Sunday, December 22, 2019

[Food for Though] ISO 9001 : 2008

Please answer these questions for known our intend implementation ISO 9001

1. Is our management system the way we run our business or is it simply a set of documents we used to show compliance with ISO 9001?

2. If we document what we do, can we be sure that will be documenting everything that affects our ability to satisfy our customers?

3. What is more important for us to sustain succes, is it to achieve objectives or get ticks in boxes?

4. Do we want out staff to learn new skills that will help us improve our performance or do we want them to learn how to catch us out?

5. Is our goal to survive the audit or to improve our performance?

6. Do we want our third party auditors to prove us that our system is effective or simply tell us if it is compliant with ISO 9001?

4% dari GDP

Menurut laporan International Labour Organization (ILO) tahun 2006 kerugian akibat kecelakaan kerja mencapai 4% dari GDP suatu negara. Artinya dalam skala industri, kecelakaan dan penyakit akibat kerja menimbulkan kerugian 4 persen dari biaya produksi berupa pemborosan terselubung (hidden cost) yang dapat mengurangi produktivitas yang pada akhirnya dapat mempengaruhi daya saing suatu negara.

Show Me The Money!

"Show me the money!" not "Tell me the money!"


This quote describre people more easier think with picture than words... We may familiar with "satu gambar lebih berarti dibandingkan seribu kata-kata" quote.

Persyaratan Keselamatan Kerja


-->
Persyaratan keselamatan kerja menurut Undang-undang No.1 Tahun 1970 adalah sebagai berikut :
  1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
  2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
  3. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran
  4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri dalam kejadian kebakaran atau kejadian lain
  5. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
  6. Memberikan alat pelindung diri bagi pekerja
  7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
    Berkaitan dengan keselamatan lingkungan kerja, pencemaran atau buangan industri serta kesehatan kerja
  8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik, maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan
    Berkaitan dengan aspek kesehatan kerja dan higiene industri
  9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
  10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
  11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik
  12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
  13. Memperoleh keserasian antar tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja
  14. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
  15. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
  16. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
  17. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja
    Berkaitan dengan aspek ergonomi di tempat kerja
  18. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang
    Berkaitan dengan keselamatan transportasi baik darat, laut dan udara
  19. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
    Berkaitan dengan keselamatan konstruksi dan bangunan mulai dari pembangunan sampai penempatannya
  20. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan penyimpanan barang
    Syarat ini berkaitan dengan kegiatan pelabuhan dan pergudangan
  21. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
    Berkaitan dengan keselamatan ketenagalistrikan
  22. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahayanya menjadi bertambah tinggi.

8 Prinsip K3

8 Prinsip K3
1. Safety is an ethical responsibility
2. Safety is a culture not a program
3. Management is responsible
4. Employees must be trained to work safely
5. Safety is a condition of employment
6. All injures are preventable
7. Safety programs must be site specific
8. Safety is good business

International Assocition of Safety Professional (IASP)

Cita-Cita Yang Jangan Terkabul

Ada seorang maling yang baru tertangkap dalam menjalankan aksinya. Fakta yang cukup menarik adalah bahwa pemilik rumah yang dia curi dan yang menangkapnya adalah teman-temannya semasa sekolah dulu.

Dalam sebuah interogasi polisi menanyakan motifnya dalam melakukan aksinya.
"Mengapa kamu mencuri rumah temanmu sendiri?"
"Saya ingin bersilaturahmi Pak. Saya ingin bersilaturahmi dengan teman saya yang sudah kaya raya dan yang sudah menjadi polisi."


Bu Guru : "Amir, apa cita-citamu?"
Amir      : "Menjadi orang kaya, Bu."
Bu Guru : "Budi, apa cita-citamu?"
Budi       : "Menjadi polisi, Bu."
Bu Guru : "Carli, apa cita-citamu?"
Carli       : "Anu Bu. Saya ingin menjadi maling."
Bu Guru : "Apa?"
Carli       : "Iya. Amir sudah jadi  orang kaya. Budi sudah jadi polisi. Mereka teman dekat saya. Saya ingin terus bersilaturahmi dengan mereka. Kalau saya mencuri rumah Amir, saya bisa berrtemu Amir sekaligus bertemu Budi. Begitu Bu Guru."

Saturday, December 21, 2019

Hobi Kamu Mengikuti Hobi Pimpinan


Suatu hari pernah saya bercakap-cakap dengan seorang konsultan mengenai penerapan 5R (ringkasi-rapi-resik-rawat-rajin) di sebuah direktorat. Menurutnya sangat berat untuk bisa menerapkannya. Di ujung keluhannya dia menyimpulkan bahwa "kambing hitamnya" adalah dari pimpinan tertinggi dari direktorat tersebut. Sang pemimpin kurang mendukung penerapannya.

Jadi kalau mau efektif mengubah suatu kelompok, maka ubahlah pemimpinnya terlebih dahulu. Kalau pemimpinnya ke kanan, maka yang di bawahnya juga ke kanan. Bahkan untuk hal-hal remeh temeh.

Sunday, December 8, 2019

Ojol Yang Nyaman


Dari jenis motor yang dikendarainya kita bisa menebak motivasi terdalam dari seorang pengemudi ojol. Apakah dia melakukan ini sebagai mata pencaharian utama, sampingan atau sekedar aktualisasi diri. Kalau kondisi motornya sudah seperti masa-masa perjuangan dan termasuk tipe yang irit bensin, kemungkinan besar dia menjadikan ojol sebagai mata pencaharian utama. Kalau motornya mulus dan termasuk motor yang boros bensin, seperti motor laki boleh diduga motifnya adalah sebagai sampingan atau aktualisasi diri.

Pada suatu kesempatan saya naik ojol dengan motor PCX Honda. Setahu saya motor ini harganya lebih mahal dibandingkan dengan rekan sejawatnya NMAX Yamaha.
"Boleh juga Bang motornya," kata saya.
"Harganya berapaan bang?"
"Ada deh."
"Kan mahalan ini dibandingkan NMAX."
"Iya. Tapi ini memang lebih enak." Saya pun mengamininya. Yang ini lebih empuk suspensinya ketika membonceng dibandingkan pesaingnya.

Dari sini mulailah kami ngobrol ngalor ngidul. Hingga ada satu bagian pembicaraan yang tidak pernah saya lupakan.
"Saya jadi ojol sampingan aja. Saya ingin kerjanya nyaman. Makanya semua safety." Saya perhatikan seluruh tubunya. Dia menunjukkan dia memakai sarung tangan, helm SNI dan memakai buff pelindung muka. "Dan saya narik cuma setengah hari."


Tuesday, November 26, 2019

Kepemimpinan (leadership) itu memang dahsyat.


Kepemimpinan (leadership) itu memang dahsyat. Dia bisa mengubah apa pun, kecuali menghidupkan orang yang telah mati. Dari sekian pengertian mengenai kepemimpinan, maka pengertian kepemimpinan yang kami pegang di tempat kerja adalah sebagai berikut :

- ing ngarso sing tulodo, di depan memberi contoh
- ing mady mangun karso, di tengah membangung semangat
- tut wuri handayani, mendorong dari belakang.

Monday, November 18, 2019

Poligami Bukan Untuk Mainan

Beberapa pekan yang lalu, dunia maya dihebohkan dengan cerita berjudul "layangan putus". Kalau dari judulnya, tidak sedang menceritakan permainan adu layangan dimana salah satunya kalah dan layangannya menjadi putus; menjadi rebutan anak-anak yang mengejarnya. Bukan itu.

Cerita layangan putus menceritakan seorang suami yang menikah lagi tanpa memberitahukan istrinya. Kemudian sang istri memilih untuk meminta cerai dan menjalani hidup.

Pada postingan kali ini saya tidak mau membahas soal ini, karena di media sosial kisah lengkapnya bertebaran. Dan saya juga tidak mau membahas soal poligaminya. Saya mau membahas soal poligami yang sering menjadi candaan.

Di beberapa group whats app ada segelintir orang yang suka menjadikan poligami bahan bercanda. Caranya adalah memposting meme atau cerita-cerita soal poligami. Yang membuat saya gerah adalah ketika sang pemosting ditanya :"kapan mau nikah lagi (maksudnya berpoligami)?" Jawabnya adalah mereka tidak ada niat sama sekali. Sungguh tidak ada nyali. Buat apa rajin memposting sesuatu yang tidak pernah kamu wujudkan. Jadi mulai saat ini berhentilah untuk menjadikan poligami ini sebagai bahan bercanda. Kami butuh aksi konkret dari kalian para polygamist wanna be.

Saturday, October 12, 2019

Pesan Bang Idin

Alam itu bukan warisan nenek moyang, tapi titipan anak cucu

Bang Idin

What Is The Truest Definiton of Globalization?

Question: What is the truest definition of Globalization?

Answer: Princess Diana's death.

Question: How come?

Answer: An English princess with an Egyptian boyfriend crashes in a French tunnel, driving a German car with a Dutch engine, driven by a Belgian who was drunk on Scottish whiskey, followed closely by Italian Paparazzi, on Japanese motorcycles; treated by an American doctor, using Brazilian medicines.

This story received from an Indian,
And forwarded to you by an Indonesian, using Canadian's technology, and you're reading this on your Blackberry, that use Koreans chips, and a Taiwanese LCDs, assembled by Bangladeshi workers in a Hungary factory, transported by Pakistan lorry-drivers, hijacked by Indonesians,
unloaded by Sicilian longshoremen, and repacked by Mexican illegals! Shipped to ýHongkong and Singapore before finally arrives in your hand.

Finally, this overall story will be claimed by Malaysian..

sumber : milist IA-ITB Jakarta

Learn To Fokus On Solutions Not On Problems

The Difference between Focusing on Problems and Focusing on Solutions

Case 1

When NASA began the launch of astronauts into space, they found out
that the pens wouldn't work at zero gravity (ink won't flow down to
the
writing surface). To solve this problem, it took them one decade and
$12 million.
They developed a pen that worked at zero gravity, upside down,
underwater, in practically any surface including crystal and in a
temperature range from below freezing to over 300 degrees C. And what
did the Russians do...?? They used a pencil.

Case 2

One of the most memorable case studies on Japanese management was
the
case of the empty soap box, which happened in one of Japan's biggest
cosmetics companies. The company received a complaint that a consumer
had bought a soap box that was empty. Immediately the authorities
isolated
the problem to the assembly line, which transported all the packaged
boxes
of soap to the delivery department. For some reason, one soap box went
through the assembly line empty. Management asked its engineers to
solve
the problem.
Post-haste, the engineers worked hard to devise an X-ray machine
with high-resolution monitors manned by two people to watch all the
soap
boxes that passed through the line to make sure they were not empty. No
doubt,
they worked hard and they worked fast but they spent a whoopee amount
to
do so.
But when a rank-and-file employee in a small company was posed
with the same problem, he did not get into complications of X-rays,
etc., but
instead came out with another solution. He bought a strong industrial
electric fan and pointed it at the assembly line. He switched the fan
on, and as each soap box passed the fan, it simply blew the empty
boxes out
of the line.


Moral

Always look for simple solutions. Devise the simplest possible
solution that solves the problems.

LEARN TO FOCUS ON SOLUTIONS, NOT ON PROBLEMS.

Izzy Stradlin

Kamu suka musik? Iya

Genre lagu apa yang suka didengarkan? Banyak. Umumnya yang keras-keras. Tapi enggak semuanya keras. Keras dan enak didengar. Keras kalau jedak jeduk jedak jeduk atau asal keras ya enggak didengerin.


Pemusik dan band apa yang disukai? Kalau sekarang enggak ada yang terlalu "fanatik". Apa saja, asal memenuhin kriteria yang di atas. Kalau dulu ya suka rock, grunge dan alternatif. Ada beberapa band yang disukai seperti Guns N Roses, Nirvana, Alice in Chains, Soundgarden, Red Hot Chilli Peppers dan lain sebagainya. 


Kalau menjadi seorang musisi, posisi yang mau dipilih dan ingin menjadi seperti siapa? Kalau menjadi musisi, ingin-nya pegang gitar. Kenapa gitar, kayaknya keren bisa menghasilkan bunyi-bunyian yang unik. Awalnya saya suka Slash (Soul Hudson) gitarisnya GNR, namun ke sini-sini ingin seperti Izzy Stradlin. Gitarisnya GNR juga. Kenapa bisa pindah? Setelah banyak membaca referensi saya baru menyadari bahwa hatinya GNR itu ya Izzy. Mungkin bisa diperdebatkan, namun faktanya seperti yang kita lihat selepas Izzy keluar dari GNR, band ini sulit untuk membuat lagu yang enak. Contohnya album The Spaghetti Incident gagal di pasaran. Setelah itu butuh delapan tahun lebih, kalau tidak salah, untuk mengahsilkan album Chinese Democracy.


Kalau Kita baca, Izzy Stradlin ini banyak menciptakan lagu hit. Baik sebagai writer atau co-writer. Kita sebut misalnya Sweet Child O'Mine, Don't Cry, Patience, You Could Be Mine dan lain-lain. Selain bisa menciptakan lagu, dia ini great composer. Misalnya dia yang pertama menyadari enaknya intro Sweet Child O'Mine yang dimainkan Slash. Terus bagaimana dia mencoba bunyi-bunyian simbal, agar mendapatkan bunyi yang pas di lagu Pretty Tied Up. Banyak yang bilang bahwa dia itu menciptakan rhythm yang genius. Buktinya kita bisa lihat di album Appetite For Destruction.


Terus, kalau ada yang tanya mengapa solo karirnya tidak sukses setelah dia keluar dari band ? Padahal katanya dia punya talenta. Izzy ini orang yang hanya ingin bermain musik. Tidak lebih. Dan dia tidak suka publikasi .Makanya banyak album yang tidak meledak di pasaran. Bahkan para fansnya membuatkan sebuah petisi agar dia mau mengeluarkan album barunya. Setelah itu dia baru mau mengeluarkan album baru. Dan sebagai informasi saya tidak bisa memainkan gitar he he he.

Monday, September 30, 2019

Ternyata Cuma Ngebacot Doang

Umat Islam biasanya terbelah menjadi dua menjelang pemilu, baik pemilu pemilihan anggota legislatif atau pemilihan presiden. Ada yang berpendapat bahwa pemilu itu sesuatu yang boleh-boleh saja dan ada yang berpendapat tidak boleh. Yang berpendapat tidak boleh ini berdasarkan kepada bahwa pemilu sebagai bagian dari demokrasi bukanlah berasal dari (ajaran) Islam. Maka tidak bisa diterima.

Yang menjadi ramai adalah ketika dua pihak yang bersebelahan saling beradu argumen. Tiada habis-habisnya menggunkan dalil ini dalil itu. Dan keduanya (saya rasa) terdiam ketika partai yang dianggap anti Islam atau setidaknya dianggap tidak mewakili aspirasi umat Islam yang menang. Ribut yang menghabiskan energi itu ternyata tidak menghasilkan apa-apa. 

Monday, September 23, 2019

Kesuksesan Seorang Suami Tergantung Istri

Di balik kesuksean seorang suami ada sosok istri di belakangnya
Kesuksean Seorang Suami Didukung Oleh Seorang Istri

Ada yang pernah dengar ungkapan ini enggak? Dibalik kesuksesan seorang pria ada sosok wanita hebat.

Ada yang tahu enggak maksudnya enggak? Pasti kita akan menjawab seorang istri yang selalu memberikan dukungan kepada suaminya, bisa membuat karir sang suami meningkat dan lebih mudah mencapai kesuksesan. Maaf bukan itu artinya.

Menurut gua ungkapan ini belum selesai. Belum titik, baru koma saja. Yang lengkapnya, menurut gua di balik kesuksesan seorang pria ada sosok wanita yang hebat, yang mau bersabar melihat kelemahan lelakinya.

Monday, September 16, 2019

Akhir Pekan Di Sebuah MIni Market

Hari ini adalah akhir pekan. Saat orang-orang bersuka cita mengisi waktu selepas penuh dengan pekerjaan sehari-harinya. Apalagi kalau bertepatan dengan tanggal muda; tanggal gajian. Makin berlebih-lebihlah suka citanya orang ini. Tidak terkecuali kami.

Selepas sholat ashar, semua anggota keluarga telah mandi sore. Termasuk Ayah yang mandi hanya pagi hari. Anak-anak sudah rapi di ruang tengah sambil menonton tivi. Ibu masih sibuk berpakaian. Karena ia orang yang paling terakhir mandi. Karena harus memandikan anak-anak terlebih dahulu.

Ibu keluar dari kamar. Dia sudah rapi. Ini tandanya kami sudah siap berangkat. Berempat kami keluar rumah dengan berjalan kaki. Kakak berjalan di depan bersama ayah. Sedangkan adik di belakng bersama ibu. Sedari tadi keduanya tak henti-henti berceloteh tentang apa yang mereka lakukan di tempat tujuan mereka nanti. Sesekali terdengar gelak tawa mereka.

Wednesday, September 11, 2019

Tetap Kelaparan dan G****k!

Stay hungry. Stay foolish. (Steve Jobs)


Sejujurnya saya baru memahami perkataan Steve Jobs ini. Secara sederhananya kita harus terus berkarya dan terus belajar. Khusus untuk belajar, kita bisa belajar apa saja, kapan saja, dimana saja dan sama siapa saja. Kalau ada punk bilang alam raya adalah sekolahku, semua orang adalah guru.

Semangat terus belajar ini benar-benar dicontohkan oleh atasan saya di kantor. Atasan saya ini pernah didapati menyimak dengan antusias penjelasan teknisi mesin foto copy. Padahal atasan saya ini lulusan master dari Amerika dan pernah kerja di berbagai perusahaan asing. Tapi namanya belajar bisa sama siapa saja. Kebetulan dia tidak mengerti mesin foto copy maka belajar kepada teknisi mesin foto copy.

Sudah Makan Saja...

Di keluarga saya sepertinya pantang untuk mencela makanan. Setidaknya itu yang saya yakini. Saya pernah dimarahi abang tertua saya karena mencela makanan yang sedang dimakan. Saya pernah melihat abang ketiga saya dimarahi abang kedua saya karena dia bilang sayur tahu buatan Ibu seperti sayur tembok. Karena hal ini begitu lekat dalam ingatan, makanya saya hanya mengenal dua jenis makanan. Enak dan enak sekali.

Waktu kuliah saya punya seorang teman dekat. Hal yang tidak saya sukai darinya adalah kalau lagi makan sesuatu, dia akan membanding-bandingkan dengan makanan yang paling enak. Misalnya kalau kita makan nasi padang, maka dia akan bercerita nasi padang yang enak yang warungnya di simpang. Kalau kita makan martabak, dia akan bilang tukang martabak yang enak di mana. Dan dia suka menyarankan enaknya makanan itu sebaiknya "digimanakan".

Monday, September 9, 2019

Cukup Panggil Nama Saja!

Karena beberapa kali bertemu di travel yang sama setiap malam senin, akhirnya kami saling berkenalan. Dua orang pria yang sama-sama menetap di Bandung, namun mencari makannya di Jakarta dan sekitarnya. Saya bekerja di perusahaan kosmetik, dia mengajar di sebuah universitas swasta di daerang Tangerang Selatan. Ya, kami sama-sama anggota komunitas PJKA. Pulang jumat kembali ahad.

Setelah berbasa-basi, kami mulai bicara lebih dalam. Ternyata saya dan dia sama-sama lulusan sebuah institut negeri di Bandung. Dia kenal beberapa teman saya. Saling bercerita tentang kawan yang sama-sama kami kenal mulai mengalir.

Setelah lama kami berbicara, saya dan dia memanggil dengan sebutan Pak. Padahal usia saya dan dia hanya beda beberapa bulan. Menurut saya ketika saling menyapa masih menggunakan panggilan Pak atau Ibu, masih ada jarak yang terbentang di antara kami. Ini bisa saja masing-masing kami tidak mau terlalu dalam untuk mengenal satu sama lain. Terkadang saya rindu berbicara dengan saling memanggil dengan nama masing-masing. Sebuah bentuk keakraban tanpa harus menghilangkan saling menghormati. Dan saya baru sadar, selepas saya kuliah saya selalu memanggil dan dipanggil "Pak" ketika berkenalan dengan orang baru. Cukup, panggil nama saja.




Thursday, September 5, 2019

Dua Orang Yang Ingin Kupukul !

Seumur-umur dalam hidupku, ada dua tipe manusia yang membuat naik pitam. Karena kelakuannya itu membuat aku ingin sekali memukulnya. Tapi bohong gak jadi.

Manusia pertama yang kutemui adalah seorang bujang lapuk yang belum menikah juga. Di usia kepala empat puluh dia belum menikah juga. Ketika kutanya mau menikah? Dia jawab mau! Karena ingin berbaik hati menolongnya saya meminta seorang teman kerja untuk mencarikan anak gadis yang belum menikah. Kawan yang dimintakan tolong ini pun dengan semangat menanggapinya.
"Kriterianya seperti apa?"Tanya kawan ini.
"Oh, nanti saya tanya sama kawan yang mau menikah ini."Jawabku.

Monday, August 26, 2019

Senja Setiawan

"Senja Setiawan" adalah nama pengemudi ojek daring yang aku pesan. Ketika waktu sedang berganti dari kemarin menuju hari ini. Aku pun ingin bertanya:

Hai Senja, sepuitis apakah bapakmu sampai memberi nama Senja Setiawan?
Dan aku semakin ingin tahu, bagaimana ia melamar calon ibumu waktu itu?

Apakah dengan sajak Aku Ingin-nya Sapardi Djoko Damono atau Paman Doblang-nya W.S. Rendra?

Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata

Taklama dia datang, setelah mencari-cari titik dimana aku berada.

Namamu Senja, yang bagiku terasa lembut dan halus tetapi tidak dengan caramu berkendara.

Kamu seperti orang tidak punya pusat. Motormu terus melaju dengan kencang. Lampu lintas, kamu tebas. Rambu-rambu jalan kamu libas.

Ah, terlalu hiperbolis kata-kataku. Tapi kamu dua kali melanggar lampu merah. Dan aku merasa sepertinya kamu lupa dimana rem kamu berada. Motormu masih kencang, sampai aku sadar tujuanku sudah terlewat.

Namun kamu orang baik senja. Kamu mau putar balik dan mengantarku ke tujuan.
Kamu baik, kamu sebutkan ongkos yang sesuai tarif. Tidak dilebih-lebihkan.

Ketika, aku Tanya : orang mana, Mas?
"Bekasi Pak"

Kita sempat satu planet ternyata. Aku ini besar dan pernah lama tinggal di Bekasi.

Kulebihkan empat ribu dari tarif seharusnya kubayar, kuberi nilai bintang Lima, tapi tetap dikasih saran. Lain kali lebih hati-hati kalau membawa kendaraan. Mudah-mudahan Senja Setiawan membacanya.

Karena kamu orang baik sebaik namamu yang telah bapakmu berikan : Senja Setiawan.

Saturday, August 3, 2019

190803

Kebetulan hari ini saya telat sholat maghrib. Alasannya ada sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Berjalanlah saya menuju mushola di basement.

Sampai di sana, mushola dalam keadaan kosong. Jamaah yang sholat maghrib sudah membubarkan diri dari tadi.

Karena (merasa) sendiri, saya dengan PD mengeraskan bacaan. Sambil mencoba membaca surah-surah di juz 30 yang baru dihapalkan.

Ketika rakaat pertama berjalan, setelah membaca alfatihah, datanglah seorang pria.Kalau dari tampilan sekilas, adalah seorang yang memiliki pemahaman agama yang baik  : berjenggot, memakai peci dan celana cingkrang. Di sini saya mulai goyah, saya takut hapalan saya yang baru-baru dirintis ada banyak salahnya.

Benar saja.Dia menepuk bahu saya, minta izin jadi makmum sholat maghrib. Suara bacaan saya semakin melemah. Surat As Syams yang saya baca, semakin tidak terkenal. Saya takut hapalan dan bacaan saya ada salahnya dan dikoreksi oleh orang yang baru saja menjadi masbuk.

Rakaat pertama berjalan dengan lancar. Saya memasuki rakaat kedua. PD saya bukannya bertambah malah mengendur. Hasilnya fatal saya membaca surat pendek yang sama seperti rakaat pertama. Menyadari kekeliruan saya saya langsung membanting stir dengan membaca Inna a toinna....kembali ke asal. Buyar semua hapalan surat-surat yang sudah saya rintis.

Monday, July 8, 2019

190708

Aku tidak boleh mengeluh. Seberat apa pun.

Kenapa?

Aku malu melihat kamu. Tak pernah kudengar kau mengeluh atas apa yang telah terjadi. Padahal apa yang kamu jauh lebih berat. 


Sunday, June 30, 2019

Pergilah Kamu Bertebaran Mencari Order di Muka Bumi

Bila sedang berkendara menggunakan ojek daring, biasanya saya mengajak ngobrol dengan pengendaranya. Hitung-hitung untuk memecah kebisuan. Rasanya aneh kalau dua orang yang bersama-sama dalam satu waktu dan satu jok, tetapi tidak ada komunikasi yang tercipta. "Main diam-diaman" saja.

Untuk memulainya saya mengajukan beberapa pertanyaan. Di ojek daring full time atau sampingan? Kalau full time, sebelumnya bekerja dimana? Setelah itu sisanya sang pengendara akan bercerita sepanjang perjalanan. Saya hanya tinggal mendengarkan sambil sesekali bertanya berdasarkan ceritanya.

"Tinggal dimana Pak?"Tanya saya.
"Kalideres."
"Wah, jauh ya."Saya sedang menaiki ojek dari Blok M menuju Jl. Swadharma daerah Jakarta Selatan.
"Namanya juga ikhtiar Pak. Orderan dimana aja kita kejar."
"Iya Pak."
"Awalnya saya mangkal cuma mau ambil order sekitaran daerah saya aja. Kalau jauh sedikit saya enggak ambil. Kalau sudah nganter penumpang saya balik lagi ke tempat mangkal. Sambil menunggu biasanya nongkrong sama teman-teman. Lama-lama saya mikir juga, kalau di sini-sini aja enggak seberapa dapetnya. Abis itu saya mau nerima order yang bukan daerah saya."

Saya hanya manggut-manggut mendengarkan ceritanya.

"Tapi nongkrong ama temen-temen malah bikin kita males. Kalau ada orderan masuk bunyi ke hape saya ada yang komen santai dulu, masih pagi ini. Ada juga yang bilang kayak bakalan ada orderan lagi. Abis itu hape saya matiin (maksudnya di-mute). Jadi kalau ada orderan saya pergi. Nanti kalau teman saya nanya: mau kemana? Saya jawab mau BAB (Buang Air Besar-penulis). Abis itu saya enggak mau nongkrong di situ lagi. Saya pergi kemana aja orderan didapat."

Wah, sang pengemudi ini. Perintah merantau itu ternyata berlaku juga untuk para tukang ojek. Pergilah mengambil order, jangan hanya di kampung sendiri.
"Abis itu, saya mulai pengaruhin teman-teman yang lain. Saya bilangin, kalau nongkrong aja hasilnya enggak seberapa. Nanti di rumah ada yang bakalan nyap-nyap. Nah mulai deh satu demi satu mulai ninggalin tongkrongan. Tinggal yang tua-tua aja. Kalau itu mah saya enggak berani nasihatin."

Hebat sekali Si Bapak ini, bisa menularkan kebiasaan yang baik ke teman-temannya.
"Tapi Pak temen-temen yang di tongkrongan itu perhatian juga."
"Perhatian apa?"
"Saya kan bilangnya mau BAB. Eh, sorenya dia nanya kok Lu BAB lama banget?"
"He he he he." Saya dan si bapak tertawa bersama-sama.


Saturday, June 29, 2019

Competive Adantage Ojek Daring

Di mata saya competitive advantage seorang ojek daring adalah mengetahui rute ke rumah saya tanpa melewati daerah merah. Daerah merah adalah daerah dimana para ojek pangkalannya masih belum menerima keberadaan ojek daring; masih suka sweeping. Biasanya kala pengemudinya tidak terlalu paham akan bereaksi seperti ini begitu tahu tujuannya.
"Maaf di-cancel aja ya. Itu masuk jalur merah."Kalau ini yang to the point reaksinya.
"Paling bisa mengantar sampai pangkalan ojek Padasuka."Yang ini memberi "win-win solution". Biasanya saya cancel.
"...........". Yang ini motornya tidak bergerak sama sekali. Langsung saya cancel juga.

Alamat rumah saya terletak di daerah Bumi Asri, Padasuka. Untuk mencapai ke sana bisa melalui tiga rute perjalanan. Setidaknya yang saya tahu. Pertama lewat rute Bojong Koneng Atas, terus belok kanan ke jalan Sekemerak. Sisanya tinggal diikuti. Kedua adalah melalui jalan Terusan Cimuncang. Lurus aja, nanti belok kanan. Dan terakhir lewat jalan Padasuka. Nah, jalan Padasuka ini yang masuk jalur merah. Di pangkalan ojeknya terpasang spanduk yang jelas-jelas menolak keberadaan ojek daring di areanya.

Pada awalnya saya suka meyakinan para pengemudi ini yang keberatan membawa saya ke tujuan. Saya sampaikan bahwa selain jalan Padasuka bisa lewat rute seperti yang saya sebutkan di atas. Makin ke sini, saya makin tidak bersemangat. Begitu ada tanda-tanda keberatan, langsung saya cancel. Masih ada pengemudi lain yang sudah tahu bagaimana menuju rumah saya terbebas dari jalur merah.

Mungkin begitulah hidup (sok bijak) kalau kita tidak terus membekali diri dengan kemampuan bisa ketinggalan. Untuk sekelas ojek saja perlu meningkatkan pengetahuan rute-rute yang bersahabat

Tuesday, June 25, 2019

190625

"Pak, mohon maaf. Bisa tidak saya ikut tes susulan. Saya bangun kesiangan."
Sebuah pesan masuk ke dalam HP saya. Seorang calon pelamar minta dibuatkan tes susulan karena kesiangan. Saya  tidak menjawab pesannya. Dan mudah-mudahan dia tahu jawaban saya. Bagaimana mungkin untuk hal yang terkait masa depannya dia tidak mau "susah-susah". Saya akan menerima kalau dia bilang sakit atau mengantar ibunya ke rumah sakit. 

Untuk dirinya tidak mau bersusah-susah apalagi untuk perusahaan. Begini menurut fikiran saya. Maaf Anda sudah tidak lolos sebelum Anda mengikuti tes di tempat kami.

Sunday, June 23, 2019

Kupat DIbawa Mobil Freed

Dekat rumah saya ada tukang kupat tahu yang lumayan enak. Posisinya versis di pintu masuk ke kompleks pertokoan Surapati Core dari arah Jalan Padasuka.

Kalau saya bilang kupatnya itu the best (setidaknya menurut saya) karena tidak terlalu lembek dan keras; pokoknya pas.

"Pak ini pake pengawet enggak?"
"Enggak. Makannya kupatnya cuma bertahan 2-3 hari saja."
"Kok bisa kupatnya bagus seperti ini?"
"Ini berasnya memang khusus yang buat kupat. Bilang aja ke tukang beras, minta untuk yang biasa kupat. Harganya juga lumayan"
"Oooo. Sehari bisa abis berapa Pak?"
Dia berhenti sejenak. Melihat besek yang berisi kupat yang siap dipotong-potong.
"Bisa seratus."Maksudnya seratus besek. Selain untuk berjualan, banyak tukang kupat tahu yang mengambil kupatnya ke dia. Dan saya juga pernah ketemu tukang kupat tahu yang belum bisa melayani karena pasokan kupatnya belum datang.
"Itu sisanya masih di mobil?"Katanya sambil menunjuk mobil Freed yang diparkir tidak jauh dari tempat mangkalnya.

"Gila! Mobil Freed buat bawa kupat!" Kata saya dalam hati.

Bahkan dalam kesempatan lain,  kupat tahu dibawa oleh mobil dia yang lain : Daihatsu dan Timor. Wah, ternyata jadi tukang kupat tahu makmur juga ya.

Friday, June 21, 2019

Percakapan Suatu Waktu

Pada suatu waktu, istri menumpahkan kekesalannya via whatss app. Dia mempersoalkan mengapa setiap persoalan rumah tidak muncul di hari sabtu minggu, ketika saya sedang ada di rumah. Persoalan pompa ngempos tidak menarik air dari tanah, kran kamar mandi patah, dan yang lainnya muncul di hari kerja. Sepertinya persoalan-persoalan itu paham benar kapan saya ada di rumah kapan tidak.

"Mungkin Alloh sedang mempersiapkan "sesuatu" untuk Ibu." Saya mencoba menghiburnya."Ayah selalu berdoa agar Ibu selalu kuat dan sabar."
"Enggak mau. Ibu enggak mau ditinggal dulu sama Ayah. Kalau ibu bisa mengerjakan semua, berarti ayah sudah tidak ada." Dia takut Alloh menyiapkan dia untuk hidup sendiri, karena saya harus menghadap-Nya lebih dulu.
"Bukan itu. Ayah selalu berdoa bisa mencapai usia seratus tahun. Mau menunggu Abang." Abang adalah sebutan anak laki-laki, anak pertama kami. Anak kami ini dianugerahi ADHD. Saya selalu berdoa bisa meninggalkan dia kalau dia sudah mandiri dalam hidupnya. Dan saya sama istri sudah "bersepakat" kalau saya tidak boleh mati sebelum istri saya. Karena istri saya akan merasa sedih sekali saya yang meninggal lebih dulu.

"Maksud ayah, Alloh mempersiapkan "sesuatu" buat Ibu siapa tahu ayah jadi Walikota Bandung hehehe. Masak enggak elit kan ketika ada kunjungan presiden, ayah lagi mancing pompa yang ngempos."

Thursday, June 20, 2019

Maaf, Di-cancel Aja

Suka paling sebel sama pengemudi ojek online yang galau enggak jelas. Ketika kita order dan ada yang mengambilnya namun posisi pengemudinya tidak bergerak sama sekali. Di aplikasi icon motornya masih di titik awal. Dan parahnya baru membalasnya kalau di-chat.

"Pak, jadi diambil tidak?"
"Maaf. Enggak, di-cancel aja."

Yeee. Kenapa enggak bilang dari tadi. Sudah menunggu cukup lama. Biasanya alasan mereka tidak mau ambil umumnya karena daerah jemput atau tujuannya masuk zona merah (zona dimana ojek online dilarang oleh para ojek pengkolan), Namun ada juga alasannya lupa membawa jaket, jadi kedinginan. Ada-ada saja.

Yang membuat saya tidak mengerti adalah, ketika mereka mengambil order apakah tidak dibaca dulu lokasi jemput dan tujuannya? Yang lebih kesel lagi kalau tanya jemput dimana? Apakah benar-benar mereka memperhatikan gawainya?

Kalau sudah begitu, kalau cuaca sedang mendukung dan angin cukup kencang, saya cancel sambil mengumpat.

Tuesday, June 18, 2019

Bedanya Ojek Online di Bandung dan di Jakarta

Berdasarkan pengalaman, sebagai pemakai setia ojek online saya berani menyimpulkan perbedaan antara pengemudi ojek online di Bandung dengan di Jakarta. Maklumlah saya termasuk salah satu anggota dari komunitas PJKA, pulang jumat kembali ahad (minggu); tinggal di Bandung, mencari uang di Jakarta.

Perbedaan yang utama adalah respon kalau penumpang membayar tarif lebih dari yang seharusnya. Misalnya tarifnya 14 ribu, kita membayarnya 15 ribu. Kalau pengemudi ojek online Bandung, pada umumnya akan mengkonfirmasi kelebihannya. "Pak ini uangnya lebih atau Pak ini kembaliannya." Sedangkan yang di Jakarta, pada umumnya, langsung memasukkan ongkosnya tanpa mengkonfirmasi kalau uangnya kelebihan. Sepertinya mereka sudah paham kalau mereka mendapatkan tip dari penumpang.

Pelit atau Dermawan?

Hanya dengan memilih provider ojek online kita bisa jadi orang yang pelit atau orang dermawan. Operator ojek online A menetapkan tarif 20 ribu sedangkan operator B menetapkan 18 ribu untuk tujuan yang sama. Tidak peduli  operator yang dipilih, kita berencana membayar sebesar 20 ribu. Silahkan dipilih, mau jadi apa kita. Seorang yang pelit atau dermawan. 




Monday, June 17, 2019

#

Seorang nyonya muda syok. Pembantunya didapati hamil di luar nikah. Ia yang sehari-harinya bekerja di sebuah perusahaan FMCG.
"Siapa yang menghamili kamu?"
"Pacar saya, Bu."
"Alhamdulillah", kta si nyonya dalam hati. Minimal bukan suaminya yang berbuat. Di balik bencana ini masih berhembus angin segar.

190617

"Mas, ada indo***"
"Ada. Mau rasa apa?"
"Adanya rasa apa?"
"Banyak."
"Rasa sambal matah?"
"Enggak ada."
"Rasa ayam geprek?"
"Gak ada."
"Adanya rasa apa?"
"Yang biasa."

Kalau begitu jangan bilang banyak.

Thursday, June 13, 2019

Blog Baru: https://karyawankantoran.blogspot.com

Sudah lama saya memendam keinginan ini. Saya ingin membagikan kisah-kisah saya selama bekerja. Tentunya ceritanya teramat sederhana, namun ada hikmah yang bisa diambil. Minimal isinya menghibur siapa saja yang membacanya. Semua cerita itu saya tuangkan dalam blog yang berjudul https://karyawankantoran.blogspot.com.

Oh, ya soal penamaan blog ini ada yang menarik. Awalnya saya mau kasih nama https://oranggajian.blogspot.com. Mengapa saya memilih nama ini, karena namanya lebih luas. Karena selama saya bekerja saya pernah di pabrik dan di kantor pusat. Jadi sebagi orang gajian bisa mewakili pengalaman di dua tempat tersebut. Namun apa daya, waktu didaftarkan di blogger.com sudah ada yang punya blog ini. Akhirnya saya pakai nama karyawan kantoran (KaKa). Walau pun terkesan hanya di kantor saja, tapi menurut saya lebih baik dari pada nama-nama lain.

Sebelum saya memposting cerita-cerita saya ini ada beberapa hal yang harus saya taati. Pertama saya tidak memposting rahasia perusahaan. Yang kedua saya tidak memposting di poin satu hehehe. Alasan membuat ketentuan ini adalah karena saya masih bekerja di sini. Oh jadi kalau sudah tidak bekerja di tempat sekarang, bakal memposting yang enggak-enggak? Ya, enggak juga sih.

Baiklah saya cukupkan promosi blog baru saya ini, silahkan teman-teman berkunjung ke link ini.

190613

Sekali-kali ngomongin orang ah...hehehe. Saya punya teman yang salah satu perilakunya unik di mata saya. Minimal di mata saya. Apakah perilakunya tersebut?

Perilakunya yang unik ini adalah dia suka mengomentari orang yang mengajukan pertanyaan ecek-ecek. Masak yang beginian ditanyain sih, begitu komentarnya. Padahal di lain kesempatan teman saya ini juga suka mengajukan pertanyaan ecek-ecek. Jadi moral story-nya adalah jangan pernah menghakimi pertanyaan orang. Se-ecek-ecek pertanyaannya. Itu saja.

Wednesday, June 12, 2019

Untuk Istriku

Saya dan istri merupakan pasangan yang unik serasi. Satu sama lainnya saling melengkapi, saling mengisi, saling menyempurnakan.

Yang kalau diungkapkan dalam kata-kata : engkau adalah kepingan yang tidak sempurna, untuk melengkapi aku sehingga dua kepingan yang saling menjadi terlihat sempurna.

Yang kalau diungkapkan dengan perumpaan, saya adalah pria awan dan dia adalah perempuan setelah hujan. Saya mengklaim pria awan, karena menyukai gerombolan awan putih yang suka menjelma menjadi bentuk-bentuk yang luar biasa. Dia menyukai setelah hujan, karena suaranya yang terdengar nyaman menenangkan di telinga. Maka pria awan mendekati perempuan setelah hujan, terbitlah pelangi warna-warni yaitu anak-anak kami.

Hanya orang aneh yang mencintai orang aneh. Jawab saya, ketika dia mengatakan dia orang  merasa aneh. Dan di saat itu kami merasa dunia ini hanya milik kami berdua, dengan perasaan yang hanya kami saja cukup mengerti. Yang lain tidak.

Saturday, May 18, 2019

Keinginan

oleh : hasan abadi kamil

Pada suatu saat istri saya bertanya : Kenapa sih pulangnya harus selalu larut malam?

Mendapat pertanyaan seperti itu saya menjawab : Kenapa kita pulang kerja kerja selalu larut malam? Dan kadang - kadang membawa kerjaan kantor ke rumah? Semua itu dikarenakan kita selalu menginginkan barang yang lebih murah dan lebih baik.

Mendapatkan jawaban seperti itu, istri saya tertawa. Entah karena lucu, atau karena dia juga turut andil dalam "penentuan" jam pulang suaminya.

Sebagai pekerja di sebuah perusahaan manufacturing, walau pun tidak terlibat langsung dengan produk, sangat menyadari jawaban tersebut. Kesemuanya ini digerakkan oleh keinginan konsumen, termasuk kita. Kita selalu ingin lebih. Lebih murah, lebih bagus, lebih cepat, lebih, lebih memuaskan servicenya dan lebih - lebih yang lainnya. Karena sadar kalau tidak bisa memenuhi keinginan dan harapan dari konsumen, maka jangan harap pekerjaan kita berumur panjang. Memang benar pembeli adalah raja.

Untuk menyikapi dinamika keinginan konsumen itu maka penghasil barang berlomba - lomba melakukan perbaikan di proses produksinya agar selalu efisien dan menghasilkan barang berkualitas baik. Segala macam bentuk pemborosan sekecil - kecilnya harus dihindari.

Kita lihat evolusi dari walkman, yang mungkin sudah masuk museum untuk kalangan anak sekarang tergantikan iphone dan flash disk. Pada awalanya semua mur baut walkman berbeda - beda. Ada yang positif (+) dan ada negatif (-) dan ukurannya berbeda - beda. Untuk memperpecat proses produksi dibuat mur bautnya seragam, sehingga tidak memakan waktu banyak memakai obeng positif dan negatif secara bergantian. Selain itu persediaan mur - bautnya menjadi satu karena hanya ada satu jenis. Tidak sampai di situ, walkman yang diproduksi dibuat tidak lagi menggunakan mur dan baut tetapi dengan sistem knock down, sehingga. Sehingga proses lebih cepat (lebi efisien) dan ada pengurangan biaya produksi karena tidak memakai mur dan baut sehingga barangnya bisa lebih murah dijualnya.

Kita lihat evolusi "penyimpan memori". Zaman dulu, komputer itu segede ruangan besar. Kemudian beralih menjadi PC. Untuk menyimpan data, kita butuh disket yang jumlahnya banyak dengan kapasitas yang sangat kecil. Perbaikan terjadi, disket menjadi flopy disk dengan kapasitas 1.4 MB. Kalau ingin meng-copy file yang besar, harus dikompres, dipecah - pecah atau bawa hard disk komputer. Perubahan terus terjadi, muncullah flash disk. File - file yang demikian besar; film dan lagu hasil download-an internet; dengan mudah dipindah - pindah oleh "sebatang" flash disk.

Contoh - contoh di atas adalah dalam rangka memenuhi keinginan dan harapan dari konsumen. Di satu sisi, hal ini disikapi dengan "inovasi" di tenaga kerja. Untuk menekan angka produksi, ramai - ramai memakai tenaga out sorcing, tenaga kontrak. Jarang sekali pekerja menjadi karyawan tetap. Hal ini agar pihak perusahaan hanya membayarkan sebatas gaji, tanpa tunjangan - tunjangan lain. Ada beberapa perusahaan seperti LG, mengeluarkan semua karywannya setelah itu karyawan - karyawan ini ditawari sebagai tenaga kontrak dengan gaji yang start dari awal lagi. Padahal ada yang sudah bekerja belasan tahun. Atau perusahaan garmen yang selalu rutin "merumahkan" karyawan di bulan puasa untuk menghindari over head dari membayar THR karyawan.

Pada lebaran, masih ada karyawan mini market yang masuk kerja, tukang sampah yang mengangkuti sampah dari komplek. Saya dan istri hanya sepakat : karena keinginan kitalah mereka jadi seperti itu. Ingin consumer goods selalu tersedia dekat rumah, dan komplek tidak bau oleh sampah.

Ini dan Itu

Kalau mau jadi ini, dan tidak mau begitu, harus begini dan jangan begitu. Kalau begini, begini, pasti jadi ini, kalau begitu - begitu pasti itu.
Dengan hanya bermodalkan ini dan itu, maka kita bisa menjadikan begini dan begitu. Tentu tanpa lupa ini dan itu. Jangan begini, jangan begitu.
Kalau sudah tercapai ini, maka ingat jangan begini dan begitu. Ingat untuk untuk tetap seperti dan jangan seperti itu.
Kalau sudah begini, maka ini - itu sudah tidak menjadi begitu.

Beginilah kalau mau menulis ini, itu tanpa begini - begini, malah jadi begitu.

Biar enggak berpersepsi ini itu, lebih baik baca denga ini itu ya.

Ha ha ha

Jalan Buntu

Orang bilang hidup itu pilihan, tetapi terkadang hidup itu bukan satu pilihan, tetapi satu - satunya pilihan yang ada.

Memasak Dengan Hati

"Masakan ibumu selalu terasa enak di lidah," begitu katamu.
"Masak sih? Itu cuma masakan biasa." Jawabku. Kalau difikir-fikir tidak ada yang istimewa dengan masakan ibuku. Yang ia sajikan hanyalah makanan rumahan biasa saja. Tidak ada yang istimewa.

Yang baru saja dimakan oleh aku dan temanku biasa saja. Goreng jengkol, ikan asin, sayur asem dan sambal tomat. Temanku, dengan kondisi seperti itu bisa lebih dapat yang lebih enak dari itu.

"Mungkin ibu kamu memasaknya dengan sepenuh hati. Sehingga apa-apa yang biasa menjadi luar biasa". Engkau berkesimpulan begitu. Aku hanya manggut-manggut tanda setuju.




Beda

Ada beda yang cukup jauh antara saya dan teman saya ini. Kalau saya tidak punya pillihan, teman saya ini mempunyai pilihan. Dan dia memilih yang terbaik.

Kalau saya tidak bisa membeli barang yang bagus, disebabkan karena saya memang tidak bisa membelinya. Saya tidak punya pilihan. Beda dengan teman saya, dia mempunyai uang yang cukup. Memiliki keleluasaan. Namun teman saya ini memilih untuk tidak membelinya kalau tidak membutuhkannya.

Simple Is Beautiful

Apakah kamu tipe orang yang mempersulit hal-hal yang mudah atau mempermudah hal-hal yang sulit?

Biar tidak salah persepsi, pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan pameo di birokrasi pelayanan publik kita : kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah? Pertanyaan di atas adalah apakah kita termasuk orang yang bisa menjelaskan sesuatu yang sulit dengan bahasa yang sederhana atau sebaliknya? Karena pada prakteknya, sangat sulit untuk menjelaskan sesuatu yang sulit dengan bahasa yang sederhana.

Waktu SMA, guru fisika saya menantang kami semua untuk menjelaskan teori genetika-nya George Mendel ke tukang becak? Pada waktu itu, kami yang sekolah saya saja belum tentu memahami teori tersebut apalagi harus menjelaskan kepada orang yang, mohon maaf, pendidikannya lebih rendah dari kami.

Kemampuan untuk menyederhanakan yang sulit-sulit, bukan berarti dimudah-mudahkan sehingga kehilangan esensinya, namun adalah menunjukkan sejauh mana pemahaman seseorang tentang sesuatu. Imam Syafii seorang salah satu imam mahzab fiqih, ternyata seorang ahli biologi juga. Untuk mengetahui binatang tersebut termasuk mamalia atau bukan, dia berkata coba lihat binatang tersebut. Ada telinganya tidak? Kalau ada binatang tersebut termasuk mamalia. Begitu mudahnya bukan?

Jadi kalau kita ingin bisa seperti itu yang harus dilakukan adalah perdalam pemahaman kita tentang sesuatu. Insya Alloh kita akan bisa menyederhanakan hal-hal yang sulit atau bahasa kerennya adalah membumikannya menjadi nyata.

Pertanyaan selanjutnya adalah termasuk kategori manakan postingan saya ini? Kalau pembaca budiman masih sulit mencernanya maka saya telah menyederhanakannya buat Anda sekalian.


Tuesday, January 15, 2019

Cerita

Pasangan penyintas (survivor) jamaah haji di tragedi Mina 1990 pulang ke tanah air. Anak-anak dan seluruh saudaranya terkejut sekaligus menangis haru. Karena sebelumnya keduanya diberitakan termasuk korban yang tewas di tragedi itu.

"Baba sama Mak emang kemana, sampe enggak ketahuan petugas?"Salah seorang anaknya menanyakan fakta sebenarnya.
"Baba sama Mak lu, selamat. Kita nyasar di perkebunana di Arab."
"Pas nyasar makan apaan?" Tanya anaknya yang lain.
"Daun-daunan gitu. Tapi perasaan perut Baba kenyang bae."
"Kita kan di sini dah tahlilan. Bikin masakan kesukaan Baba. Ayam serundeng."
"Pantesan hari apa gua teurabnya bau serundeng."















penyintas = orang yang selamat

Thursday, January 3, 2019

Hari Gini Enggak Pernah Naik Ojek Online?


Saya percaya, Tuhan akan mengirimkan seseorang yang khusus untuk menolong kamu.

Sebulan yang lalu ponsel saya hilang di mobil travel dalam perjalanan Kebun Jeruk ke Dago Bandung. Sadar barangnya telah hilang ketika saya mau pesan ojek online. Merogoh isi saku celana dan isi tas, ternyata barangnya sudah tak ada. Putar balik lagi ke kantor travel untuk melaporkan, kantornya sudah tutup karena waktu sudah menunjukan jam satu pagi. Mobil travel yang membawa saya pun sudah pergi karena tidak parkir di situ.

Kepala ini berfikir keras bagaimana caranya agar bisa pulang ke rumah. Sempat terfikir mau naik angkot tapi tidak jadi. Jarak Simpang Dago ke Padasuka cukup jauh. Dan ingat ini pagi buta, belum tentu ada angkotnya. Akhirnya diputuskan untuk minta tolong ke siapa pun untuk dipesankan ojek online. Saya memilih ke Circle K yang ada di situ.

Dengan "mengorbankan" uang membeli sebotol minuman, saya mengutarakan niat ketika membayar di kasir.
"A, punten. Minta tolong dipesenin ojek online. HP saya hilang."
Dengan sigap sang kasir meminta temannya yang sedang bebas memesankan untuk saya.
"Sudah Pak. Sebentar lagi sampai. Nomor platnya adalah sekian sekian."
"Hatur nuhun."
Saya pun bisa pulang ke rumah pagi itu.

Modus tersebut saya coba terapkan lagi ketika saya sampai di Jakarta minggu malam berikutnya. Saya pergi ke Indomart dan membeli sebotol minuman dan sepotong roti.
"Mas. Minta tolong pesenin ojek online. HP saya hilang."
"Maaf, saya enggak punya aplikasi gojek. Saya bawa motor sendiri."Jawabnya singkat.
"Kalau grab?"
"Sama enggak punya."
Saya tidak percaya atas jawabnnya. Hari gini enggak pake gojek. Emang dia enggak pernah pake go-food apa? Tapi saya harus percaya.
"Kalau Mbaknya?"Saya tanya ke temannya.
Yang ditanya hanya menggelengkan kepala. Dengan rasa mangkel saya terima semua jawabannya. Saya pun keluar sambil menguyah-nguyah roti.

Tak lama kemudian saya putuskan untuk numpang sholat di musholla KFC yang tidak jauh dari situ. Saya berharap bertemu dengan orang baik di sana. Dan benar, doa saya terkabul. Ada seorang laki-laki usia 30-an sedang sholat. Saya tunggu di luar mushola sampai dia selesai sholat.
"Mas, maaf saya mau minta tolong. Tolong pesenin gojek. HP saya hilang."
"Maaf, saya enggak pasang aplikasi gojek. Memorinya sudah penuh.  HP-nya juga lagi di-charge. Saya ke sini sama anak istri."
"Kalau istrinya punya aplikasi gojek gak?"
"Sama enggak punya juga. Saya ke sini naik mobil."
"Emang mau kemana?" Tanya dia lagi.
"Ke daerah kampung baru."
"Kenapa enggak naik ojek biasa aja?"Dia mencoba memberi saran. Kirain mau mengantar saya menggunakan mobilnya. Hehehe kegeeran gua!
Saya menolak sarannya. Kalau naik ojek biasa, biasanaya ongkosnya mahal sekali dan belum tentu mau. Lelaki itu pun pergi meninggalkan saya. Setelah itu saya menunaikan sholat jamak takhir maghrib dan isya di musholla tersebut.

Setelah sholat saya pergi meninggalkan mushola. Tanpa sengaja mata saya menoleh ke orang-orang yang sedang makan di dalam KFC. Di salah saatu meja, Mas-mas tadi sedang makan bersama anak dan istrinya. Jujur, gua enggak komen apa-apa pas ngeliat dia nyuapin anaknya yang masih kecil ditemani istrinya.

Tanpa berfikir panjang lagi, akhirnya saya putuskan untuk mencoba naik kendaraan umum. Saya tanya ke tukang parkir yang ada di depan. Dia menunjukkan rute dan angkutan umum yang saya harus naiki.

Saya berdiri cukup lama di pinggir jalan menanti angkotnya lewat. Sempat terfikir untuk naik taksi saja. Namun taksinya tidak lewat juga. Kepala pun penuh dengan fikiran yang tumpang tindih.

Tiba-tiba sebuah ojek online, Grab kalau boleh disebut, berhenti di depan saya. Dia menurunkan penumpang di tujuan. Setelah selesai dengan penumpangnay saya mendekatinya.

"Bang, kalau ke kampung baru berapaan ya? HP saya hilang jadi enggak bisa pesan pake aplikasi."
"Wah terserah aja dah. Saya enggak tahu." Jawabnya sambil tersenyum.
"Dua puluh ribu ya?"
"Iya dah."
Saya pun naik diboncengnya.

Sejujurnya kalau malam-malam seperti ini, rute dari Binus ke Kampung Baru paling mahal lima belas ribu perak. Namun karena saking senangnya saya jadikan dua puluh ribu. Selama perjalanan, kami pun ngobrol ngalor ngidul tentang apa saja. Terima kasih Pak Ojek Online.

Dan buat kalian yang tidak bisa menolong saya, sampai hari ini saya berusaha percaya bahwa kalian memang enggak pernah naik ojek online.

#30hariberkarya
#Day02
#Menulisitukeren
#Kegiatantulismenulis

sumber gambar : pixabay