Friday, January 29, 2021

WFH Terlihat Lebih Hijau Dibandingkan WFO

 

Work from home (WFH)

Manusia itu memang tidak pernah puas; tempatnya berkeluh kesah. Dan memang rumput tetangga itu terlihat lebih hijau.

Di masa pandemik perusahaan tempat bekerja membuat kebijakan soal masuk kerja. Untuk frontline seperti beauty advisor (BA), distribusi, dan produksi harus work from office. Sedangkan yang di kantor pusat dan bukan front line boleh work from home. Untuk keperluan tertentu ada beberapa karyawan kantor pusat yang boleh masuk kantor. Itu juga dilakukan secara giliran.

Sebenarnya mungkin perusahaan ingin semuanya work from home, karena melihat ganasnya penyakit ini, namun apa ada daya roda perusahaan harus berputar harus ada yang work from office. Kalau tidak dari mana perusahaan bisa membayar gaji karyawannya. Cukup sudah dengan satu masalah kesehatan, jangan ditambahi dengan masalah bubarnya perusahaan karena tidak ada aktivitas produksi.

Jadi kalau ada yang dapat WFO dan WFH itu merupakan rejeki masing-masing. Manusia memang memang hanya melihat kepada orang lain, tidak melihat ke diri sendiri. Yang wfo merasa rekan-rekannya yang wfh penuh dengan kesenangan. Bekerja dari rumah, tidak harus masuk ke kantor atau pabrik. Dan yang wfh melihat begitu juga.

WFH itu enaknya di awal-awal saja. Tidak harus ke kantor, bertemu anak istri lebih lama, boleh pakai baju casul dan flexible time. Namun enaknya itu hanya sesaat saja setelah itu pun tiba.

Karena kita harus di rumah terus. Antara bekerja dan tidak bekerja sudah tidak jelas batasannya. Mau kerja tempatnya di situ mau tidak tempatnya di situ juga.

Terus kalau difikir-fikir karena dianggap bisa flexible time, waktunya disesuaikan malah jadi fleksibel kemana-mana. Malam masih kerja. Sabtu minggu masih kerja. Jadi kita tidak bisa lagi membedakan kapan waktu kerja kapan waktu tidak kerja. Dan yang paling sial adalah karena sering terlihat di rumah, bisa-bisa tetangga menganggapnya kita kena pengurangan karyawan karena pandemik.


Mudah-mudahan kita berdoa dan berharap covid-19 segera berakhir. Bagi para pekerja baik yang WFO maupun WFH, keduanya tetap lebih baik dibandingkan PHK.

Tong Kosong Nyaring Bunyinya; Air Beriak Tanda Tak Dalam

Orang yang mengaku mengetahui suatu hal belum tentu dia melakukannya. Misalnya orang tahu tentang krimininalitas belum tentu dia melakukan tindakan-tindakan kriminal. Sepanjang sejarah tidak ada kriminolog yang merupakan pelaku kriminal. Itu dari hal yang "negatif". Dari hal yang "positif" misalnya ada orang yang mengetahui agama Islam, tetapi dia tidak beragama Islam atau menjalankan syariat Islam. Seperti halnya para orientalis mereka bisa berbahasa Arab, bisa membaca Al Quran Hadits tetapi sholat saja tidak.

Begitu juga dalam pekerjaan. Ada orang yang mengakui mengetahui tetap dia tidak melakukannya. Misalnya di dalam curiculum vitae-nya dicantumkan beberapa sertifikasi pelatihan tentang skill tertentu. Mungkin dia tahu tetapi, dia tidak memakai dalam pekerjaan sehari-hari.

Sekarang coba kita lihat apakah semua yang ikut kursus problem solving technique seperti PDCA, Design Thinking dan lain sebagainya apakah memakainya ketika menemui masalah? Belum tentu juga. Ada teman yang pernah cerita tentang vendor pelatihan di tempat kerjanya. Vendor tersebut mengajarkan tentang design thinking dan lain sebagainya. Namun ketika mendelivery materinya untuk karyawan di tempat teman saya bekerja ini, sepertinya tidak memakai apa yang dia ajarkan. 

Jadi kalau begitu ya kita harus bertanggung jawab kalau mengakui memahami sebuah keahlian. Berani mengakui berarti memang menggunakanny sehari-hari. Percayalah kalau kita berani tanpa bertanggung jawab, memang pada awalnya akan menarik perhatian orang lain namun lama-kelamaan akan ketahuan juga. Ternyata kita ini ibarat tong kosong nyaring bunyinya; air beriak tanda tak dalam.

Tuesday, January 26, 2021

Kami Makan Rumput 3 Kali Sehari

Di lapangan samping rumah ada seorang bapak sedang mengarit rumput liar. Kebetulan yang empunya rumah keluar. Untuk sekedar basa-basi dia menyapa kepada yang sedang mengarit.

"Pak, itu rumputnya buat dijual?"

"Enggak Pak. Buat dimakan sendiri."

???

Monday, January 25, 2021

Lukai Aku! Maka Aku Bertumbuh

Lihatah pohon mangga. Untuk mempercepatnya dia berbunga dan berbuah dilakukan pelukaan. Pelukaan dilakukan dengan cara dicacah, dikerok, atau diikat sekujur batangnya.

Manfaat dari pelukaan pada batang pohon mangga dapat merangsang tanaman agar segera menghasilkan buah. Caranya adalah dengan memutuskan jaringan-jaringan floem atau Phloem dengan tujuan menghambat atau menghentikan suplay aliran karbohidrat yang dihasilkan oleh daun melalui fotosintesis. Karena tidak tersebar ke seluruh bagian dari tanaman akan terjadi terkumpulnya karbohidrat dibagian tauk pohon dengan demikian bisa merangsang tumbuhnya bunga pada tanaman.

Begitulah hidup, luka-luka dari semua ujian yang kita alami selama ini adalah untuk membuat kita bertumbuh, berkembang dan memberikan manfaat bagi sekitarnya.

Apa yang di Permukaan Belum Tentu Mencerminkan Apa yang Ada di Dalamnya

Kalau ada orang yang merasa skeptis atau suka memberikan kesan yang negatif terhadap perusahaan, bisa jadi kalau didalami lagi orang itu sebenarnya iri terhadap perusahaan. Sebuah iri yang bisa menjadi hal positif sebenarnya. 

Orang tersebut iri melihat perusahaan berkembang maju kare na orang tersebt tidak bisa banyak berkontribusi ke perusahaan dengan beragama alasan. Dan sebenarnya dalam hati yang paling dalam dia ingin sekali berkontribusi tetapi tidak bisa.

Tidak semua pihak terpuaskan itu wajar, karena memang bukan barang pemuas. Sehebat apa pun pasti masih ada satu dua yang minor terhadap perusahaan. Namun adanya orang-orang yang iri, karena ingin berkontribusi dan merasa potensinya tidak terbedayakan ini perlu perhatian khusus. Bisa jadi dibalik orang-orang ini ada potensi luar biasa yang bisa jadi sangat menguntungkan perusahaan.

Bisa jadi apa yang tampak di permukaan tidak mencerminkan apa yang ada di dalamnya. Namun tidak semua orang bisa menggali lebih dalam. Harus lebih banyak mendengar yang dibutuhkan.

Saturday, January 23, 2021

Seberapa Pantas Indo*** Diperlakukan (Mie Instan)

Boleh dibilang indo*** itu merupakan makanan seluruh rakyat Indonesia. Tak ada yang tidak menyukai mie instan ini. Yang membedakannya adalah bagaimana cara menikmatinya. Ada yang memakannya sesuai dengan petunjuk penyajian yang ada di bungkusnya, ada yang diberi macam-macam bahan seperti telur, kornet sehingga menjadi lebih "naik kelas" dan ada yang memakannya begitu saja secara mentah-mentah. Yang terakhir ini umumnya adalah orang yang sudah lapar dan tidak bisa menunggu untuk menjerang air untuk merebus mie instan tersebut.

Namun saya pernah mendengar ada seseorang yang merupakan bossnya teman saya  yang memakan ind*** mentah karena memang layaknya diperlakukan seperti  itu. Untuk apa dimasak sesuai petunjuk atau ditambahi bahan macam-macam karena dia tidak memberikan nilai gizi apa-apa. Dia hanya dimakan dan mengembang di dalam perut karena menyerap air sehingga bisa menjadi pengganjal. Lebih dari itu tidak ada fungsi yang lain. Oleh karena itu makan dengan dimakan mentah-mentah adalah yang pantas untuk barang ini.

Difikir-fikir benar juga teman boss saya ini. Namun saya atas nama kesehatan, memasak mie instan dengan membuang air rebusannya dan memakannya hanya sekali dalam sepekan. Jangan sampai lebih dari itu.

Friday, January 22, 2021

Seharusnya Patuh Itu Sepanjang Waktu

Dari beberapa korban covid-19, mereka mengakui bahwa mereka sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Melakukan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Namun mereka masih tetap terkena covid-19. Kalau kita telusuri lebih jauh pengakuannya akan mendapatkan fakta yang cukup menarik. Memang mereka sudah 3M, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak tapi ada terusannya. Pas foto bersama membuka masker. Pas jam istirahat makan bersama dan seterusnya. Jadi protokol ini dilakukan hanya pada jam-jam tertentu saja. Hal ini persis pengalaman saya waktu persiapan audit CPKB.

Sebelum diaudit oleh auditor beneran, kami melakukan latihan audit. Pada waktu-waktu tertentu kami berkeliling ke seluruh pabrik dan melakukan audit. Biasanya di hari rabu pagi sebelum jam makan siang. Setelah beberapa kali latihan hasilnya cukup menggembirakan karena temuan di lapangan sedikit atau tingkat kepatuhannya tinggi, sampai pada suatu ketika.

Thursday, January 21, 2021

Memang Beda

Memang beda kalau bertemu dengan orang yang berilmu. Bicaranya hati-hati, mudah dimengerti dan jelas sikapnya.

Kemarin, saya diajak meeting dengan calon konsultan secara daring. Yang presentasi dari pihak konsultan merupakan seorang doktor dan sudah mempunyai banyak pengalaman. Bicaranya hati-hati, mencoba mengutip dari sumbernya, sehingga terkesan semua yang keluar dari mulutnya bisa dipertanggungjawabkan. Karena tingginya ilmu dan banyaknya pengalaman maka penyampaiannya pun dengan bahasa yang bisa dimengeti oleh saya. Dan orang ini pun mempunyai prinsip, walau pun itu kadang-kadang bisa merugikan dia. Ketika diminta proposal pengajuan, tanpa ragu-ragu dia menolaknya. Dia harus melihat lapangan terlebih dahulu. Dia takut berbohong dengan isi proposalnya. Karena setiap perusahaan menghadapi permasalahan yang berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan.

Hmm..memang beda ya.