Saturday, December 18, 2010

TEMAN

oleh : hasan abadi kamil

"Eh... kayak dulu di KOSAN ya." Katanya seolah-olah dia baru menyadari bahwa bumi itu tidak bulat benar.

Baru saja saya dan seorang teman di kampus bercakap-cakap via telepon. Khas mahasiswa; masih muda dulu. Ngalor-ngidul, menyikut segala aspek dari yang penting sampai yang abal-abal.

Setelah menjalani dunia kerja, terkadang rindu ngumpul-ngumpul dengan teman dulu. Ngobrol sampai pagi. Membicarakan tentang apa saja: yang terpenting bisa memacu nalar dan mendapatkan pencerahan. Terasa berdenyut-denyut otak ketika mencerna semua isi obrolan.

Dan hal itu menjadi barang mahal. Saat sekarang tak ada aktivitas yang tidak added value. Seolah-seolah ketulusan itu sebuah alien yang datang ke muka bumi. Sekarang orang berteman lebih bermotif. Hikmah hadits bahwa silaturahmi itu mendatangkan rejeki dan memanjangkan umur-umur benar-benar dilakukan. Orang mengontak kita, sebagian, karena berharap ada peluang untuk menjual service atau product-nya, atau dapat opportunity lainnya. Pokoknya benar-benar kegiatan yang ada "nilainya". Jangan harap semuanya karena berteman belaka. Beberapa kali karena tidak ter-follow up, tak ada lagi silaturahmi susulan.

Tulisan ini dibuat pun ketika saya menyadari ketika dulu seorang teman asrama pernah berkata : teman yang benar-benar tulus adalah teman yang kau dapati ketika sekolah/ kuliah. Dan benarnya sejak lulus kuliah saya belum mendapatkan teman baru apalagi sahabat.

Hmmmm..... bisa juga saya menjadi bagian dari ini semua.

Saturday, December 11, 2010

Sampingan; Sabetan

oleh : hasan abadi kamil
Seorang kawan lama menyodorkan saya sebuah bentuk usaha plus hitungan-hitungannya (yang sejujurnya saya tidak mengerti). Dia mengajak saya untuk bergabung.
Walau pun saya belum menjawan "YA" atau "TIDAK" sedikitnya telah membuat saya ngeh. Saya ini bukan PNS atau anak orang kaya nomor 1 di dunia. Seenak-enaknya kerjaan sekarang; sebaik-baiknya boss sekarang, suka tidak suka tak akan ada artinya kalau tempat bekerja saya ditutup dengan berbagai alasan. Tidak ada keamanan di sini. Seperti krisis keuangan yang menyerang Amerika dan Eropa telah menciptakan trend baru : pengangguran baru.
Untuk itu saya sudah harus berfikir untuk mencari sabetan atau sampingan, sebagai sekoci pengaman, syukur-syukur jadi kapal induk. Tentunya dengan tidak mengurangi kewajiban sebagai karyawan sekarang. Start to think.

Saturday, December 4, 2010

Petualang Sebenarnya

oleh : hasan abadi kamil

Seorang teman kerja yang masih lajang dengan antusias menceritakan petualangannya di salah satu pulau di Kepulauan Seribu.

"Coba aja lihat ke FB saya. Di sana di upload foto-fotonya." Promosinya dengan wajah berbinar dan bangga. Boleh dibilang teman saya ini senang berpetualang. Beberapa kali kota-kota di Pulau Jawa menjadi sasaran kegiatan back packer-nya.

Bagi saya model teman seperti saya ini tidak keren. Hidup menembus hutan, menyusuri gunung, terkatung-katung di kota orang dan lain-lain. Begitu juga dengan acara-acara petualangan di tivi atau extraordinary semacam Andai Aku Menjadi. Apalagi kalau jauh dari peradaban dan kenyamana teknologi semisal internet dan facebook.

Sebagian besar para petualang itu hanyalah ingin escape dari rutinitas sehari-hari dengan cara mampir ke tempat dan kehidupan yang tidak mereka datangi dan jamah. Dengan kata lain tak ada bedanya dengan piknik di kebun binatang. Sebagai bukti cukup sebuah pertanyaan sederhana apakah Anda ingin itu sebagai rutinitas sehari-hari?

Bagi saya petualang sejati adalah orang-orang yang menjalani hidup sehari-hari dengan bersabar dan berusaha tetap menjadi manusia seutuhnya dalam rutinitas (gile basa gue lebay banget).

 

Lead By Example

oleh : hasan abadi kamil

Di sebuah jumat siang, begitu selesai menyalami saya dan mertua saya di halaman mesjid Mekar Indah Cikarang Baru, dia buru-buru menuntun sepedanya menuju rumahnya.

"Saya makan siang dulu, abis itu harus masuk kantor lagi sebelum jam satu. Saya lead by example. Saya ingin anak buahnya saya tidak telat masuk, ya saya juga jangan telat."

Saya salut atas sikap bapak itu. Saya tahu arti lead by example; ibda bi nafsik; ing ngarso sing tulodo atau guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

Jangan pernah berharap sebuah perubahan yang diharapkan kalau dari sang pemimpin tidak memulainya dari dirinya sendiri.

"Kalau gua sih biasa masuk jam setengah delapanan" begitu kata teman ketika tahu kebiasaan saya masuk kerja sebelum jam tujuh pagi. Padahal jam masuk di tempat kerja saya dan pabrik dia sama - sama tujuh pagi waktu indonesia barat (WIB). Terakhir saya dengar dia "terpaksa" masuk sebelum jam tujuh pagi, karena anak buahnya ikut-ikutan telat seperti bossnya.
Dalam sebuah perubahan perlu sebuah sample atau contoh sehingga orang-orang sekitarnya bisa mengikuti perubahan itu. Ketika turun perintah sholat Nabi Muhammad SAW bersabda sholatlah seperti aku sholat. Dia mencontohkan bagaimana wujud sholat itu didirikan.

Pernah suatu saat Nabi memerintahkan mencukur rambut, memotong hewan kurban dan bertakbir. Namun tak ada seorang sahabat dan pengikutnya melakukan apa yang diperintahkan. Dengan sedikit kecewa dia kembali ke dalam tenda dan curhat ke istrinya.

Istrinya hanya menyarankan agar Kanjeng Nabi melakukan terlebih dahulu. Nabi pun mengikuti saran istrinya. Dia keluar tenda dan mencukur rambut, motong hewan kurban serta bertakbir. Setelah itu para sahabat dan pengikutnya melakukan apa yang dilakukan nabi.

Benar ungkapan seeing is believing; kalau kagak tahu juntrungannya kagak bakalan ngerti dan mau melakukan. Sama seperti halnya yang dialami oleh seorang teman yang ingin tempat kerjanya menerapkan visual control tapi belum terlaksana juga karena dia belum bisa ngasih contoh bagaimana hal itu diterapkan di lingkungan kerja.

Makanya saya sempat termenung ketika membaca status seorang teman SMA yang berbunyi banyak orang ingin mengubah dunia, namun lupa untuk mengubah dirinya.

Sunday, October 24, 2010

Jalan Lain

oleh : hasan abadi kamil

Dalam "membenihkan" sebuah konsep program di tempat kerja seperti TQM dan ISO, sering sekali saya nyari-nyari informasi. Mulai dari aki google, nyari di blog, email-emailan dan telepon dengan teman yang sudah punya pengalaman.

Terus terang saya kagum dengan teman-teman yang "royal" dalam memberikan informasi. Bahkan tak jarang memberikan bahan dan contoh dokumennya. Namaya manusia pasti akan terbersit untuk menjadikan ini komersil.

"Wah kayaknya ini dah too much informasinya." Kalau kalimat ini keluar kita harusnya ngerti bahwa, next-nya ada fee-nya, atau ada sesuatu timbal baliknya.

Temen-temen yang tidak pelit informasi itu pun punya alasan sendiri.

"Gak takut ngasih informasi bebas gini?"

"Selama ini bukan rahasia perusahaan, saya mah kasih aja."

"Enggak rugi nih?"

"Hehehe... Insya Alloh enggak. Mungkin lewat jalan lain saya dapet balesannya."

MANTAP!

 

 

 

Tuesday, October 19, 2010

Melipat Halaman Buku Itu Tidak Keren!

oleh : hasan abadi kamil



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jangan pernah sekali-kali melipat halaman buku untuk menandai bagian mana yang sedang dibaca. Ingat itu sungguh tidak keren. Kalau pun harus bisa kita selipkan sehelai kartu atau kertas. Kalau mau lebih keren pake post it. seperti pada gambar.

Friday, September 24, 2010

MITOS TAPE KETAN

oleh : hasan abadi kamil

Dalam ekonomi ada istilah barang komplementer, seperti sepatu dan kaos kakinya, maka di makanan ada yang model-model begitu : tape ketan dan uli. Tape ketan untuk manis dan uli untuk asinnya. Tape ketan, di daerah tertentu, disajikan dengan dibungkus dengan daun jambu air.

Tape dan uli sama-sama berbahan baku beras ketan. Khusus untuk uli (ulen-sunda) dari beras ketan berwarna putih. Kalau tape ketan bisa ketan putih maupun hitam.

Menariknya ada satu mitos dalam proses pembuatan ketan. Penuh pantangan. Tidak boleh fikirannya gak boleh aneh-aneh. Pokoknya tidak boleh ini-itu.

"Saya heran Pak. Ibu saya dua kali bikin tape ketan gak jadi-jadi. Berasnya dah bagus. raginya juga dah bagus. Tapi kanyaknya dia fikirannya lagi kurang." Aku seorang supir yang asli betawi.

"Yah. tapenya gak jadi, abis ngomongin orang mulu ya." tudah sekeluarga ke sang Emak ketika tape ketannya gak jadi.

Alhasil boleh percaya boleh enggak tapi itulah kejadian. Makanya untuk penganan jenis ini jarang sekali ada orang yang buat.

Friday, July 23, 2010

Aku Merasa Keren Hari Ini!

oleh : hasan abadi kamil

Aku merasa keren hari ini hehe. Jarang-jarang loh aku merasa keren. Bisa-bisa dalam setahun bisa dihitung dengan jari aku merasa keren. Merasa keren di sini bukanlah narsis, dan tidak merasa keren di sini bukannya minder atau loser.

Oke aku ceritakan kenapa aku merasa keren. Jangan pindah ke saluran yang lain yaa

Seperti biasa aku berangkat ke tempat kerja harus menempuhnya dengan tiga kali naik kendaraan umum : bus - angkot - ojek! Angka tiga ini bisa berubah menjadi beberapa alternatif : bus - angkot - angkot - ojek; bus - angkot - jalan kaki - ojek atau angkot - bus - angkot - ojek. Ini tiga pola umum, dan tentu saja ada derivat-derivatnya.

Sampai di tempat kerja sebelum pukul 06.55 adalah target setiap hari. Artinya bangun tidak telat dan persiapan yang matang menjadi keharusan. Untuk amannya aku berangkat pukul 05.30 keluar dari rumah. Kalau suasan terkendali, paling banter sampai tempat kerja 06.30. Namun terkadang stabilitas belum tercipta maka terjadi koreksi terhadap waktu satu perjalanan ini dan dengan ini makanya bisa dimengerti kenapa ada tiga alternatif turunan dari pola umum rute keberangkatan. Instabilitas itu misalnya angkot yang kunaiki tidak sampai ke pemberhentian ojek, sehingga harus menyambung lagi. Atau bisa jadi karena macet yang sangat, sehingga harus ditempuh dengan jalan kaki ke pangkalan ojek.

Pagi ini aku bangun kesiangan. Tidur tadi malam terlalu lelap menurutku. Setelah siap aku keluar rumah jam 05.40. Ketika di perempatan ciledug, bus rute kalideres - balaraja melintas. Aku pun mengejarnya. Namun karena laju bus lebih besar dibandingkan laju lariku maka ia pun menjauh. Kurang olahraga menjadi sasaranku sambil terengah-engah.

Menunggu bus berikutnya sama saja bunuh diri. Aku bisa terlambat. Berdasarkan perhitungan bus akan berhenti di kebun nanas, yang secara de facto menjadi terminal bayangan, untuk mencari penumpang. Aku pun menyetop angkot yang meleawati kebun nanas. Sang supir mengebut laju angkotnya dikarenakan sang angkot sudah penuh.

Dalam hitungan belasan menit angkot sampai kebun nanas, belum benar-benar berhenti angkotnya aku segera turun dan ongkos dan terus berlari mengejar bus tadi. Benar bus tersebut baru saja mau berangkat.

Tidak mau mengalami ketertinggalan kedua kalinya aku berlari mengerjarnya. Kali laju kaki lebih besar dari laju merayapnya bus. Ketika mau naik, di dalam sudah bertumpuk-tumpuk orang. Aku paksakan masuk walau pun harus bergelayutan (kayak siapa? kayak nenek moyangnya Darwin kali). Dengan susah payah pintu di tutup dan sejenak aku tersudur di belakang jok. Bus melaju dengan kencangnya.

"Manis! manis! begitu sang kondektur memainkannya. Inilah milestoneku berikutnya. Aku pun turun. Karena sesaknya penumpang, untuk turun pun terasa susah dan dengan sedikit perjuangan goyang kanan kiri dan akhirnya terbebaskan. Masih melaju mobilnya dengan kecepatan rendah aku turun dari bus. Dan di saat inilah aku merasa keren. Sungguh! Aku merasa keren karena Alloh, Tuhanku memang Maha Keren!

Apakah menurut kamu, kawan, tidak merasa keren membaca tulisanku? Tak apa, aku merasa bersyukur bisa merasa keren dengan hal-hal kecil dan gratisan.

Sungguh aku masih tidak percaya, kalau hari ini aku merasa keren... :)

Monday, July 19, 2010

Trans Maung Siliwangi

oleh : hasan abadi kamil

Bagi komuter yang bekerja di daerah Jababeka Cikarang Kabupaten Bekasi, dan mengandalkan jasa angkutan tukang ojek pasti sering melihat tulisan "Trans Maung Siliwangi" di seragam tukang ojeknya.

Iseng-iseng saya pun menanyakan soal trans maung siliwangi ini kepada para tukang ojek. Setelah menanyai beberapa tukang ojek ada beberapa informasi yang bisa disimpulkan sebagai berikut :

1. 100% tukang ojek yang mangkal adalah asli penduduk situ. Mereka adalah eks penduduk yang pernah menetap di kawasan industri jababeka. Dari obrolan saya jadi tahu kalau pabrik mattel yang memproduksi boneka barby dulu namanya pulo kapuk. Terus ada blok asem, blok satu dan rawa lintah. Itu adalah nama-nama "asli" sebelum menjadi cluster-cluster di cikarang baru.

2. Trans Maung Siliwangi adalah semacam paguyuban tukang ojek yang dibentuk oleh seseorang yang asli orang situ. Para anggotanya mempunyai tanda pengenal dan ada iurannya. Cuma kalau analisa saya, trans maung siliwangi ini dibentuk agar para penduduk asli tidak terpinggirkan oleh kedatangan para pendatang dengan berdirinya bangunan-bangunan pabrik ibarat gula yang siap diserbu semut dari segala penjuru. Walau pun terkesan KKN (100% anggotanya penduduk asli) saya fikir ada bagusnya untuk mencegah gesekan sosial yang disebabkan adanya kesenjangan antara pendatang dan penduduk asli.

Pembangunan pasti meninggalkan residu : orang-orang yang tidak bisa bersaing. Namun terkadang ketidakbersaingan ini dikarenakan akses informasi dan kesempatan yang tidak dimiliki semua orang.

Tuesday, July 13, 2010

Abu Nawas

oleh : hasan abadi kamil

Dalam sebuah kisah, Abu Nawas pernah diundang dalam sebuah jamuan oleh tetangganya. Dengan berpakaian sederhana dia penuhi undangan tersebut. Dan ternyata tak ada satu pun orang yang "say hello" dan mengajaknya ngobrol. Abu Nawas berfikir dan bertanya-tanya dalam hati.

Tidak membutuhkan waktu lama dia kembali ke rumahnya. Sekarang dia pinjam baju yang mewah dan mahal. Setelah itu dia kembali ke undangan tersebut. Alhasil, sekarang dia tidak butuh waktu lama untuk ditegur dan diajak bicara. Dia pun dipersilahkan menempati meja yang sudah tersaji makanan yang enak dan lezat-lezat.

Abu Nawas terdiam. Dia tidak langsung menyantap makanan di depannya. Malah dia berdiri dan menanggalkan pakaiannya yang "wah" tersebut. Dia pun berkata : "Hai bajuku, silahkan kamu makan karena sebenarnya kamu yang diperhatikan orang-orang bukan aku!"

Kita pun pernah menjadi Abu Nawas atau tetangga dan tamunya Abu Nawas. Sambutan yang kita terima dalam sebuah acara sangat tergantung dari apa-apa yang tertera di kartu nama kita : perusahaan dan jabatan.

Dalam acara talk show Oprah seorang eksekutif Microsoft pernah memilih hidup yang tidak populer. Dia tinggalkan semuanya "hanya" untuk bekerja membagi-bagikan buku di negara miskin. Dia bilang dulu baginya mudah sekali mendapatkan teman bicara dalam sebuah pesta atau  jamuan. Sekarang setiap dia bilang : Hai, saya sekarang membagi-bagikan buku. Kontan, seperti lalat kena geprak semuanya membubarkan diri dari kerumunan.

Apakah terinspirasi atau tidak dari kisah ini, dulu ketika kuliah teman-teman saya suka mengadakan program perbaikan gizi setiap weekend. Dengan bermodalkan baju batik dan nekat, mereka mendatangi gedung-gedung yang ada resepsi pernikahan.  Tidak peduli tidak diundang yang penting bisa makan yang bergizi. Dan yang empunya acara dan tamu undangan lain tidak tahu, karena sudah berseragam batik.

Memutar Ke Belakang

oleh : hasan abadi kamil

Seorang trainer dari Lembaga Manajemen Terapan cukup ternama pernah menceritakan semacam "dirty little secret"-nya kepada para peserta sebuah kegiatan training for trainer (TFT).

Ceritanya pernah dia diundang mengisi pelatihan tentang keluarga di sebuah lembaga. Karena mempunyai kemampuan dan pengalaman yang sesuai dia pun menyanggupinya. Dan ternyata ketika hari - H, dia melihat para peserta adalah tokoh-tokoh nasional yang sejarah mengelola keluarganya tidak bermasalah dan ceritanya sukses-sukses. Sang trainer pun bermandikan keringat, seharusnya orang-orang inilah yang layak memberikan pelatihan bukan dia, begitu fikirnya. Kepercayaan diri yang sudah dipupuk kemarin-kemarin lenyap begitu saja.

Sebelum acara inti, pelatihan tersebut didahului dengan sambutan-sambutan. Dan selama itu menjadi waktu yang mendebarkan buat sang trainer. Dia terus memutar akal agar dia batal mengisi pelatihan. Akhirnya setelah beberapa menit dia pura-pura sakit perut. Dia meminta izin kepada panitia untuk pulang dan tidak bisa mengisi pelatihan. Dan sebelum ada balasan dari panita dia pun langsung balik kanan.

Rasanya tak percaya orang ini pernah melakukan ini. Dan saya berterima kasih orang ini telah jujur untuk menceritakannya.

Terkadang, setiap orang pernah mengalami semacam ini : pura-pura sakit agar tidak ketemu boss yang killer karena progress kerjaannya belum ada, mengaku sedang di luar kota ketika customer menelpon tentang komplen produknya, tiba-tiba tidak hadir dalam meeting karena belum ada persiapan dan lain sebagainya. Saya fikir ini manusiawi dan boleh dibilang semua pernah melakukan, terkadang orang butuh gerakan "memutar ke belakang" untuk mempersiapkan diri lebih baik bukan untuk lari dari tanggung jawab. Memang tipis bedanya.

Sunday, July 4, 2010

Korea Selatan dan World Cup 2010



sayang.. dilihat dari penguasaan bola, Korsel lebih unggul dari Uruguay… tapi apa daya, fakta sudah memenangkan Luis Suarez atas Korsel.

Melihat permainan Korsel yang makin eksis di sepakbola dunia, jadi makin sedih…. itu artinya harapan Indonesia untuk jadi macan Asia lagi makin jauh dari angan …

dicopas dari : http://harmoer.wordpress.com/2010/06/27/korea-selatan-world-cup-2010/#comment-7

Monday, June 21, 2010

BOLA : Deutsch Anhänger von Cikarang*

oleh : hasan abadi kamil

Hari sudah jauh malam ketika sampai di terminal baru Cikarang. Sampai sekarang saya tidak mengerti dengan angkot-angkot di Cikarang. Dalam mencari penumpang, jarang sekali mereka mau ngetem giliran. Satu angkot ngetem, yang lain tunggu giliran. Yang ini tidak, semua angkot pada ngetem dan semuanya sibuk mencari penumpang.

Untungnya tidak terjadi gesekan ketika ini terjadi. Cuma satu yang dirugikan : para penumpang. Sebagai penumpang harus menahan sabar karena terkadang angkotnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk ngetem. Saya sendiri pernah merasakan ngetem sampai setengah jam!

Biasanya yang rutin "berlangganan" angkot di Cikarang punya trik sendiri. Kalau ditawari, biasanya menolak, dan untungnya para calo dan supir itu tidak ngotot "memaksa" penumpang. Kita pura-pura berjalan, dan ketika ada angkot yang nyodok, langsung memberhentikannya. Kita terhindar dari waktu ngetem yang lama.

Tepat pada malam sabtu itu saya menyetop angkot K17 yang sedang buru-buru. Karena kosong, saya memilih duduk di depan di samping pak supir yang sedang bekerja, mengendarai angkot supaya baik jalannya :).

"Malam ini pembukaan piala dunia ya?" Tanya sang supir. Kalau dari perawakannya sudah berumur juga.

"Iya. Pak. Bapak dukung siapa?"

"Saya mah dukung Jerman." Dia menceritakan bahwa dia mendukung Jerman mulai dia mengerti sepak bola.

"Si Muller, Hasler. Pokoknya Er, Er nama pemain Jerman. Kalau Klose, Kuranyi itu kayaknya dari timur (mungkin maksudnya Eropa Timur)."

"Jangan-jangan nama anak Bapak juga ada Er-nya juga?" Tanya saya.

"Enggak. Susah manggilnya." For your information anaknya perempuan, tapi sedari kecil sudah dikasih seragam kesebelasan Jerman. Miroslave Klose dan Podolski bukan orang Jerman asli, mereka adalah orang Polandia. Bahkan ketika piala dunia 2006 di Jerman, Podolski "harus" menahan perasaan ketika menyarangkan bola di gawang Polandia, sementara orang tuanya duduk di barisan pendukung Polandia.

"Kenapa sih Bapak suka sama Jerman?"

"Wah saya mah gak tahu. Pokoknya resep aja ama Jerman. Mainnya kaku.  Saya kalau nonton liga Inggris atau Itali kalau ada orang Jermannya pasti saya dukung. Kayak si Bierhoff di Udinese, saya tonton. Terus kayak Lehman di Arsenal, saya dukung."Tandasnya."Saya juga suka ama Michael Shcumacher yang balapan itu. Terus saya juga seneng Boris Becker sama Stefi Graff. Dulu pas masih maen saya suka nonton."

Hei, hei, nih orang benar-benar pendukung Jerman sejati. Termasuk dia suka sama Scorpion, weleh..weleh.

"Kalau boleh masang lambang Nazi, saya pasang." katanya. Saya tertawa. Di Jerman lambang swastika Nazi itu sama haramnya dengan lambang palu arit di Indonesia.

"Dan saya paling enggak suka sama Belanda!" Tambahnya lagi. Saya tertawa keras, karena saya pendukung setia Belanda.

*Pendukung Jerman dari Cikarang

BOLA : Ik Hasan van Bekasi

oleh : hasan abadi kamil

Pengaruh olahraga sepakbola dunia memang begitu dahsyatnya. Selama penyelenggaraan World Cup di Afrika Selatan, segala sesuatu tidak lepas dari si kulit bundar tersebut.

Dan perlu diketahui, yang ikut-ikutan meramaikan acara ini tidak hanya mereka-mereka yang negaranya berpartisipasi di sana. Negara yang masih bermimpi untuk ikut piala dunia pun tidak mau ketinggalan.

Dan hari ini pun, kita mengklaim Kaka sebagai orang "kita". Lionel Messi juga sebagai orang "kita". Begitu juga dengan Van Persie dan Honda diklaim juga sebagai orang "kita". Hari ini ada sebagian orang Indonesia menjadi pendukung Jerman, Inggris, Perancis, Argentina dan negara-negara yang berlaga di piala dunia. Terkadang dalam berbagai forum, baik dan nyata, kita ikut-ikutan "bermusuhan". Dan saya adalah pendukung setia Belanda. Ik Hasan van Bekasi. Saya Hasan dari Bekasi

Friday, June 18, 2010

Kepemimpinan adalah Segala-galanya

oleh : hasan abadi kamil

Di sebuah perusahaan manufacturing di sebuah kota industri di negara Indonesia sedang diterapkan 5S. 5S itu terdiri dari :

Seiri

Seiton

Seiso

Seiketsu

Shitsuke

Untuk memudahkan lidah orang Indonesia biasanya ditransform menjadi 5R, yaitu :

Ringkas

Rapi

Resik

Rawat

Rajin

Namanya menerapkan program baru pasti ada tingkat pertumbuhan yang berbeda di setiap bagian. Pada bagian packing, para karyawannya membersihkan, menyapu dan mengelap tempat kerjanya sendiri setiap selesai bekerja. Mereka menerapkan S yang ketiga seiso atau resik. Padahal sebagaian besar karyawannya adalah laki-laki (1).

Sang boss yang kagum kemudian memanggil dan bertanya kepala bagian tersebut.

"Kenapa anak buahmu mau nyapu sendiri?"

"Karena yang mula-mula nyapu saya. Akhirnya mereka ngikutin sendiri."

Sang boss hanya manggut-manggut.

(1) di masyarakat kita suka ada pembagian kerja domestik. Kalau laki-laki itu gak pantas nyapu dan ngepel. Padahal Nabi menjahit baju sendiri.

Monday, June 7, 2010

Kapan Perguruan Tinggi Banyak Mencetak Entepreneur?

oleh : hasan abadi kamil

Pernah dalam satu kesempatan, saya ngobrol dengan kakak kelas yang dulu sama-sama kuliah di Bandung. Kami bicara tentang apa saja : mulai dari pekerjaan, usaha, temen-temen yang ngambil S2 dan S3 dan lain-lain.

"Kok departemen (baca jurusan) kita banyak nyekolahin ke luar (negeri)?"

"Iya. Departemen kita banyak menghasilkan lulusan S2 dan S3 tapi sedikit sekali menghasilkan lulusan yang berjiwa entepreneur."

Boleh dibilang tempat kami kuliah aktif menawarkan kesempatan kepada para lulusan S1 untuk ngambil S2 dan S3 baik di kampus sendiri maupun ke luar. Padahal mereka tersebut belum tentu akan menjadi dosen atau peneliti. Kalau menurut saya, jarang sekali perusahaan di Indonesia yang membutuhkan calon karyawan dengan latar belakang pendidikan S2 maupun S3.

Saya tidak memandang sebelah mata upaya ini, tetapi saya (dan beberapa teman) berfikir kenapa selain sibuk menghasilakn para master dan doktor kenapa tidak mencoba menghasilakan para entepreneur? Agar para lulusan tidak hanya menjadi pencari kerja seperti saya ini. Apalagi jumlah lapangan kerja yang tersedia sekarang lebih sedikit dengan para pencari kerja. Belum lagi para penggangguran terselubung yang ada di mana-mana.Dan tentu upaya itu dimulai dari kurikulum yang akan diajarkan kepada para mahasiswa.

Haji Gusur

oleh : hasan abadi kamil

Kalau dari silsilah saya merupakan "campuran" dua suku. Bapak Sunda, Emak Betawi. Walau pun lahir di daerah Subang, namun sebagian besar hidup saya dibesarkan oleh sosio-kultural Betawi di daerah Bekasi.


Bekasi yang merupakan daerah penyangga Jakarta, memiliki perbedaan walau pun sama-sama kultur Betawi. Bahasa kerennya kalau betawi di Jakarta disebut betawi pusat sedangkan yang di pinggiran Jakarta disebut betawi pinggiran.


Kalau diperhatikan ada perbedaan kosa kata dan dialek antara pusat dan pinggiran. Untuk betawi pusat biasanya bicaranya banyak diakhiri oleh bunyi "e". Kalau betawi pinggiran tidak melulu diakhiri bunyi "e". Apalagi untuk daerah Cikarang sudah ada tambahan kosa kata yang berasal dari Bahasa Sunda.

bahasa indonesia              betawi pusat                  betawi pinggiran
bapak                                  babeh                              baba
ibu                                       nyak                               emak
kesenian lenong                     lenong                            topeng
saya                                   aye, gue                          saya, gua

Orang Betawi sebenarnya agamis (baca Islam). Ini bisa dilihat dari upacara pernikahan dan khitanan. Maka tak heran kalau seseorang sekaliber M. Natsir pernah berkata, jarang sekali ditemukan orang betawi beragama di luar agama Islam.


Salah satu cita-cita orang Islam adalah menunaikan rukun Islam yang ke-5, pergi haji , menjadi tamu Alloh di Mekkah. Ini juga merupakan impian orang-orang betawi. Maka tak heran kalau ada seorang pelawak dari group Limau pada audisi API di TPI salah satu cita-citanya, kalau menang kontes, adalah memberangkatkan kedua orang tuanya untuk pergi haji.



Dalam rangka naik haji, salah satu caranya adalah dengan menjual banda (harta) yaitu tanah (kalau yang punya tanah).



Pada tahun 80-an sampai 90 awal, seiring berkembangnya kota Jakarta maka dibutuhkan daerah industri dan perumahan di pinggiran Jakarta. Diliriklah daerah sekitar Tangerang dan Bekasi. Maka di saat itu banyak bermunculan Haji Gusur. Yaitu orang yang menunaikan ibadah haji karena setelah mendapatkan biaya penggantian penggusuran. Makanya dalam ceramah-ceramah ratiban orang yang mau pergi haji, Pak Ustad selalu menekankan ada tiga surat yang diperlukan untuk naik haji. Satu surat al-fatihah, kedua surat al-baqarah dan yang ketiga adalah surat tanah.



Dalam menunaikan ibadah ini mereka tidak berfikir setelah pulang dari Mekkah mau ngapain, soalnya kebun dan sawahnyasudah digusur dan duitnya sudah habis untuk naik haji. Biasanya dengan mantap mereka berkata, tidak ada yang miskin karena pergi haji (walau pun sawah ladangnya sudah berubah menjadi perumahan dan industri). Semangat beragama-nya lah yang menjawab ini.



Engkong dan nenek saya termasuk dalam angkatan haji gusur, sedangkan emak bapak saya sudah tidak termasuk lagi. Karena sudah tidak ada lagi sawah dan kebun yang bisa dijual untuk naik haji.



Seiring beralihnya tanah-tanah dari pribumi ke pendatang maka seharusnya bergeser pula cara mendapatkan biaya untuk menunaikan haji. Seiring perkembangan zaman maka orang-orang betawi harus bisa menyesuaikan juga dengan perubahan zaman, ikut dalam kemajuan pembangunan dan ekonomi. Jangan hanya menjadi penonton kesuksesan orang lain. Pergi hajinya tetap ada, tetapi cara mencapainya bisa berbeda, asal halal. Setelah era haji gusur berakhir maka digantikan dengan haji biaya sendiri, haji karena nabung , haji karena keuntungan usaha dan lain-lain.


epilog
#1
Teman saya, seorang supir, mempunyai seorang boss, yang kebetulan bukan orang betawi. Sambil menyetir dia mendengarkan "suara" majikannya. "Lihat orang betawi kerjanya cuma nongkrong-nongkrong saja. Bagaimana bisa maju."
Teman saya hanya terdiam.
#2
Kebetulan abang saya ada yang kerja di Pertamina karena dia tukang insinyur. Dia mempunyai supir di kantor yang sama-sama orang betawi. Dia tampak bangga ketika ada orang betawi bisa masuk pertamina lewat jalur insinyur bukan supir seperti dia. Dia cuma bilang, coba bapak saya semaju pikiran bapak. mungkin saya tidak jadi supir.
#3
Dulu pas kuliah di Bandung saya ketemu dengan seorang pemuda dari Gabus (masih kabupaten Bekasi, dari Tambun  ngalor terus lewat kampung Siluman, terus aja jangan belok-belok nah nanti juga ketemu). Dia tidak percaya kalau saya bisa kuliah negeri di Bandung. Dia fikir saya anak lurah dan pake duit pelicin. (lurah dari Hong Kong. Bapak Kita mah cuma guru SD. Tahu sendiri kan gaji guru berapa)

catatan :
kalau dirasa ada subyektifitas yang kental, mohon dimaafkan karena ini bukan tulisan ilmiah yang melalui riset mendalam dan didukung data yang penuh. Ini hanya tulisan sejauh pandangan mata saya.(yang bisa aja kelilipan)

Prospek Pekerjaan Lulusan Kimia

oleh : hasan abadi kamil


Lu sebaiknya wiraswasta aja…”


Memang kenapa?”


Soalnya lowongan kerja buat lulusan kimia sedikit sekali.Coba Lu liat lowongan kerja di koran. Kalau buat jurusan teknik sih banyak”


Pernyataan seperti di atas pernah terlontar dari seorang kawan. Seorang lulusan kimia akan sangat sulit mencari kerja. Pilihannya tidak lain kerja di laboratorium, jadi pengajar (dosen atau guru) atau sekolah lagi2!

Kalau mau iseng-iseng mengadakan survey, maka bisa disimpulkan hanya sedikit para calon sarjana kimia yang sudah mempunyai gambaran akan kerja di bidang mana (masalah nanti diterimanya di bagian apa, itu lain soal). Ya bisa dibilang seorang lulusan kimia jarang tahu dia akan bekerja di mana nantinya.


Padahal kalau kita menelaah lebih dalam range jenis pekerjaan seorang lulusan kimia itu begitu luas, baik yang berhubungan langsung maupun tidak dengan kimia. Bahkan kita pun bisa bersaing dengan ”saudara sendiri” di farmasi atau teknik kimia! Karena apa-apa yang dipelajari di departemen kimia begitu luas.

Fakta di lapangan ada alumni menjadi peneliti di LIPI, BPPT, ada yang bekerja di oil company, bekerja di perusahaan water treatment dan pengolahan limbah, Quality Control, formulator di perusahaan obat dan kosmetik, menjadi seorang bankir, seorang programer, marketing, bahkan yang membuka lapangan pekerjaan sendiri pun tidak sedikit.

Ada beberapa hal yang membuat hal ini terjadi.


  1. Kurangnya gambaran masa depan yang bisa diperoleh seorang mahasiswa kimia di departemen. Kalau pun dapat itu atas usaha sendiri. Kita bisa belajar dari departemen matematika ITB yang mengadakan mata kuliah profesi. Isi kuliah tersebut adalah tentang gambaran bidang pekerjaan yang bisa digarap oleh seorang lulusan departemen matematika. Metode pembelajarannya adalah presentasi dari para alumni yang sudah bekerja di berbagai bidang. Baik itu ada hubungannya dengan matematika atau tidak.



  2. Luasnya yang dipelajari di departemen kimia. Saking luasnya kita bingung ingin expert di mana. Ditambah lagi kurangnya kuliah yang bersifat terapan. Sebagai contoh adalah departemen farmasi (sekarang sudah jadi fakultas sendiri) sudah ada kuliah yang spesifik tentang obat dan kosmetik. Khusus kosmetik mereka sudah ada kuliah tentang mengetahui apakah formula kosmetik tersebut bisa ”terjadi” atau tidak. Pengenalan alat-alat pengolahan kosmetik dan metode identifikasi dari kosmetik. Baik itu memakai instrumen atau yang sederhana. Sebagai contoh kalau seorang masuk perusahaan kosmetik akan ditanya, bagaimana caranya mengetahui produk cream yang baik? Tidak memakai instrumen GC atau instrumen yang lain. Jawabnya cukup sederhana : Cukup dilihat hasilnya pecah atau tidak seperti pecahnya santan kelapa. Dan hal itu diajari di kuliah-kuliah mereka. Padahal kalau dilihat kasus-kasus di perusahaan kosmetik, banyak hal-hal yang bisa dipecahkan lebih mengena oleh seorang lulusan kimia. Namun karena kurangnya kuliah bersifat terapan maka itu membuat para lulusan kimia berguguran di awal atau kalau masuk harus bekerja ekstra keras untuk mengejar ketertinggalannya. Tak sedikit cerita kita dengar ketika mereka mentok di pekerjaannya, lulusan kima-lah tempat yang tepat untuk bertanya.


Selain mengadakan kuliah keprofesian dan kuliah yang bersifat terapan, solusi lain yang bisa diterapkan adalah menjalin hubungan yang erat antara departemen kimia dengan para alumni. Di sinilah kiranya forum ikatan alumni bisa berperan. Bagi seorang alumni kimia yang bekerja di bidang proses pasti akan merekomendasikan adik-adik kelasnya dibandingkan para lulusan teknik, karena berdasarkan pengalamannya lulusan kimia tidak kalah juga. Atau seorang alumni yang bekerja di perusahaan kosmetik akan memilih adik angkatannya karena untuk mereformulasikan produk kosmetik, lulusan kimia sama hebatnya dengan lulusan farmasi. Ada seorang sarjana kimia bekerja di bagian logistik di chemical company milik PMA karena asdir-nya lulusan kimia. Mudah-mudahan dasar pemilihan ini bukan atas dasar ”sependeritaan seperjuangan” melainkan karena kompetensi yang mumpuni. Dan yang paling luar biasa adalah ketika seorang lulusan kimia bisa membuka lapangan pekerjaan.

Tulisannya bagus juga. Kenapa gak diomongkin ke departemen?”


Jangan saya deh.”


Kenapa?”


Kalau saya yang ngomong kebanting.”


Kenapa?”


......”



Catatan :


1 Penulis adalah alumni kimia angkatan 97 (eks NIM 10597012). Butuh enam tahun untuk lolos. Sekarang bekerja di perusahaan kosmetik nasional di bidang yang berhubungan dengan quality management system.

2 Pernah dalam kasus yang ditemukan setelah lelah mencari pekerjaan, banyak memutuskan untuk mengambil S2.

Nomor Barcode and Made In

FYI,...

Seluruh dunia kini nampaknya mengambil jarak dengan produk (terutama susu atau makanan) buatan China. Ditengarai adanya ulah (apakah dari produsen atau dari retailer atau pihak tertentu lainnya) yang tidak menampakkan atau tidak menunjukkan "Made In China" atau "Made In Taiwan" karena takut produknya gak dibeli. Tapi dengan mudah kita bisa mengenali dari barcode-nya. Barcode dengan awalan 690, 691 atau 692 adalah made in China. Sedangkan barcode dengan awalan 471 adalah made in Taiwan. Merupakan 'hak azasi manusia' untuk mengetahui hal ini, tetapi 'pendidikan masyarakat' tentang hal ini tidak (belum) dilakukan oleh pemerintah atau departemen terkait. Oleh karenanya kita harus berusaha mengetahui hal tersebut dan menginfokannya ke orang-orang yang kita sayangi.

00-13: USA & Canada

20-29: In-Store Functions

30-37: France

40-44: Germany

45: Japan (also 49)

46: Russian Federation

471: Taiwan

474: Estonia

475: Latvia

477: Lithuania

479: Sri Lanka

480: Philippines

482: Ukraine

484: Moldova

485: Armenia

486: Georgia

487: Kazakhstan

489: Hong Kong

49: Japan (JAN-13)

50: United Kingdom

520: Greece

528: Lebanon

529: Cyprus

531: Macedonia

535: Malta

539: Ireland

54: Belgium & Luxembourg

560: Portugal

569: Iceland

57: Denmark

590: Poland

594: Romania

599: Hungary

600 & 601: South Africa

609: Mauritius

611: Morocco

613: Algeria

619: Tunisia

622: Egypt

625: Jordan

626: Iran

64: Finland

690-692: China

70: Norway

729: Israel

73: Sweden

740: Guatemala

741: El Salvador

742: Honduras

743: Nicaragua

744: Costa Rica

746: Dominican Republic

750: Mexico

759: Venezuela

76: Switzerland

770: Colombia

773: Uruguay

775: Peru

777: Bolivia

779: Argentina

780: Chile

784: Paraguay

785: Peru

786: Ecuador

789: Brazil

80 - 83: Italy

84: Spain

850: Cuba

858: Slovakia

859: Czech Republic

860: Yugoslavia

869: Turkey

87: Netherlands

880: South Korea

885: Thailand

888: Singapore

890: India

893: Vietnam

899: Indonesia

90 & 91: Austria

93: Australia

94: New Zealand

955: Malaysia

977: International Standard Serial Number for Periodicals (ISSN)

978: International Standard Book Numbering (ISBN)

979: International Standard Music Number (ISMN)

980: Refund receipts

981 & 982: Common Currency Coupons

99: Coupons

a/a/n

Mensiasati Pemakaian APD pada Karyawan

oleh : hasan abadi kamil

Pemakaian Alat Pelindung Diri (selanjutnya disingkat APD) kepada karyawan termasuk susah-susah gampang. Padahal tujuannya adalah untuk melindungi kesehatan dan keselamatan kerja mereka. Namun tetap saja ada alasannya untuk melanggarnya: mulai dari lupa,  panas, gerah, gak nyaman dan lain-lain.

Selama ini setiap karyawan yang tidak memakai APD ditegur oleh atasannya masing-masing. Setelah ditegur biasanya mereka "inget" untuk sementara. Dan biasanya kalau atasannya berlalu, mereka akan kembali ke "asalnya".

Lama-kelamaan capek juga mengingatkan terus menerus. Memangnya tidak ada pekerjaan lain. Akhirnya seorang karyawan mengusulkan sebuah saran yang cukup jitu: Setiap karyawan yang kedapatan tidak memakai APD, difoto dan fotonya dipasang di papan pengumuman yang mudah dilihat oleh semua orang.

Saran tersebut kemudian dilaksanakan. Dalam sebuah inspeksi berhasil mendapatkan beberapa "korban". Jepret! Jepret! Gambarnya juga berhasil didapat. Keesokannya, foto-foto "korban" dicetak dan dipajang di papan pengumuman. Mereka yang merasa fotonya dipajang langsung merasa malu, walau pun teman-temannya tidak ngerasani.

Alhamdulillah setelah "pemotretan" pertama kali, para karyawan boleh dibilang setia dengan APD.

Saturday, May 22, 2010

Merantau

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman

Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang


Aku melihat air menjadi rusak karena diam dan tertahan

Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang


Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa

Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran


Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam

Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang


Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang

Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan


Imam Syafii

Thursday, May 20, 2010

Trik Mengakali Suplier yang Bandel

oleh : hasan abadi kamil

Dalam sebuah perusahaan, kita tidak lepas dari dukungan suplier/ vendor dalam memasok barang-barang untuk memperlancar aktivitas. Khusus untuk bahan baku (raw material) setiap pengiriman harus dilengkapi dengan certification of analysis (CoA). Karena suplier juga manusia, terkadang mereka lupa menyertakannya dalam pengiriman.

Bagi kami dokumen CoA tersebut penting, sehingga kami menghubungi suplier untuk melengkapi dokumennya. Dan biasanya mereka selalu lupa untuk memenuhinya, sampai kita pun sama-sama lupa. Padahal pemberitahuannya sudah dilakukan melalui surat dan telefon.

Cara ini tidak ampuh, dan sering berulang-ulang. Tentu saja buang waktu dan buang dengan hasil belum tentu ada. Belum lagi korban perasaan.

Ting! Akhirnya ada sebuah ide untuk mencegah hal ini terjadi lagi : suplier yang tidak menyertakan dokumen CoA dalam pengirimannya akan ditunda pembayarannya sampai dokumennya lengkap.

Dan hasilnya cukup ampuh. Setiap ada yang lupa menyertakan CoA-nya, langsung kami mengirimi surat ke suplier : pembayaran anda ditunda sampai CoA-nya datang. Dan otomatis tis, hari itu juga mereka mengirimkan dokuemnnya :). Hemat waktu, uang dan tentu saja perasaan :).

Hmmm...terkadang uang itu merupakan tools yang efektif juga untuk kondisi dan pihak tertentu.

Tuesday, May 11, 2010

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari

The lowest standard you set, will be the highest standard you will receive. Standar terendah yang dikerjakan oleh manajemen tingkat atas, akan menjadi standar tertinggi yang akan ia terima dari karyawannya.

Gandhi Suka Permen

oleh : hasan abadi kamil

Ketika saya masih bercelana pendek berwarna biru dongker, saya sempat mengagumi Mahamatma Gandhi. Bagaimana mungkin orangnya yang kepalanya botak, jelek, pemalu, ringkih, ompong, suaranya pelan, (hidup lagi) tapi begitu didengar suaranya.


Setiap Muslim dan Hindu saling berbunuh-bunuhan, biasanya guru bangsa ini, cukup bilang : karena bangsaku saling bermusuhan, saya memutuskan untuk mogok makan. Mendengar statement beliau, langsung yang saling berkonflik berhenti. Muslim dan Hindu saling bergandengan tangan memenuhi jalan-jalan kota di India. Mereka meminta bapak mereka untuk tidak meneruskan mogok makan. Mereka berjanji akan hidup berdampingan.



Gandhi adalah pahlawan bagi India. Baik pahlawan untuk memperoleh kemerdekaan maupun pahlawan untuk menjaga kesatuan India. Kata-katanya yang terkenal adalah : Belahlah tubuhku dahulu sebelum India dibelah.
Dia berjalan menyusuri kota dan desa di India, berjalan kaki, membawa tas yang berisi peralatan makan dan kitab-kitab suci milik Hindu, Islam dan Kristen hanya untuk menyatukan bangsanya yang menyimpan bom waktu perpecahan karena perbedaan.



Dan sejarah sudah mengingatnya, India pecah menjadi dua : India dan Pakistan. Dan Gandhi pun terbunuh oleh anggota sekte militan Hindu.



Pertanyannya adalah bagaimana waktu bisa menghasilkan Seorang Gandhi yang luar biasa. Jawabannya sederhana : dia mempunyai integritas dan kekuatan hati.



Soal integritas pernah seorng ibu meminta Gandhi menasihati anaknya agar berhenti makan permen. Permen itu tidak baik untuk gigi dan gusi. Gandhi pun menyanggupi. Namun Gandhi tidak langsung menasihati anak si Ibu tersebut. Baru setelah beberapa minggu dia menasihati si anak tersebut. Memakan permen itu tidak baik untuk gigi dan gusi. Si Ibu bukannya senang malah protes: kok baru sekarang dinasihatinya. Padahal saya mintanya sudah beberapa minggu.



Mendengar protes si Ibu, Gandhi menjawab: Saya sebenarnya suka permen juga. Ketika diminta menasihati anak ibu soal permen, maka saya berusaha untuk menghentikan kebiasaan saya memakan permen. Setelah saya bisa maka barulah saya berani menasihati anak Ibu.



Dari cerita ini, wajarlah kalau Gandhi termasuk orang-orang besar.

Berorganisasilah, Itu Lebih Baik!

Oleh : hasan abadi kamil


Salah satu saran dari Barack Obama untuk menghasilkan orang sekualitas dia, yang muda yang berkarya, ikutilah organisasi selama di bangku kuliah. Pesan ini juga yang disampaikan abang tertua saya ketika memasuki dunia kuliah. Kalau kuliah jangan Cuma belajar aja, begitu katanya.

Mengikuti organisasi di sini adalah dengan mendaftarkan diri di unit kegiatan kesenian, pendidikan, himpunan mahasiswa juruan/ departemen, keagamaan atau ekstrakulikuler lainnya. Mengikuti di sini juga berarti ikut dalam segala dinamika dan mencoba mendinamisasinya. Bukan hanya sekedar tercantum dalam kartu anggota atau numpang nokrong dan jadi ”jurig himpunan.”1

Dalam berorganisasi akan didapat soft skill, hal-hal yang tidak pernah didapatkan dari tebalnya buku teks dan atau mulut dosen. Walau pun mengambil kuliah Termodinamika sekali ambil2. Walau pun nilai kalkulus hatrick A3.

Soft skill itu meliputi cara mengemukakan ide, bekerja sama dengan orang yang berbeda ide dan latar belakang, menghadapi perbedaan dan lain sebagainya. Selain itu juga melatih membagi waktu dan konsentrasi. Ini akan terasa sekali ketika kita memasuki dunia luar kampus atau dunia kerja.

Beberapa kali saya mendapatkan anak buah dari sebuah sekolah kejuruan yang cukup terkenal di sebuah kota di provinsi Jawa Barat. Anak yang terbiasa berorganisasi biasanya lebih sabar, lebih luwes, lebih berinisiatif dan bisa mencapai sasaran kerja. Sehingga dalam perkembangan karir, kalau sebagai karyawan atau perkembangan usahanya kalau jadi wiraswasta lebih cepat bersinar walau pun kemampuannya biasa-biasa saja. Bisa jadi ini fakta yang bisa diperdebatkan, tapi itulah yang sering saya temui sehari-hari.

Note:

1 Jurig himpunan secara harfiah adalah setan himpunan (Jurig = Setan. Sunda). Sebutan ini dialamtkan kepada anak-anak yang aktif di unit himpunan sampai-sampai makan minum main dan tidur di himpunan. Bukan berarti tidak punya rumah atau diusir dari rumahnya.

2 Di departemen kimia ITB, kuliah termodinamika sempat jadi momok. Jarang sekali orang yang mengambil langsung lulus. Biasanya harus mengulang, bahkan sampai hattrick.

3 Kalkulus terbagi menjadi tiga. Kalkulus 1, 2 dan 3. Waktu ngambil dapet nilai C, D dan E.

Escapeblogging

oleh : hasan abadi kamil

Semua orang punya niat yang berbeda-beda ketika menjadi blogger atau MPer. Ada yang ingin menambah teman, mencari penghasilan, sarana aktualisasi diri (menulis dan fotografi) dan sarana pelarian (escape).
Alasan terakhir itu merupakan alasan dari saya dan KY, teman saya ketika memutuskan mempunyai blog.
"Kita ini sudah penuh dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari. Untuk itu kita perlu selingan." Begitu kata teman saya. Blog sebagai selingan adalah sebagai pelarian sejenah dari rutinitas. Apalagi buat sebagian kita yang memiliki keterbatasan mobilitas, sehingga week end di rumah sambil ngeblog bisa dijadikan sarana rekreasi.
Teman saya ini agak unik blognya. Tidak seperti kebanyakan blog yang lain. Seluruh isi blognya berisi sketsa-sketsa dia sebagai tanggapan segala fenomena yang terjadi sehari-hari. Dari yang ecek-ecek 1 sampai dengan yang berat.
"Kalau ada ide, aku langsung ambil kertas lalu aku buat sketsa. Kalau sudah selesai langsung di-scan2." Tak ada campur tangan dari software pengolah pixel kecuali hanya menambahkan balon-balon teks.
Buat kami ketika segala isi kepala sudah dituangkan ke dalam blog itu sudah merupakan kebahagian tersendiri. Apalagi ada yang berkunjung dan memberi komen.

Sekali lagi terima kasih buat yang sudah berkunjung ke blog saya!

hasan abadi kamil
a pseudo chemist transform a part time blogger

KONSULTAN

oleh : hasan abadi kamil

Memanggil konsultan setiap ada masalah di pabrik adalah salah satu gaya perusahaan barat (baca Amerika). Berbeda dengan perusahaan Jepang dan Jerman.

"Bagaimana mungkin orang yang baru mengeliling pabrik beberapa jam, bisa mengetahui dan memecahkan persoalan." Begitulah dalilnya. Orang-orang yang ada di dalamnya yang lebih mengetahui pemecahan permasalahnnya dibandingkan orang luar. Makanya di perusahaan Jepang, digalakkan TQM berupa kegiatan QCC (Quality Control Circle - Gugus Kendali Mutu)  dan SS (Suggestion System - Sumbang Saran). Seluruh karyawan dilibatkan dalam usaha-usaha perbaikan.

Dan kalau pun memanggil konsultan lebih dikarenakan ingin mengetahui suatu hal yang memang belum pernah dikerjakan di perusahaan.

Sebutlah DW, seorang konsultan di bidang engineering, pernah bercerita kepada saya, kalau dia harus mentraining tentang motor bakar ke para peserta. Padahal baru lulus kuliah teknik mesin di Bandung.
"Yang kacau mah pas, training ada Bapak-bapak nanya. Saya gak tahu jawabannya."
"Terus kamu jawabnya apa?" Tanya saya.
"Caranya saya tanya balik (maksudnya mengarahkan) lagi ke dia.Akhirnya dia menemukan sendiri jawabannya."
Saya dan dia tertawa.

Atau sebutlah Amang, seorang manager marketing di sebuah perusahaan keluarga miliknya. Dia pernah memanggil konsultan untuk membantu permasalah di departemen marketing. Maklumlah dia ingin meningkatkan kinerja marketing.

Yang dikirim oleh lembaga tersebut adalah para fresh graduate, baru pada lulus kuliah. Ngasih beberpa advice yang text book, theory based.
"Wah kalo begini mah, gw juga tahu." Katanya.
Akhirnya dia menghentikan konsultasinya.

Sebagai penutup, saya tidak anti konsultan, tetap dalam beberapa hal kami memanggil konsultan. Misalnya mau menerapkan ISO, kami perlu memanggil konsultan, karena diantara kami tidak ada yang mempunyai pengalaman mengimpelentasikannya. Namun yang kami cari adalah konsultan yang sekaligus praktisi. Jadi antara teori dan praktek lapangannya sama banyaknya.

BOBOTBIBITBEBET

oleh : hasan abadi kamil

Dalam mencari jodoh, orang tua dulu memakai formula : BOBOT-BIBIT-BEBET. Formula ini dijadikan sebagai tolak ukur kelayakan calon pasangan.

"Bibit berarti pihak orang tua ingin memastikan bahwa sang calon menantu berasal dari sebuah keluarga baik-baik. Pengertian baik disini lebih kepada keluarga yang telah mampu memberikan pendidikan (yang diharapkan) terbaik bagi anak-anaknya. Pendidikan disini diharapkan tidak hanya bertumpu pada sisi akademis saja, tetapi juga dalam hal moralitas, begitu juga suri tauladan (yang diusahakan) terbaik dari pihak orang tua kepada anak-anaknya. Para orang tua jawa mempercayai bahwa anak yang baik adalah sebuah produk dari keluarga yang baik, dan bukan sebaliknya! Bebet adalah kondisi ekonomi bagi calon menantu, yang diharapkan juga bisa menanggung kehidupan rumah tangga mereka nantinya. Kondisi keuangan yang baik mutlak diperlukan bagi setiap calon mempelai yang akan segera membangun rumah tangga yang baru. Bobot, adalah konsepsi tentang kualitas yang dipertontonkan oleh sang calon menantu. Hal ini lebih berkaitan dengan kualitas dirinya sendiri sebagai manusia. Seberapa dalamkah ia sebagai manusia sudah mau belajar dan menjadi terpelajar karenanya." (dikutip dari www.keluargabahagia.com)

Dalam perkembangan ke sini, formula ini mungkin sudah jarang dipakai. Yang penting asal cinta (makanya ada istilah love is blind) mari kita melangkah, walau orang mau ngomong apa.

Dalam agama Islam pun punya formula tersendiri :
"Wanita dinikahi karena empat faktor, yaitu karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, pilihlah yang beragama, agar berkah kedua tanganmu" [HR. Muslim]

Ketika blog ini sedang saya tulisi, saya mempunyai "ramuan tersendiri", selain faktor agama menjadi pilihan utama, ada lagi yang perlu dipertimbangkan yaitu faktor intelektualitas. Karena ini sulit diukur, paling gampang (walau pun tidak benar seluruhnya) adalah memperhatikan tingkat pendidikan. Kalau kitanya sarjana, coba cari sarjana, misalnya. Kalau lulusan ini, baiknya cari lulusan ini juga (maaf tidak bisa disebutkan eksplisit, karena ini SARU- Suku Agama Ras dan Universitas).

Alasan saya adalah, salah satu tujuan menikah adalah menghasilakn masyarakat yang baik. Inginnya setiap bertambah generasi, maka generasi itu semakin baik. Maka, saya berharap, anak-anak saya harus lebih baik dari orang tuanya, dalam semua aspek.

Anak-anak yang baik, dihasilkan dari rumah yang baik. Rumah yang baik bisa terwujud jika hubungan dan komunikasi suami dan istri baik-baik. Saya tersadar, ketika beberapa kali nonton Nany 911, ternyata kenakalan anak-anak, salah satu penyumbangnya adalah buruknya hubungan dan komunikasi kedua orang tuanya.

Komunikasi bisa terbangun, ketika gap level intelektualitas keduanya tidak terlalu jauh atau bisa ditolerir.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada fakta sebagai begini :
Pada mulanya, si laki-laki memilih calon istri hanya lahiriah saja. Seiring usia pernikahannya, mereka pun dikaruniai beberapa anak. Karena gap yang terlalu jauh, seperti tidak mendapatkan "kepuasan intelektual" di rumah, si suami lebih suka kumpul dengan teman-teman di kantornya. Akhir cerita bisa ditebak, komunikasi diantara mereka berdua memburuk dan anak-anaknya bermasalah.

Atau dulu kakak perempuan saya pernah cerita, bagaimana betenya seorang suami, kebetulan kakak saya guru privat anaknya, yang hanya diajak diskusi soal infotainment dan sinetron oleh istrinya.

Namun ini hanya opini pribadi saya, terakhir kita kembalikan ke diri masing-masing, mana yang akan kita jalani.

Sesungguhnya yang benar itu datangnya dari Alloh SWT.
yang salah datangnya dari nafsu pribadi saya.

Pemimpin adalah Pelayan

oleh : hasan abadi kamil


Seorang mantan pejabat atau mantan jenderal di Amerika, biasanya akan mengatakan " I serve at X  Departement for bla bla years."
Mereka akan bilang saya melayani di departemen anu selama sekian tahun.

Jadi untuk mereka tidak pernah bilang saya memimpin departemen anu sekian tahun.
Biasanya yang ngomong seperti itu adalah para pejabat-pejabat dari negeri elok zamrud khatulistiwa.

karena kata yang diambil berbeda untuk bertugas di jabatannya, maka kelakuannya pun berbeda. Jadi sekarang jangan heran sama pemerintah kalau pelayanannya kurang baik, karena kata yang diambil pemerintah, tukang yang memerintah, yang nyuruh-nyuruh.
Jangankan melayani dengan baik, orang kalau lewat saja sudah bikin macet.

Padahal pejabat itu merupakan abdi masyarakat, pelayannya masyarakat karena mereka digaji oleh pajak yang dibayar oleh rakyat. Sudah dibayar sama rakyat, eh malah bikin susah rakyat. Ini mah sudah jatuh nelen tangga!.

Ada seorang menteri yang ditugasi mengurusi masalah perindustrian di Indonesia. Bagaimana mau memajukkan industri di Indonesia, orang anakknya pelatihan di luar negeri, minta dibayarin. Ketika dia mau maen-maen ke suatu daerah minta disiapkan segala akomodasi dan segala tetek bengeknya.
Alhamdulillah, untuk kabinet yang sekarang tidak kepilih lagi.

KAFIR yang tidak Kafir

oleh : hasan abadi kamil

Suatu saat, ketika saya memasuki ruang departemen quality control:
"Mana firly?" Tanya saya kepada seorang operator.. Firly adalah seorang incoming inspector.

"Kafir! Kafir!" Teriaknya.

Saya kaget. Sejak kapan Firly jadi kafir.
"Siapa yang kafir?" tanya saya.

"Enggak ada. Bapak cari Kak firly kan?" Jawab temannya lebih heran dari saya.
"Iya."
Kafir! Kafir! Ady mana sih Kak Firly?"
Dia pun segera pergi mencari Firly yang belum nongol.

Oh..maksudnya kak fir..kak fir.

Namun bagaimana pun nama itu doa dan juga jangan memanggil dengan panggilan yang jelek.

RI 250 JUTA

oleh : hasan abadi kamil

Konon kabarnya penduduk Indonesia sudah menembus angka dua ratus lima puluh juta jiwa. Kalau SBY disebut RI 1, Boediono R2 dan Tauke RI 5, maka dengan ini saya memproklamirkan diri sebagai RI 250 000 000. Kalau Anda RI berapa?

Kalau RI 1 naik mobil yang harganya milyaran rupiah dan jumlahnya (mungkin) hanya satu (?) maka saya naik mobil setiap hari ganti mobil dan ganti supir. Tidak lupa ganti KENEK karena saya naik bis kota setiap hari. HIDUP BIS KOTA!!!

Buruk Performance Perusahaan yang Dibelah

oleh : hasan abadi kamil

Sebagai seorang karyawan, buruh atau kuli, membicarakan kelakuan atasan dan kondisi perusahaan adalah hal yang biasa di sela-sela dead line dan kerjaan.

Namun saya langsung diam kalau ada yang menjelek-jelekkan perusahaan:
"Lihat tuh perusahaan A dah dapet ISO, di sini mah belum."
"Pabrik depan kita mah bersih, teratur enggak kayak di sini berantakan".
Dan seterusnya. Dan seterusnya.

Tidak sepantasnya seorang karyawan menjelek-jelekkan tempatnya bekerja kecuali dalam rangka membangun. Kalau menjelek-jelekkan tempatnya bekerja sama saja dengan menjelek-jelekkan diri sendiri. Bagus dan jeleknya tempat kita bekerja adalah tergantung dari orang-orang yang berada di dalamnya. Kalau karyawannya cuma bisa bikin tempe hasilnya jadi pabrik tempe. Tapi kalau karyawannya bisa bikin pesawat ya hasilnya jadi pabrik pesawat.
Bisa jadi kejelekan-kejelekan yang ada merupakan buah karya kita atau ada peranan kita di sana.

Selain itu perusahaan akan sekuat dari orang yang paling lemah di dalam perusahaan. Kalau produksinya bisa menghasilkan 200 juta pieces per bulan, tapi marketing hanya mampu menjual 100 juta per bulan ya hanya 100 juta pieces pencapaian perusahaan.

Dari pada menjelek-jelekkan perusahaan lebih baik kita memikirkan apa yang bisa memajukan perusahaan. Dan tidaklah pantas kalau kita masih mencari makan di sini, tetap menjelek-jelekkan. Kalau memang mau fair dan gentle, mungkin di luar sana masih banyak tempat yang lebih baik.

Kita Semua Adalah Manajer

oleh : hasan abadi kamil

Ketika seorang mencapai posisi sebagai Manajer maka akan terlontar dari sekitarnya : "Wah  sekarang enak dah jadi manajer ya?" Lontaran ini bisa benar bisa juga tidak lantas sebenarnya apakah itu manajer?

Dalam sebuah kursus manajemen internal manager  adalah orangnya dan manage adalah kegiatannya. Untuk kata kerja manage diberi deskripsi : a thief manage to escape from jail. Jadi manage adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencapai target/ tujuan. Dengan perumpaan seorang napi yang mau meloloskan diri dia melakukan segalanya agar bisa meloloskan diri dari penjara.

Plan
Kalau dia mau kabur maka dia harus menentukan rute kaburnya. Merencanakan langkah-langkah untuk kaburnya. Tentunya dengan memperhitungkan kapan pergantian penjaga, kapan penjaga lengah, rute mana yang terdekat.

Do
Setelah rencana sudah tersusun tinggal dilaksanakan.

Check
Kalau sudah dilaksanakan tinggal dua kemungkinan : bisa berhasil lolos dan bisa juga ketahuan. Kalau gagal maka diperiksa lagi rencananya. Buat lagi rencana yang lebih jitu agar bisa lolos.

Action

Setelah direncanakan lagi maka dicoba lagi sampai tujuannya tercapai. Kalau berhasil kasih tahu ke teman-teman yang masih di penjara bagaimana caranya lolos yang efektif dan efisien.

Kalau dilihat dari gambaran di atas maka setiap orang dalam level perusahaan : dari level direktur sampai operator adalah manager. Jadi manager adalah orang yang berusaha untuk mencapai tujuan/ sasaran dalam pekerjaan.

Sebenarnya ketika seorang naik jabatan menjadi manager bisa jadi secara gaji dan fasilitas naik yang diiringi dengan naiknya tanggung jawab. Dalam frame saya salah besar ketika kita jadi manager semakin sedikit kita bekerja, datang boleh seenaknya dan lain-lain. Justru ketika sebaliknya.

Dan dalam buku Good to Great, sebuah buku yang berisi tentang rahasia perusahaan-perusahaan yang tidak hanya baik tetapi juga luar biasa, dalam contoh sebuah perusahaan Good to Great embel-embel antara manager dan bukan tidak dibedakan. Seragamnya sama, tempat parkirnya sama dan kantinnya sama. Seorang staff mengeluhkan soal itu. Kemudian ada sebuah jawaban yang bagus : Anda menjadi manager atau bukan, bukan ditentukan dari bedanya seragam anda melainkan kemampuan Anda!

Tidak Semua Alkohol Itu Haram



oleh : hasan abadi kamil

Gara-gara tercantum kata "benzyl alcohol" pada ingredients sebuah produk kosmetik, seorang pembeli mengurungkan niat belinya.
"Katanya halal? Kok ini mengandung alkohol?" Tanyanya dalam hati.


Dalam kasus ini si pembeli tidak salah, karena sikap kehati-hatiannya dia melakukan hal ini.

Kembali ke masalah benzil alkohol itu bukan alkohol yang diharamkan walau pun mengandung kata "alkohol". Benzil alkohol ini diproduksi secara alami dari tumbuhan, biasanya pada teh dan buah-buahan. Bisa ditemukan dalam essence oil dari melati, hyacinth dan ylang-ylang.

Dan proses rekasinya berasal dari hirolisi dari benzil klorida oleh natrium hidroksia.
C6H5CH2Cl + NaOH → C6H5CH2OH + NaCl

Dikasih embel-embel alkohol karena senyawa ini mempunya gugus -OH yang disebut dengan kelompok alkohol.

Dan biar memudahkan lagi yang kita kenal alkohol yang diharamkan adalah etanol (C2H5OH). Untuk lebih jelasnya lagi kita bisa melihat panduan halal dari LPPOM MUI.

Karena keterbatasan pengetahuan kita soal bahan-bahan pada makanan, obat-obatan dan kosmetika, kita bisa mengambil cara gampang dengan melihat pada kemasan produk tersebut. kalau ada logo HALAL MUI Insya Alloh dijamin halal. Karena sebelum memberikan nomor halal LPPOM MUI memeriksa dari produk tersebut.

Wednesday, April 28, 2010

Lampu-Lampu yang Tidak Pernah Padam

mati lampu

oleh : hasan abadi kamil

Indonesia sedang dilanda krisis listrik sekarang. Cerita pemadaman bergilir sudah hal yang biasa. Termasuk di daerah Kebon Nanas Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Pemadaman bahkan bisa terjadi tiga kali dalam sebulan. Dan sekalinya pemadaman biasanya makan waktu berjam-jam. Namun beberapa ratus meter berjalan, ada dua titik yang jarang sekali mengalami pemadaman : perumahan sekretariat negara dan bona sarana indah.

"Wah, kalo sekneg ama bona mah jarang banget mati." Begitu kata Bang Usup, yang setiap malam mangkal dekat SDN Panunggan Utara 9 berjualan nasi uduk.

Pendapat Bang Usup ini pun diamini oleh orang-orang di sekitarnya.

"Kalo sekneg mati, kita nyala?" Tanya seorang pembeli.

"Enggak. Kalau sekneg mati, kita lebih parah lagi." Jawab Bang Usup.

Entah kenapa hal ini bisa berbeda, namun rumor yang beredar di masyarakat sekitar, perumahan sekneg dan bona sarana indah itu ada orang PLN-nya. Tentu rumor ini harus dibuktikan kebenarannya. Namun yang pasti karena setiap orang yang punya listrik bayar ke PLN, harusnya tidak boleh ada perbedaan jatah pemadaman, dengan alasan apa pun. Kecuali kalau memang listrik punya bapak moyang-nya orang-orang itu.

sumber gambar : http://enjoyfortynine.blogspot.com

Monday, April 26, 2010

The Shortest Essay

This is a story of a 16 year old boy
from New Hampshire , England who won
the World's shortest essay competition.
He was awarded a scholarship at the University of Harvard for his imagination and humour.
Here's an example of absolute brilliance.. ..

Shortest Essay:

An English university creative writing class was asked to write a concise essay
containing the following elements:

1) Religion 2) Royalty 3) Sex 4) Mystery

The prize-winner wrote:

'My God,' said the Queen, 'I'm pregnant. I wonder who the father is.'

Mengamati Bisnis On Line di Indonesia (part 2)

oleh : Rian R Nugraha

Lanjut lagi dengan pengamatan bisnis online di Indonesia...

Nah, yang ketiga, perbedaan yang mencolok antara bisnis online di Indonesia dan di Australia adalah karakteristik penjualan. Di situs2 online Indonesia, harga barang bisa ditawar habis2... Mungkin ini juga terkait dengan budaya orang Indo yang suka banget nawar...:-) Mungkin perlu diceritakan backgroundnya sedikit nih, kalau di australia(bule) umumnya jarang banget nawar. Harga yang tertera adalah harga yang memang sudah dipersiapkan penjual dengan margin tertentu. Jadi rata2 hampir semuanya harga pas. ada juga sih yang bisa ditawar tapi jarang banget... rupanya budaya menawar juga ke bawa ke bisnis online..:-)

Yang terakhir, yang saya amati adalah di australia barang2 yang dijual biasanya asli, sedangkan di Indonesia, bisa aja barangnya KW1, KW9 atau KW-KW lainnya alias aspal. Jadi perlu hati2 juga terutama kalau barang-barang bermerk. Tapi ada juga seller online yang menyebutkan status barangnya,cuman banyak juga yang tidak...

Jadi kesimpulannya, bisnis online di Indonesia dengan segala karakteristiknya rupanya sudah mulai jadi gerbong penarik ekonomi baru buat Indonesia. Bisa dibayangkan kalau penetrasi internet di Indonesia sudah tinggi, maka dunia bisnis online akan semakin berkembang. Di Australia saja dengan hanya 23 juta penduduk, bisnis online berkembang bak cendawan, apalagi di indonesia dengan lebih dari 230 juta penduduk, 10 kali lipatnya...

So, bagi yang tertarik untuk jualan online, sekaranglah waktunya yang tepat untuk memulai, sebab 1-2 tahun lagi siap2 akan booming..

sumber : http://rian79id.multiply.com/journal/item/7

Mengamati Bisnis On Line di Indonesia (part 1)

oleh : Rian R Nugraha

Akhir-akhir ini sedang mengamati bisnis online di indonesia... Ketertarikannya simple karena istri lagi pengen coba jualan onlie di indonesia, jadinya suaminya ikut sibuk he..he..he

Ternyata banyak juga sekarang yang jualan online di Indonesia(baru nyadar..- kemana aja nih). Ada yang lewat situs pertemanan seperti facebook, friendster atau situs blogging  seperti blogspot, multiply, wordpress atau ada juga yang lewat buletin board seperti kaskus, gurl.me. Yang punya modal besar atau yang udah maju biasanya sudah punya website sendiri.

Ada perbedaan yang cukup mendasar antara bisnis online di Indonesia dan di Australia. Kebetulan pernah jadi pemain bisnis online di australia(via ebay) tahun lalu, jadi tahu sedikit2 lah... :-)

Perbedaan itu mencakup perbedaan karakteristik penjualan, metoda pembayaran, tools yang digunakan, key playernya dll.

Pertama, bisnis online di australia lebih banyak didominasi oleh pemain2 mapan dalam bentuk perusahaan-perusahaan yang punya website dengan design khusus. Pemain2 perorangan lewat situs blog atau buletin board tidak terlalu dominan walaupun bukan berarti tidak ada. Pemain2 perorangan biasanya menggunakan online marketplace yang sudah ada seperti ebay.com.au atau tradingpost.com.au. Atau ada juga yang memanfaatkan situs komunitas seperti gumtree.com.au.

Agak berlawanan dengan di Indonesia, keliatannya temen2 yang terjun ke bisnis online biasanya dimulai dari perorangan. Sudah tidak terkira banyaknya temen kuliah saya yang sekarang terjun ke bisnis online. Bahkan sudah ada yang full time di bisnis online. Mereka mulai dari jualan lewat situs blogging gratis seperti multiply, blogger, wordpress dll atau lewat situs pertemanan seperti facebook atau friendster yang kadang2 bikin jengkel karena selalu di tag pakaian wanita..hehehe...

Lalu kalau omset sudah bertambah, mulailah bikin domain sendiri. Pengelolannya juga biasanya kalau tidak sendiri, mungkin dibantu oleh saudara atau teman2nya ayng jumlahnya tidak terlalu banyak. Dari sisi ini kita melihat bahwa bisnis online di Indonesia, sekarang sudah mampu menciptakan lapangan kerja baru.

Kedua, adalah metoda pembayaran. Agak menarik disini. Kalau di australia, metoda pembayaran yang paling disukai adalah paypal, kemudian credit card, baru yang terakhir dengan transfer antar bank. Kalau di Indonesia, justru yang paling laku adalah transfer lewat bank, terutama BCA dan Mandiri. Beberapa bisa menerima paypal(kalau tidak salah sekarang di Indonesia sudah bisa menggunakan paypal) dan jarang sekali yang mencantumkan bisa menerima credit card. Ini menarik juga untuk dibahas.

Secara security, jelas yang paling aman saat ini adalah paypal. Selain itu paypal juga menyediakan program asuransi penggantian apabila seller ternyata palsu/menipu. akan tetapi paypal menarik fee dari seller. Setiap buyer mengirimkan uang kepada seller, maka paypal akan mengurangi terlebih dahulu dengan fee tertentu. Mungkin karena ini paypal kurang laku..:-). Untuk credit card, ini bisa dijelaskan lewat point pertama. Karena yang banyak adalah pelaku perorangan, maka transaksi credit card memerlukan investasi yang cukup besar, seperti Server untuk verifikasi dll. Hanya pelaku perusahaan yang mampu menyediakan seperti itu. Selain itu di Indonesia juga terkenal sebagai tempat credit card fraud..:-).

Oleh karena itu, yang banyak dipakai di Indonesia adalah transfer antar bank. Sebenarnya saya salut sekali dengan pemain bisnis online di Indonesia, karena transfer antar bank memerlukan kepercayaan yang tinggi kepada seller. Barang baru akan dikirim kalau sudah terima transfer dari buyer, tapi saya tanya kepada teman yang sudah lama jadi pemain bisnis online di Indonesia, kejadian penipuan memang ada tapi tidak terlalu banyak. Di Australia saja, jarang sekali buyer yang mau bayar dengan bank deposit, kecuali mereka sudah pernah bertransaksi sebelumnya atau seller sudah punya track record yang bagus. Hal ini sebenarnya membuka peluang untuk bank2 lain selain bank2 besar seperti BCA dan Mandiri untuk menggaet nasabah baru. Mungkin dengan program2 reward atau memberikan asuransi penggantian seperti paypal mereka bisa menggaet nasabah baru berkah dari bisnis online di Indonesia.

Saya coba ulas lagi perbedaan2 yang lain di seri kedua, kalau ada waktu..:-)

Any inputs are welcome!

sumber : http://rian79id.multiply.com/journal/item/6

Thursday, April 22, 2010

SPI dan SKJ

oleh : hasan abadi kamil

"Tank..tank apa yang bikin sehat?"
"Gak tahu."
"Jawabnya adalah teng,,,teng-teng..teng....teng-teng"

Buat yang mengalami SD tahun 80-an pasti mengenai bunyi "teng-teng" di atas. Bunyi itu biasanya mengiringi dua senam wajib untuk anak sekolah pada zaman orde baru. Senam Pagi Indonesia disingkat SPI dan senam kesegaran jasmani yang disingkat SKJ.

Senam ini biasanya dilakukan setiap hari jumat. Semua murid berbaris di lapangan yang biasa untuk upacara. Dengan di-instruktur-i oleh guru olahraga dibantu beberapa murid, mulailah dilakukan senam bersama.

Senam dilakukan sebelum jam belajar selama kurang lebih 30 menitan. Mula-mula yang dilakukan SPI yang gerakannya lebih "slow" dibandingkan SKJ. Yang dipakai musik teng-teng itu. Gerakannya mulai dari atas sampai ke bawah.

Setelah SPI, yang ditujukkan untuk pemanasan, selesai dilanjutkan dengan SKJ. Musik dan gerakannya lebih dinamis; lebih cepat. Dan keringatnya pun bercucuran. Salah satu gerakannya adalah dengan kaki diangkat lurus ke depan bersamaan dengan kedua telapak tangan ditepuk tepat di bawah kaki yang diangkat. Bergantian kaki kanan dan kaki kiri.

Setelah selesai maka dilakukan pendinganin. "Biar gak pegel-pegel" begitu pesan guru olahraga.

Pernah soundtrack dan gerakan SKJ mengalami perubahan. Saya tidak tahu kenapa diganti, cuma pada waktu itu kami diperkenalkan gerakan ini. Salah satu yang kami ingat adalah ada satu bagian lagu yang suka diplesetin : dukun pelet, dukun pelet bapak lu. yang dipelet-dipelet emak lu. Biasanya kita meneriakkan secara koor sambil berlari di tempat empat kali dan pas kalimat bapak lu kita tepok tangan dua kali. Ini dilakukan bergantian serong kanan dan serong kiri.

Selain mewajibkan dilaksanakan setiap hari jumat, SPI dan SKJ ini juga diperlombakan antar sekolah. Dulu pernah jadi anggota mewakili SDN Siluman Raya dan menang level desa.

Setelah reformasi, semua yang berbau orba dibabat habis (kecuali golkar kali). Padahal tidak semuanya jelek. Salah satunya yaitu : SPI dan SKJ. Apakah masih ada dua senam wajib ini?

AJA = TANGERANG?

oleh : hasan abadi kamil

Buat orang Tangerang dan sekitarnya, nama AJA, Arimbi dan Bima Suci tidaklah asing. Sejauh mata memandang di jalanan pasti ada kendaraan ini dengan warna hijaunya yang khas (walau pun ada yang berwarna putih). Mulai dari bus antar kota, antar jemput karyawan dan taksi. Singkatnya kalau orang Tangerang atau yang pernah ke Tangerang diragukan sekali kalau tidak mengetahui soal angkutan AJA ini.

Sepengetahuan saya, belum ada perusahaan penyedia jasa transportasi seperti perusahaan AJA. Kita bisa melihat usaha yang sejenis seperti Prima Jasa, Mayasari Bakti dan lain-lain, belum bisa seperti AJA ini. Seperti Prima Jasa banyak terdapat di kota Bekasi, tapi dia tidak punya divisi antar jemput karyawan dan charter wisata.

AJA merupakan singkatan dari Arimbi Jaya Agung. PT. ARIMBI JAYA AGUNG adalah salah satu perusahaan Authorized Dealer Hino di Indonesia ( Group Perusahaan Indomobil). Selain menyediakan jasa angkutan perusahaan ini bergerak di spare part.

Jadi, kalau sempat ke Tangerang, dari Bandung, Bekasi, Jakarta pasti naik bis AJA!

*ini bukan promosi*bus aja

Wednesday, April 21, 2010

Jurnal : Managemen dan Sepak Bola

oleh : hasan abadi kamil

Beberapa bulan lagi kita akan disuguhi salah satu olahraga paling populer di bumi : sepak bola.

Ada yang bilang antara managemen dan sepak bola memiliki kesamaan : sama-sama mengkoordinasikan segala aktivitas untuk mencapai GOL.

Seperti diketahui gaya bermain bola beragam. Ada total footbaall-nya Belanda, jobo bonito-nya Brasil, catenatio-nya Itali dan seperti baca text book-nya Jerman. Begitu juga managemen. Ada bermacam-macam managemen. Ada TQC, Management by Objective, dan lain-lain.

Dalam sebuah kesebelasan biasanya terdiri dari penjaga gawang, bek, gelandang, play maker dan penyerang. Ada yang tugasnya membobol gawang lawang, ada yang mengatur irama permainan dan ada yang menjaga pertahanan. Begitu juga dalam sebuah perusahaan/ organisasi. Ada sales dan marketing sebagai lini depan, ada logistik yang memberikan umpan-umpan ke lini depan, ada kepala perusahaan yang berfungsi memainkan permainan dan bagian research sebagai benteng pertahanan.

Tentu bukan sebuah kesebelasan yang jempolan kalau semuanya striker (pola 0- 0 - 11) atau kiper semua (pola 11 - 0 - 0). Kalau barusan contoh ekstrem, misalnya tim mempunyai tiga striker, tentu tidak semuanya striker murni yang kerjaya hanya jaga telor* saja dan oportunis, menunggu umpan-umpan matang diberikan dari sayap. Harus ada juga penyerang yang pekerja keras, yang rela turun ke bawah dan menciptakan serangan-serangan.

Begitu juga dalam managemen/ organisasi. Harus beragam dan harus diisi tipe, karakter dan fungsi yang berbeda. Organisasi yang isinya seragam cenderung rapuh dan mudah runtuh seperti tanaman yang kalau semuanya seragam akan mudah terkena hama.