Tuesday, July 13, 2010

Abu Nawas

oleh : hasan abadi kamil

Dalam sebuah kisah, Abu Nawas pernah diundang dalam sebuah jamuan oleh tetangganya. Dengan berpakaian sederhana dia penuhi undangan tersebut. Dan ternyata tak ada satu pun orang yang "say hello" dan mengajaknya ngobrol. Abu Nawas berfikir dan bertanya-tanya dalam hati.

Tidak membutuhkan waktu lama dia kembali ke rumahnya. Sekarang dia pinjam baju yang mewah dan mahal. Setelah itu dia kembali ke undangan tersebut. Alhasil, sekarang dia tidak butuh waktu lama untuk ditegur dan diajak bicara. Dia pun dipersilahkan menempati meja yang sudah tersaji makanan yang enak dan lezat-lezat.

Abu Nawas terdiam. Dia tidak langsung menyantap makanan di depannya. Malah dia berdiri dan menanggalkan pakaiannya yang "wah" tersebut. Dia pun berkata : "Hai bajuku, silahkan kamu makan karena sebenarnya kamu yang diperhatikan orang-orang bukan aku!"

Kita pun pernah menjadi Abu Nawas atau tetangga dan tamunya Abu Nawas. Sambutan yang kita terima dalam sebuah acara sangat tergantung dari apa-apa yang tertera di kartu nama kita : perusahaan dan jabatan.

Dalam acara talk show Oprah seorang eksekutif Microsoft pernah memilih hidup yang tidak populer. Dia tinggalkan semuanya "hanya" untuk bekerja membagi-bagikan buku di negara miskin. Dia bilang dulu baginya mudah sekali mendapatkan teman bicara dalam sebuah pesta atau  jamuan. Sekarang setiap dia bilang : Hai, saya sekarang membagi-bagikan buku. Kontan, seperti lalat kena geprak semuanya membubarkan diri dari kerumunan.

Apakah terinspirasi atau tidak dari kisah ini, dulu ketika kuliah teman-teman saya suka mengadakan program perbaikan gizi setiap weekend. Dengan bermodalkan baju batik dan nekat, mereka mendatangi gedung-gedung yang ada resepsi pernikahan.  Tidak peduli tidak diundang yang penting bisa makan yang bergizi. Dan yang empunya acara dan tamu undangan lain tidak tahu, karena sudah berseragam batik.

0 comments:

Post a Comment