu aku buat sketsa. Kalau sudah selesai langsung di-scan2." Tak ada campur tangan dari software pengolah pixel kecuali hanya menambahkan balon-balon teks.
Buat kami ketika segala isi kepala sudah dituangkan ke dalam blog itu sudah merupakan kebahagian tersendiri. Apalagi ada yang berkunjung dan memberi komen.

Sekali lagi terima kasih buat yang sudah berkunjung ke blog saya!

hasan abadi kamil
a pseudo chemist transform a part time blogger

KONSULTAN

oleh : hasan abadi kamil

Memanggil konsultan setiap ada masalah di pabrik adalah salah satu gaya perusahaan barat (baca Amerika). Berbeda dengan perusahaan Jepang dan Jerman.

"Bagaimana mungkin orang yang baru mengeliling pabrik beberapa jam, bisa mengetahui dan memecahkan persoalan." Begitulah dalilnya. Orang-orang yang ada di dalamnya yang lebih mengetahui pemecahan permasalahnnya dibandingkan orang luar. Makanya di perusahaan Jepang, digalakkan TQM berupa kegiatan QCC (Quality Control Circle - Gugus Kendali Mutu)  dan SS (Suggestion System - Sumbang Saran). Seluruh karyawan dilibatkan dalam usaha-usaha perbaikan.

Dan kalau pun memanggil konsultan lebih dikarenakan ingin mengetahui suatu hal yang memang belum pernah dikerjakan di perusahaan.

Sebutlah DW, seorang konsultan di bidang engineering, pernah bercerita kepada saya, kalau dia harus mentraining tentang motor bakar ke para peserta. Padahal baru lulus kuliah teknik mesin di Bandung.
"Yang kacau mah pas, training ada Bapak-bapak nanya. Saya gak tahu jawabannya."
"Terus kamu jawabnya apa?" Tanya saya.
"Caranya saya tanya balik (maksudnya mengarahkan) lagi ke dia.Akhirnya dia menemukan sendiri jawabannya."
Saya dan dia tertawa.

Atau sebutlah Amang, seorang manager marketing di sebuah perusahaan keluarga miliknya. Dia pernah memanggil konsultan untuk membantu permasalah di departemen marketing. Maklumlah dia ingin meningkatkan kinerja marketing.

Yang dikirim oleh lembaga tersebut adalah para fresh graduate, baru pada lulus kuliah. Ngasih beberpa advice yang text book, theory based.
"Wah kalo begini mah, gw juga tahu." Katanya.
Akhirnya dia menghentikan konsultasinya.

Sebagai penutup, saya tidak anti konsultan, tetap dalam beberapa hal kami memanggil konsultan. Misalnya mau menerapkan ISO, kami perlu memanggil konsultan, karena diantara kami tidak ada yang mempunyai pengalaman mengimpelentasikannya. Namun yang kami cari adalah konsultan yang sekaligus praktisi. Jadi antara teori dan praktek lapangannya sama banyaknya.

BOBOTBIBITBEBET

oleh : hasan abadi kamil

Dalam mencari jodoh, orang tua dulu memakai formula : BOBOT-BIBIT-BEBET. Formula ini dijadikan sebagai tolak ukur kelayakan calon pasangan.

"Bibit berarti pihak orang tua ingin memastikan bahwa sang calon menantu berasal dari sebuah keluarga baik-baik. Pengertian baik disini lebih kepada keluarga yang telah mampu memberikan pendidikan (yang diharapkan) terbaik bagi anak-anaknya. Pendidikan disini diharapkan tidak hanya bertumpu pada sisi akademis saja, tetapi juga dalam hal moralitas, begitu juga suri tauladan (yang diusahakan) terbaik dari pihak orang tua kepada anak-anaknya. Para orang tua jawa mempercayai bahwa anak yang baik adalah sebuah produk dari keluarga yang baik, dan bukan sebaliknya! Bebet adalah kondisi ekonomi bagi calon menantu, yang diharapkan juga bisa menanggung kehidupan rumah tangga mereka nantinya. Kondisi keuangan yang baik mutlak diperlukan bagi setiap calon mempelai yang akan segera membangun rumah tangga yang baru. Bobot, adalah konsepsi tentang kualitas yang dipertontonkan oleh sang calon menantu. Hal ini lebih berkaitan dengan kualitas dirinya sendiri sebagai manusia. Seberapa dalamkah ia sebagai manusia sudah mau belajar dan menjadi terpelajar karenanya." (dikutip dari www.keluargabahagia.com)

Dalam perkembangan ke sini, formula ini mungkin sudah jarang dipakai. Yang penting asal cinta (makanya ada istilah love is blind) mari kita melangkah, walau orang mau ngomong apa.

Dalam agama Islam pun punya formula tersendiri :
"Wanita dinikahi karena empat faktor, yaitu karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, pilihlah yang beragama, agar berkah kedua tanganmu" [HR. Muslim]

Ketika blog ini sedang saya tulisi, saya mempunyai "ramuan tersendiri", selain faktor agama menjadi pilihan utama, ada lagi yang perlu dipertimbangkan yaitu faktor intelektualitas. Karena ini sulit diukur, paling gampang (walau pun tidak benar seluruhnya) adalah memperhatikan tingkat pendidikan. Kalau kitanya sarjana, coba cari sarjana, misalnya. Kalau lulusan ini, baiknya cari lulusan ini juga (maaf tidak bisa disebutkan eksplisit, karena ini SARU- Suku Agama Ras dan Universitas).

Alasan saya adalah, salah satu tujuan menikah adalah menghasilakn masyarakat yang baik. Inginnya setiap bertambah generasi, maka generasi itu semakin baik. Maka, saya berharap, anak-anak saya harus lebih baik dari orang tuanya, dalam semua aspek.

Anak-anak yang baik, dihasilkan dari rumah yang baik. Rumah yang baik bisa terwujud jika hubungan dan komunikasi suami dan istri baik-baik. Saya tersadar, ketika beberapa kali nonton Nany 911, ternyata kenakalan anak-anak, salah satu penyumbangnya adalah buruknya hubungan dan komunikasi kedua orang tuanya.

Komunikasi bisa terbangun, ketika gap level intelektualitas keduanya tidak terlalu jauh atau bisa ditolerir.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada fakta sebagai begini :
Pada mulanya, si laki-laki memilih calon istri hanya lahiriah saja. Seiring usia pernikahannya, mereka pun dikaruniai beberapa anak. Karena gap yang terlalu jauh, seperti tidak mendapatkan "kepuasan intelektual" di rumah, si suami lebih suka kumpul dengan teman-teman di kantornya. Akhir cerita bisa ditebak, komunikasi diantara mereka berdua memburuk dan anak-anaknya bermasalah.

Atau dulu kakak perempuan saya pernah cerita, bagaimana betenya seorang suami, kebetulan kakak saya guru privat anaknya, yang hanya diajak diskusi soal infotainment dan sinetron oleh istrinya.

Namun ini hanya opini pribadi saya, terakhir kita kembalikan ke diri masing-masing, mana yang akan kita jalani.

Sesungguhnya yang benar itu datangnya dari Alloh SWT.
yang salah datangnya dari nafsu pribadi saya.

Pemimpin adalah Pelayan

oleh : hasan abadi kamil


Seorang mantan pejabat atau mantan jenderal di Amerika, biasanya akan mengatakan " I serve at X  Departement for bla bla years."
Mereka akan bilang saya melayani di departemen anu selama sekian tahun.

Jadi untuk mereka tidak pernah bilang saya memimpin departemen anu sekian tahun.
Biasanya yang ngomong seperti itu adalah para pejabat-pejabat dari negeri elok zamrud khatulistiwa.

karena kata yang diambil berbeda untuk bertugas di jabatannya, maka kelakuannya pun berbeda. Jadi sekarang jangan heran sama pemerintah kalau pelayanannya kurang baik, karena kata yang diambil pemerintah, tukang yang memerintah, yang nyuruh-nyuruh.
Jangankan melayani dengan baik, orang kalau lewat saja sudah bikin macet.

Padahal pejabat itu merupakan abdi masyarakat, pelayannya masyarakat karena mereka digaji oleh pajak yang dibayar oleh rakyat. Sudah dibayar sama rakyat, eh malah bikin susah rakyat. Ini mah sudah jatuh nelen tangga!.

Ada seorang menteri yang ditugasi mengurusi masalah perindustrian di Indonesia. Bagaimana mau memajukkan industri di Indonesia, orang anakknya pelatihan di luar negeri, minta dibayarin. Ketika dia mau maen-maen ke suatu daerah minta disiapkan segala akomodasi dan segala tetek bengeknya.
Alhamdulillah, untuk kabinet yang sekarang tidak kepilih lagi.

KAFIR yang tidak Kafir

oleh : hasan abadi kamil

Suatu saat, ketika saya memasuki ruang departemen quality control:
"Mana firly?" Tanya saya kepada seorang operator.. Firly adalah seorang incoming inspector.

"Kafir! Kafir!" Teriaknya.

Saya kaget. Sejak kapan Firly jadi kafir.
"Siapa yang kafir?" tanya saya.

"Enggak ada. Bapak cari Kak firly kan?" Jawab temannya lebih heran dari saya.
"Iya."
Kafir! Kafir! Ady mana sih Kak Firly?"
Dia pun segera pergi mencari Firly yang belum nongol.

Oh..maksudnya kak fir..kak fir.

Namun bagaimana pun nama itu doa dan juga jangan memanggil dengan panggilan yang jelek.

RI 250 JUTA

oleh : hasan abadi kamil

Konon kabarnya penduduk Indonesia sudah menembus angka dua ratus lima puluh juta jiwa. Kalau SBY disebut RI 1, Boediono R2 dan Tauke RI 5, maka dengan ini saya memproklamirkan diri sebagai RI 250 000 000. Kalau Anda RI berapa?

Kalau RI 1 naik mobil yang harganya milyaran rupiah dan jumlahnya (mungkin) hanya satu (?) maka saya naik mobil setiap hari ganti mobil dan ganti supir. Tidak lupa ganti KENEK karena saya naik bis kota setiap hari. HIDUP BIS KOTA!!!

Buruk Performance Perusahaan yang Dibelah

oleh : hasan abadi kamil

Sebagai seorang karyawan, buruh atau kuli, membicarakan kelakuan atasan dan kondisi perusahaan adalah hal yang biasa di sela-sela dead line dan kerjaan.

Namun saya langsung diam kalau ada yang menjelek-jelekkan perusahaan:
"Lihat tuh perusahaan A dah dapet ISO, di sini mah belum."
"Pabrik depan kita mah bersih, teratur enggak kayak di sini berantakan".
Dan seterusnya. Dan seterusnya.

Tidak sepantasnya seorang karyawan menjelek-jelekkan tempatnya bekerja kecuali dalam rangka membangun. Kalau menjelek-jelekkan tempatnya bekerja sama saja dengan menjelek-jelekkan diri sendiri. Bagus dan jeleknya tempat kita bekerja adalah tergantung dari orang-orang yang berada di dalamnya. Kalau karyawannya cuma bisa bikin tempe hasilnya jadi pabrik tempe. Tapi kalau karyawannya bisa bikin pesawat ya hasilnya jadi pabrik pesawat.
Bisa jadi kejelekan-kejelekan yang ada merupakan buah karya kita atau ada peranan kita di sana.

Selain itu perusahaan akan sekuat dari orang yang paling lemah di dalam perusahaan. Kalau produksinya bisa menghasilkan 200 juta pieces per bulan, tapi marketing hanya mampu menjual 100 juta per bulan ya hanya 100 juta pieces pencapaian perusahaan.

Dari pada menjelek-jelekkan perusahaan lebih baik kita memikirkan apa yang bisa memajukan perusahaan. Dan tidaklah pantas kalau kita masih mencari makan di sini, tetap menjelek-jelekkan. Kalau memang mau fair dan gentle, mungkin di luar sana masih banyak tempat yang lebih baik.

Kita Semua Adalah Manajer

oleh : hasan abadi kamil

Ketika seorang mencapai posisi sebagai Manajer maka akan terlontar dari sekitarnya : "Wah  sekarang enak dah jadi manajer ya?" Lontaran ini bisa benar bisa juga tidak lantas sebenarnya apakah itu manajer?

Dalam sebuah kursus manajemen internal manager  adalah orangnya dan manage adalah kegiatannya. Untuk kata kerja manage diberi deskripsi : a thief manage to escape from jail. Jadi manage adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencapai target/ tujuan. Dengan perumpaan seorang napi yang mau meloloskan diri dia melakukan segalanya agar bisa meloloskan diri dari penjara.

Plan
Kalau dia mau kabur maka dia harus menentukan rute kaburnya. Merencanakan langkah-langkah untuk kaburnya. Tentunya dengan memperhitungkan kapan pergantian penjaga, kapan penjaga lengah, rute mana yang terdekat.

Do
Setelah rencana sudah tersusun tinggal dilaksanakan.

Check
Kalau sudah dilaksanakan tinggal dua kemungkinan : bisa berhasil lolos dan bisa juga ketahuan. Kalau gagal maka diperiksa lagi rencananya. Buat lagi rencana yang lebih jitu agar bisa lolos.

Action

Setelah direncanakan lagi maka dicoba lagi sampai tujuannya tercapai. Kalau berhasil kasih tahu ke teman-teman yang masih di penjara bagaimana caranya lolos yang efektif dan efisien.

Kalau dilihat dari gambaran di atas maka setiap orang dalam level perusahaan : dari level direktur sampai operator adalah manager. Jadi manager adalah orang yang berusaha untuk mencapai tujuan/ sasaran dalam pekerjaan.

Sebenarnya ketika seorang naik jabatan menjadi manager bisa jadi secara gaji dan fasilitas naik yang diiringi dengan naiknya tanggung jawab. Dalam frame saya salah besar ketika kita jadi manager semakin sedikit kita bekerja, datang boleh seenaknya dan lain-lain. Justru ketika sebaliknya.

Dan dalam buku Good to Great, sebuah buku yang berisi tentang rahasia perusahaan-perusahaan yang tidak hanya baik tetapi juga luar biasa, dalam contoh sebuah perusahaan Good to Great embel-embel antara manager dan bukan tidak dibedakan. Seragamnya sama, tempat parkirnya sama dan kantinnya sama. Seorang staff mengeluhkan soal itu. Kemudian ada sebuah jawaban yang bagus : Anda menjadi manager atau bukan, bukan ditentukan dari bedanya seragam anda melainkan kemampuan Anda!

Tidak Semua Alkohol Itu Haram



oleh : hasan abadi kamil

Gara-gara tercantum kata "benzyl alcohol" pada ingredients sebuah produk kosmetik, seorang pembeli mengurungkan niat belinya.
"Katanya halal? Kok ini mengandung alkohol?" Tanyanya dalam hati.


Dalam kasus ini si pembeli tidak salah, karena sikap kehati-hatiannya dia melakukan hal ini.

Kembali ke masalah benzil alkohol itu bukan alkohol yang diharamkan walau pun mengandung kata "alkohol". Benzil alkohol ini diproduksi secara alami dari tumbuhan, biasanya pada teh dan buah-buahan. Bisa ditemukan dalam essence oil dari melati, hyacinth dan ylang-ylang.

Dan proses rekasinya berasal dari hirolisi dari benzil klorida oleh natrium hidroksia.
C6H5CH2Cl + NaOH → C6H5CH2OH + NaCl

Dikasih embel-embel alkohol karena senyawa ini mempunya gugus -OH yang disebut dengan kelompok alkohol.

Dan biar memudahkan lagi yang kita kenal alkohol yang diharamkan adalah etanol (C2H5OH). Untuk lebih jelasnya lagi kita bisa melihat panduan halal dari LPPOM MUI.

Karena keterbatasan pengetahuan kita soal bahan-bahan pada makanan, obat-obatan dan kosmetika, kita bisa mengambil cara gampang dengan melihat pada kemasan produk tersebut. kalau ada logo HALAL MUI Insya Alloh dijamin halal. Karena sebelum memberikan nomor halal LPPOM MUI memeriksa dari produk tersebut.