Thursday, August 27, 2020

Keling Sang Pemberani

Keling, kucing kami yang sekujur tubuhnya berwarna hitam, sampai ke kumis, hidung dan telapak kaki mempunyai musuh yang cukup ganas. Namanya si George. Awalnya kami panggil si oren karena memang warnanya oranye. Baru tahu namanya George, diberi tahu oleh tetangga diaman kucingnya pernah dikalahkan oleh George.

George ini tipikal kucing yang agresif. Dia akan menyerang setiap kucing jantan yang mengurangi peluang dia mendekati para kucing betina di komplek. Dia tak segan-segan untuk melukai lawannya. Rekor terkejamnya adalah dia pernah menggigit anak kucing depan rumahnya sampai mati.

Dihitung-hitung, sejak kedatangan Keling di rumah kami, sudah empat kali terjadi perkelahian. Perkelahian pertama adalah yang paling parah. Pangkal lengan kanan depan Keling terluka. Lukanya cukup dalam. Butuh waktu seminggu lebih untuk sembuh dari lukanya. Namun makin ke sini, makin sedikt lukanya. Bahkan di perkelahian terakhir dia tidak terluka sama sekali. Dia sudah pandai melakukan tindakan menghindari serangannya : jurus langkah kaki seribu.

Namun yang perlu saya banggakan dari Keling, dia tidak pernah mengalami traumati karena berkelahi dengan George. Padahal rumah kami dengan rumah pemilik George itu hanya terpisah jalan besar saja. Kucing tetangga saya yang pernah berkelahi dengan George sampai-sampai tidak berani untuk keluar dari rumah.

Sore ini telah terjadi sesuatu yang luar biasa. Seperti biasa Keling suka duduk-duduk santai dekat rumah. Kebetulan di sebrang terlihat George sedang duduk-duduk santai juga. Saya yang mengetahui reputasi George ketar-ketir. Takut ada penyerangan brutal ke Keling. Namun reaksi Keling biasa saja. Saya juga jadi tenang. Saya amati pergerakan antara Keling dan George. 

Tanpa saya duga, Keling melakukan hal di luar perkiraan saya. Dia bukan balik kanan untuk masuk ke rumah, malah mendekati George. Mula-mula dia bergera beberapa langkah. George bergeming. Dia masih santai-santai saja. Keling menambah beberapa langkah lagi dan dia terus diam. Sesekali dia menengok saya. Saya hanya terdiam. Keling terus melakukan langkahnya. Dia melakukan ini berkali-kali sampai jarak dia dengan George hanya 1 meteran.  Pas satu meter ini George tidak tinggal diam, dia langsung bangkit dari duduknya dan berlari dengan kencang. Keling yang lebih muda dan lebih kecil berlari dengan cepat. Buru-buru dia berlari menuju rumah dan langsung menuju lantai 2. Saya yang sudah menduga serangan ini, sudah memberi peringatan ke George untuk mengurungkan niatnya. Namun dia terus mengejar Keling. Ketika tubuhnya melewati saya, spontan kaki kanan saya memberi sambutan selamat datang. Ujung kaki saya mengenai perutnya. Dia pun terjatuh. Setelah itu dia pergi menyelamatkan diri. Sebuah kerja sama yang apik antara kucing dan pemiliknya.



0 comments:

Post a Comment