Monday, December 28, 2020

201228 Covid -19

Di penghujung tahun ini masih ada orang-orang yang memaksakan diri untuk berpergian ke tempat-tempat wisata dimana kerumunan berada. Padahal yang kita ketahui grafik covid-19 masih belum melandai dan malah sekarang ada strain baru yang lebih ganas. Ditambah beberapa pihak otoritas menyatakan bahwa kalau berkunjung ke tempat wisata harus menunjukkan hasil rapid test.

Kalau dipikir-pikir mengapa hal ini tetap terjadi pertama himbauan dari pemerintah kurang gencar dan kurang masif. Jadi sense urgency dari bahayanya dan pentingnya untuk menghindari covid ini masih kurang dirasakan. Padahal sudah mau satu tahun. Namun saya pun mengerti karena selain masalah kesehatan ada masalah ekonomi yang harus diperjuangkan. Jadi kalau kata Pak Yasraf Amir Piliang di saat ini muncul bio politik. Satu pihak ingin tubuhnya sehat dan aman dari penyakit dan satu pihak ingin tubuhnya tetap bisa makan; tetap hidup. Memang jadi dilema. Jadi bisa dimengerti kalau pemerintah terkesan seperti setengah-setengah dalam penanganan covid-19. Malah di awal pandemi pemerintah Indonesia memberikan diskon pariwisata untuk menggerakkan ekonomi. Jadi kesimpulan saya ada ancaman yang jauh lebih berbahaya dibandingkan ancaman covid-19 itu sendiri, yaitu masalah keambrukan ekonomi (dan ini jadi membantah klaim pemerintah sendiri sebelumnya yang mengatakan bahwa ekonomi kita baik-baik saja).

Terus kalau dari sisi rakyat Indonesia, mungkin sebagian besar orang sudah mulai bosan dirumah terus. Aktivitas terbatas tidak boleh kemana-mana. Akhirnya mereka pun memutuskan keluar rumah walau pun tahu ancamannya. Hal ini seperti banyaknya orang tua yang mengusulkan sekolah dibuka kembali karena mereka sudah tidak tahan mengajari anak-anak di rumah. Orang tuanya stress ternyata mengajari anak-anak itu tidak mudah dan anak-anaknya juga stress karena orang tuanya lebih galak dibandingkan guru mereka dalam mengajar.

Apa pun keputusannya seyogyanya kita tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tetap menjalankan 3 M. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Karena kita belum tahu kapan ini berakhir dan segalanya harus tetap bergerak.

Thursday, December 17, 2020

Keling akan Tiba Waktunya Bagimu

Memang susah menghadapi kucing yang sedang ABG alias anak-kucing baru gede. Di saat seperti ini baru mengenal namanya kucing betina. Ingin "berkenalan jauh" namun kalah oleh superioritas kucing-kucing jantan yang lebih senior.

Keling sedang memasuki fase ini. Usianya sudah setahun lebih. Setiap malam dia seperti kucing galau. Bolak-balik antara lantai dua dan lantai satu. Antara depan dan belakang rumah. Tidak lupa suaranya yang "pilu" mengaum-aum.

Kalau sudah galau begini, biasanya saya mengambil tindakan "tegas". Saya gendong dan bawa keluar rumah. "Pergi sana temui kucing betina pujaanmu Keling!" Dan dia pun hanya memandangi saya. Kalau dia mau masuk rumah lagi, saya tahan. Saya suruh dia di luar. Mengapa saya tahan, karena kalau dimasukkan dia akan seperti tadi. Suaranya mengaum-aum memanggil kucing betina pujaannya. Mungkin indah bagi dia, namun "berisik" bagi kami hehehe.

Namanya dunia perbinatangan, termasuk kucing yang tingkatannya ditentukan oleh kekuatan otot semata, Keling harus menerima kenyataan kalau dia kalah bersaing merebutkan para betina ini. Jadi Keling harus sering gigit jari dalam hal ini. Untuk menghibur diri dan melupakan kenyataan sejenak dia memilih untuk tidur. 

Ingatlah Keling akan tiba saatnya kamu menang terhadap semua kucing jantan dan menaklukan semua kucing betina di dalam komplek!

Tuesday, December 8, 2020

Kami Adalah Kami

Kita tidak boleh menghakimi seseorang berdasarkan pendidikan, kemampuan ekonomi, dan strata sosialnya. Kita hanya boleh menghakimi berdasarkan apa yang mereka katakan dan mereka perbuat. Makanya jangan aneh ada orang yang naik mobil bagus tetapi masih suka buang sampah sembarangan. Kalau bertemu dengan hal seperti ini, mungkin isi otaknya tertinggal di rumah. Atau sebelum beli mobil, beli otak terlebih dahulu.

Kita boleh berteman dengan siapa saja, namun bersahabat boleh pilih-pilih. Dasar memilih pertemanan macam-macam. Ada karena ekonomi, sosial atau akhlaknya. Dalam bersahabat carilah orang yang baik meski pun dia miskin atau pendidikannya rendah. Karena tidak sedikit orang yang pendidikannya tinggi tetapi masih seperti anak TK kelakuannya atau ada orang ngakunya kota tetapi kampungan.

Kalau kebetulan kita yang menjadi "korban" dalam situasi ini bersabarlah. Karena sesungguhnya kita tidak seburuk itu, kita lebih bagus dari apa yang orang sangkakan.

Mungkin kita mengalami seperti ini, tiba-tiba, anak-anaknya tidak bertegur sapa. Padahal sebelum-sebelumnya biasa bertegur sapa, ngobrol. Ada yang ketika bertemu di rumah orang tua, mempunyai agenda yang banyak sehingga tak ada waktu bertemu kita. Padahal mereka datang jauh dari luar negeri dan hanya beberapa hari. Dan kita yang lebih paham, juga menyediakan waktu dan kesempatan untuk bertemu. Atau ada yang selalu menghindar ketika membuka percakapan. Ketika mencoba membuka hubungan, seolah-olah tak ada pintu. Padahal kita dan dia, kebetulan mempunyai kenalan yang sama, yang bisa dijadikan bahan pembicaraan. Yang paling pahit adalah kalau bicara sama orang lain, kita digambarkan orang yang tidak mau memulai percakapan, padahal kalau bertemu dianya yang diam saja. 

Kami sadar, kondisi ekonomi dan sosial kami jauh banget dengan dia. Pergaulan kami tidak seluas, eh luas sih, cuma pergaulan kita beda kelas dengan dia. Tapi perlu diingat kami tidak pernah meminta apa pun kepada mereka. Karena kalau cuma makan nyicil rumah, menyekolahkan anak dan makan tiga kali kami masih mampu. Serendah itu kah mereka memandang? Oh ya mungkin masa depan kami dianggapnya suram, lingkaran pergaulan kami tidak membawa keuntungan ya sudah. Kami adalah kami. Kami sudah berusaha. Kalau mereka tidak mau, bukan urusan kami.

Monday, November 30, 2020

Subuh Kepagian

Ketika pertama kali pindah ke kota ini, saya harus menyesuaikan beberapa kebiasaan. Salah satunya adalah sholat subuh. Berbeda dengan kota sebelumnya di sini sholat subuhnya tetap dua rakaat dan tanpa adanya qunut subuh. Karena di sini sebagian besar mengikuti pendapat fiqih yang menyatakan bahwa qunut subuh itu bidah. Buat saya hal ini tidak menjadi masalah. Masing-masing mempunyai dalil dan argumenya. 

Monday, November 16, 2020

201116

Kadang aku berfikir, bahwa semua "kejutan-kejutan" di dalam hidup ini ada tujuannya. Ini diberikan kepada kita agar kita tidak terlalu cinta kepada dunia. Sehingga kalau tiba saatnya, kita sudah bisa siap melepaskan dunia. Siap pergi menuju kampung halaman sesungguhnya.

Sesungguhnya setiap orang mempunyai "palungnya" sendiri-sendiri. Semua orang terluka. Semua orang. Bahkan kepada orang yang paling bengis atau berada di puncak rantai makanan dan kekuasaan.

Kalau kita sedih melihat orang hanya bisa makan dengan tahu tempe sahaja, sesungguhnya sedih kita salah alamat. Mereka sudah merasa nikmat dan kenyang hanya dengan tempe-tahu saja. Sedangkan kita daging dan macam makanan tidak bisa memuaskan dahaga dan kelaparan kita. 

Wednesday, November 11, 2020

201111



Pernah dalam suatu hari, saya terbangun mendapati diri saya dalam dua keadaan : orang yang sudah tidak memiliki apa-apa dan tidak mencapai apa-apa. Saya bangun saya dalam titik kontribusi terendah terhadap sekitar dan tidak mempunyai pencapaian yang "membanggakan" di mata manusia. 

Saya berfikir usia sudah tidak muda lagi, sudah kalah cepat dengan yang muda-muda, apalagi jarang berolahraga. Saya harus memutar orientasi saya, karena di usia saya ini, namanya waktu pulang sudah enggak jauh-jauh amat.

Saya berfikir, apa yang bisa saya membuat saya berarti sebelum mati yang pasti? Jadikan diri ini ada manfaatnya. Manfaat tidak melulu membagi-bagikan uang atau bantuan kepada orang yang tidak mampu. Manfaat bisa diberikan dengan apa yang kita punya. Jadi sejak hari itu, saya mulai berbagi, apa yang saya bagi, di situs perkawanan profesional, yang saya ikuti. Mudah-mudahan bisa menjadi bekal untuk pulang.

Photo by Anjo Antony on Unsplash


Wednesday, November 4, 2020

201104



Yang namanya berubah itu sulit sekali. Sebagai contoh, hampir semua orang menyakini bahwa olahraga itu baik untuk kesehatan. Namun pada prakteknya adalah berapa orang yang melakukan olahraga? Tidak banyak. Padahal dalam mindset mereka, olahraga itu baik, namun tidak berubah menjadi perilaku (behavior).

Sunday, November 1, 2020

Selangkah Lebih Maju

Setiap memesan ojek daring dari titik terakhir perhentian travel menuju rumah selalu diliputi dengan perasaan harap-harap cemas. Masalahnya rumah saya termasuk daerah zona merah, alias ojek daring dilarang masuk oleh ojek pangkalan.

Kalau sedang tidak beruntung, saya akan sulit mendapatkan tukang ojek daring yang mau mengantarkan ke rumah saya. Kalau ada kebetulan yang menerima order dari saya, biasanya mengajukan pembatalan atau menawarkan mengantar saya hanya sampai ke titik ojek pangkalan terdekat rumah saya. Selanjutnya saya akan transit dengan ojek pangkalan. Dan biasanya saya akan menolak penawaran dan membatalkan pemesana.

Karena kalau seorang pengemudi ojol yang memiliki nilai lebih, tahu rute mana yang bisa ditempuh tanpa harus melewati zona merah ketika menuju rumah saya.

Namun order kali ini saya benar-benar telah diberkahi. Sekali pesan, langsung seorang pengemudi menerima orderan tanpa mengeluhkan soal zona merah.

Setelah dua menit menunggu, tibalah sang ojek. Mesin motor dimatikan dan dia membuka jok dan mengeluarkan jaket. Jaket ini dikenakan, mendobel jaket seragam ojek online. Dia melakukan kamuflase agar tidak dikenal oleh para ojek pangkalan. Inisiatif yang luar biasa, kata saya dalam hati.

Sang driver ini sudah bertindak selangkah lebih maju dari yang lain. Ketika ada kondisi zona pelarangan ojol, dia mengantisipasinya dengan membawa jaket cadangan untuk menutup jaket seragamnya. Dan kami pun berjalan lancar tanpa gangguan menuju rumah.



Thursday, October 22, 2020

Tipe-tipe Atasan

Tulisan ini hanyalah perspektif pribadi dan bersifat subyektif. Tidak diperuntukkan untuk menggantikan postingan-postingan yang sudah membahasnya, namun syukur-syukur bisa memperkaya yang sudah ada.

Selama saya bekerja, saya mengalami beberapa tipe atasan. 

1. Tipe pertama adalah tipe wacana. Tipe atasan adalah tipe atasan yang senang memperdalam sebuah konsep. Cirinya mempunyai keingintahuan yang tinggi, melakukan dialektika, pendalaman-pendalaman. Hasilnya bisa menjadi sangat kaya dan lengkap. Namun ini juga menjadi kelemahannya, waktu untuk eksekusinya sudah terlewat. Kadang-kadang karena keasyikan mendalami, sering kali kehabisan waktu dalam meeting dan melewatkan beberapa agenda.

2. Tipe kedua adalah tipa pelaksana. Ini adalah tipe eksekusi. Baru konsep sedikit sudah langsung dikerjakan. Tidak terlalu menyukai membahas sesuatu yang mendalam. Kelebihannya adalah banyak program kerja yang terlaksana, namun kadang-kadang tidak meaningful atau purposeful.

Terus kalau pendapat saya adalah. Kalau tipe pertama, terkadang saya merasa buang-buang waktu. Tidak jalan-jalan. Terus kalau tipe kedua, kok kayak enggak ada mikir-mikirnya. Yang bagus adalah memang perpaduan diantaranya. Good concept dan great executor.


Monday, October 19, 2020

Antara Tidak Tahu dan Pura-pura Tahu

 Dalam berdiskusi ada dua tipe orang kalau tidak mengetahui sesuatu hal, mereka akan bersikap :

1. Orang yang berani mengatakan "tidak tahu". 

2. Orang yang pura-pura "tahu" alias tidak berani mengatakan "tidak tahu".

Orang tipe pertama adalah orang yang rendah hati. Dia dengan berani mengakui segala kekurangannya dan tidak ragu-ragu mengatakan, " saya tidak tahu." Dan orang tipe ini akan menyimak dengan seksama penjelasan orang lain, mengenai hal yang dia tidak tahu. Orang ini benar-benar tulus ingin mengetahui sesuatu.

Orang tipe kedua, adalah orang yang tidak berani mengatakan tidak tahu. Dia akan mengatakan, " saya tahu". Dan orang macam ini jarang sekali mau mendengar apalagi menyimak penjelasan dari orang lain. Biasanya di dalam diskusi, dimana ada satu hal yang tidak dia ketahui, dia akan berusaha menghubung-hubungkan satu "titik" dengan "titik" yang lain, menduga-duga, sampai mengarang-ngarang apa yang sedang dibicarakan. Dia tidak tahu apa yang dibicarakan tadi memang benar atau tidak yang penting dia bisa sekedar menjawab. Masalahnya ini bisa membahayakan pada keseluruhan diskusi.

Marilah untuk mengakui bahwa ada yang tidak kita ketahui. Karena kita manusia yang mempunyai segala keterbatasan. Dan ini memacu kita untuk terus belajar sesuatu.

Sunday, October 11, 2020

Waktu

 Sejatinya setiap hari itu sama. Ketujuh-tujuhnya masing-masing berkapasitas 24 jam kurang sedikit. Namun karena kita memakanainya dengan beragam hal, kita maka jadi muncul ungkapan-ungkapan : i hate monday, malam jumat malam sunah, jumat barokah, dan thanks god it's friday (tgif).

Dan setiap orang memiliki waktu yang sama. Namun dengan modal yang sama ini ada orang berhasil mengoptimalkan sehingga hari-harinya menjadi berarti dan ada yang membiarkan dia lewat begitu saja.

Waktu itu ibarat pedang. Dia bisa memberikan manfaat dan juga membawa mudarat. Mudah-mudahan kita bisa memanfaatkan waktu ini, karena Tuhan banyak sekali bersumpah dengan menggunakan waktu, begitu pentingnya waktu itu. Dia disediakan untuk kita gunakan dan diminta pertanggungjawabannya nanti.

Tuesday, September 29, 2020

Belajar Ikhlas



Mari kita belajar ikhlas. Melakukan sesuatu itu karena-Nya, bukan karena siapa-siapa, karena semuanya fana, kecuali Alloh SWT.

Kalau kita berharap kepada manusia maka akan tiba saatnya kita merasa kecewa; dikecewakan oleh orang tersebut. Hasil pekerjaan kita tidak dilihat sama sekali oleh atasan, kita kecewa. Kita lewat pos security, tidak ditegur kita kecewa. Kita menyumbang ke anak yatim tidak dibalas ucapan terima kasih kita kecewa. Kalau kita masih seperti itu, maka kita masih belum ikhlas. Kita masih mengharapkan sesuatu dari orang lain. Walau pun itu bukan berupa materi.

Monday, August 31, 2020

Buah Sarua Keneh

buah sarua keneh alias buah apel


Buah sarua keneh? Ada yang tahu tidak? Mungkin hanya orang Sunda di Jawa Barat yang mengetahui buah yang satu ini.

Ini cerita saya dapatkan dari guru saya waktu kelas 5 SD. Jadi ceritanya begini, ada seorang wisatawan manca negara alias bule sedang berbelanja di pasar di daerah Jawa Barat. Ternyata biar pun orang asing, bule ini mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Indonesia.

Sukses atau Gagal itu Hasil Akhir. Yang Penting Usaha

sukses atau gagal itu kondisi akhir. usaha yang penting


Di situs profesional Linkedin, ada yang posting soal dirinya. Dia dikritik temannya sebagai orang yang kaya pengalaman, miskin prestasi. Maksudnya adalah di dalam CV-nya dia tidak mencantumkan achievement selama dia bekerja.

Alasan dia cukup sederhana, namun dalam. Dia tidak mau mengklaim bahwa keberhasilan dia itu semata-mata hanya kerja keras dia sendiri. Ada peran Alloh SWT dan orang lain di belakangnya. Seperti dia pernah mencapai sales 110%. Dia meragukan itu hanya hasil dia sendiri. Ini hasil bersama-sama. Banyak orang yang berkontribusi di sini.

Thursday, August 27, 2020

Keling Sang Pemberani

Keling, kucing kami yang sekujur tubuhnya berwarna hitam, sampai ke kumis, hidung dan telapak kaki mempunyai musuh yang cukup ganas. Namanya si George. Awalnya kami panggil si oren karena memang warnanya oranye. Baru tahu namanya George, diberi tahu oleh tetangga diaman kucingnya pernah dikalahkan oleh George.

George ini tipikal kucing yang agresif. Dia akan menyerang setiap kucing jantan yang mengurangi peluang dia mendekati para kucing betina di komplek. Dia tak segan-segan untuk melukai lawannya. Rekor terkejamnya adalah dia pernah menggigit anak kucing depan rumahnya sampai mati.

Dihitung-hitung, sejak kedatangan Keling di rumah kami, sudah empat kali terjadi perkelahian. Perkelahian pertama adalah yang paling parah. Pangkal lengan kanan depan Keling terluka. Lukanya cukup dalam. Butuh waktu seminggu lebih untuk sembuh dari lukanya. Namun makin ke sini, makin sedikt lukanya. Bahkan di perkelahian terakhir dia tidak terluka sama sekali. Dia sudah pandai melakukan tindakan menghindari serangannya : jurus langkah kaki seribu.

Namun yang perlu saya banggakan dari Keling, dia tidak pernah mengalami traumati karena berkelahi dengan George. Padahal rumah kami dengan rumah pemilik George itu hanya terpisah jalan besar saja. Kucing tetangga saya yang pernah berkelahi dengan George sampai-sampai tidak berani untuk keluar dari rumah.

Sore ini telah terjadi sesuatu yang luar biasa. Seperti biasa Keling suka duduk-duduk santai dekat rumah. Kebetulan di sebrang terlihat George sedang duduk-duduk santai juga. Saya yang mengetahui reputasi George ketar-ketir. Takut ada penyerangan brutal ke Keling. Namun reaksi Keling biasa saja. Saya juga jadi tenang. Saya amati pergerakan antara Keling dan George. 

Tanpa saya duga, Keling melakukan hal di luar perkiraan saya. Dia bukan balik kanan untuk masuk ke rumah, malah mendekati George. Mula-mula dia bergera beberapa langkah. George bergeming. Dia masih santai-santai saja. Keling menambah beberapa langkah lagi dan dia terus diam. Sesekali dia menengok saya. Saya hanya terdiam. Keling terus melakukan langkahnya. Dia melakukan ini berkali-kali sampai jarak dia dengan George hanya 1 meteran.  Pas satu meter ini George tidak tinggal diam, dia langsung bangkit dari duduknya dan berlari dengan kencang. Keling yang lebih muda dan lebih kecil berlari dengan cepat. Buru-buru dia berlari menuju rumah dan langsung menuju lantai 2. Saya yang sudah menduga serangan ini, sudah memberi peringatan ke George untuk mengurungkan niatnya. Namun dia terus mengejar Keling. Ketika tubuhnya melewati saya, spontan kaki kanan saya memberi sambutan selamat datang. Ujung kaki saya mengenai perutnya. Dia pun terjatuh. Setelah itu dia pergi menyelamatkan diri. Sebuah kerja sama yang apik antara kucing dan pemiliknya.



Monday, August 24, 2020

Sampai Malaikat Pun Meremehkan

Sebuah percakapan imaginer, antara seorang suami dengan istrinya

"Bu, kalau hidup kita ini tidak dianggap orang. Baik karena status atau apa yang kita miliki mudah-mudahan ini adalah sebuah jalan. Jalan menuju surga. Terbiasa diremehkan orang, diacuhkan dan dianggap tidak ada, sehingga para malaikat di alam kubur lupa bertanya. Malaikat lupa menimbang amal kebaikan kita. Sehingga kita bisa nyelonong masuk surga."

"Aamiin"

Kalau pun ini benar-benar terjadi, tidak apa-apa kita menanggungnya, karena dunia ini adalah fana.

Sunday, August 23, 2020

Dunia Fana

Untunglah dunia ini fana. Semua ada akhirnya. 

yang lapar akan kenyang.

yang sakit akan sembuh.

yang sedih akan ceria

yang sendiri akan ditemani

yang terputus akan tersambung

yang diam akan bergerak

yang gelap akan terang

suatu hari nanti.

Wednesday, August 19, 2020

Cita-cita yang Tertukar

Saya punya teman. Waktu kuliah dia bercita-cita ingin menjadi profesional. Mau menjadi direktur sebuah perusahaan terkenal. Bahkan untuk mendukung cita-citanya ini, dia sampai meminta ke salah seorang dosen untuk memberi nilai yang bagus guna mendongkrak performa IPK-nya.

Namun baru lulus, dia banting stir menjadi seorang pengusaha. Ajakan dari temannya untuk menekuni usaha distribusi telah mengubah cita-citanya. Sampai hari ini beberapa kali jenis usaha sudah dia lakoni. Jadi dari mulai lulus sampai sekarang, tak pernah sekali pun dia melamar menjadi seorang pekerja.

Saya punya teman yang menghabiskan sekolah dan kuliah yang sama. Namanya mahasiswa waktu itu, masih idealis dan belum mempunyai tanggungan apa-apa, beberapa dari kami bercita-cita untuk menjadi pengusaha. Berbeda dengan teman saya ini. Setiap ada obrolan menjadi pengusaha, teman saya ini mengeluarkan statement yang jelas : saya mau jadi pegawai saja. Menurutnya dia tidak cocok untuk menjadi seorang pengusaha.

Nah sekarang dia berkiprah di bidang usaha per-gas-an. Cita-citanya berubah, ketika dia sedang asyik-asyiknya meniti karir di sebuah BUMN, ada permintaan keluarga untuk tidak meneruskan di BUMN. Alasannya saya sendiri tidak tahu. Yang saya tahu, tiba-tiba dia sudah bergabung dengan teman-temannya yang sudah berkecimpung di usaha gas.

Berbeda lagi dengan kawan yang satu. Sejak awal kuliah sampai lulus, dia selalu menyuarakan untuk menjadi seorang pengusaha. Buku-buku dan seminar tentang wiraswasta sudah banyak diambil ilmunya. Begitu kuat image yang terbentuk ketika dia mau mengulang sebuah mata kuliah, salah seorang teman mempersoalkan. "Buat apa kamu mengulang kuliah? Saya mau memperbaiki IPK, jawab teman saya itu. Loh, kamu kan mau jadi pengusaha. Tidak perlu IPK yang tinggi-tinggi.

Singkat cerita, sekarang teman saya sudah belasan tahun menjadi seorang pegawai yang baik. Sudah beberapa kali berpindah perusahaan.

Jadi sah-sah saja kita mau bercita-cita apa saja, asal cita-citaya yang baik. Namun di atas semua rencana itu, ada Alloh yang Maha Kuasa yang menentukannya. So, kalau kamu punya cita-cita apa?

Namanya juga manusia. Berubah Juga

Namanya juga manusia. (Ada kemungkinan) berubah juga.

- anonim-

Dulu ada teman tidak terlalu suka sepak bola. Dia tidak tahu para pemain dan klub-klub sepak bola di Indonesia maupun dunia. Dan jangan harap pula dia mau bela-belaina untuk menontonn siaran langsung pertandingannya, yang kadang-kadang terjadi di pagi buta.

Beberapa tahun terakhir, ada perubahan. Dia jadi suka sepak bola, walau pun hanya sebatas menjadi fans salah satu klub raksasa di Inggris. Dia suka memakai kaos, atribut dan ikut membahas klub tersebut. Tidak lupa menyelipkan sloga-slogan menyemangati timnya di group whats app. Terasa aneh, kalau dibandingkan dengan waktu kuliah dulu. Namanya manusia, ada kemungkinan untuk berubah.

Ketika kuliah saya mempunyai seorang teman yang menjadi aktivis kampus. Anaknya pintar sekali baik secara akademis maupun sosial. Namun walau pun aktivis, tidak ada tanda-tanda stereotipe aktivis yang melekat : gondrong, suka membuat puisi dan naik gunung seperti Soe Hok Gie, dan lain sebagainya. Dia lebih mirip seorang mahasiswa berprestasi dalam bidang akademik.

Beberapa tahun terakhir ini juga ada perubahan. Dia jadi suka membuat puisi. Beberapa diposting di group whats app. Malah dia membuat akun social media sendiri. Luar biasa. Kalau membaca karya-karyanya, dia banyak terinspirasi oleh WS Rendra. 

Kalau difikir-fikir, hal ini membuat saya tersenyum. Namanya juga manusia, ada kemungkinan untuk berubah.

Pada waktunya ada orang yang berubah, dalam arti lebih baik atau lebih buruk. Banyak hal yang dihadapi, sehingga itu mendorong seseorang menjadi berubah. Kalau kamu, apa sudah berubah juga?

Thursday, August 6, 2020

Menang, Karena Lawannya Lebih Lemah dari Kita

Buat siapa pun, baik yang sedang di atas maupun di bawah ada hal yang perlu kita ingat. Keberhasilan kita ini bukan murni dari upaya kita semata. Namun jangan dibalik, karena tanpa berupaya kita tidak akan mencapai apa-apa.

Ada yang bilang, bukan kitanya yang hebat, namun Tuhan yang membuat kita hebat. Maksudnya apa, bisa saja kita mencapai puncak karir atau prestasi atau apa pun, karena Tuhan yang memampukan kita. Misalnya, ada yang lebih baik namun tidak punya kesempatan, ada yang lebih pintar namun tidak ada pendukungnya dan lain sebagainya. Mata ini telah bertemu dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan yang hebat namun pencapaiannya biasa-biasa saja, karena mereka belum memperoleh kesempatan. 

Jadi ibarat main tinju, kita selalu menang karena lawan tanding kita selalu dipilih yang kemampuannya lebih rendah dari kita.

Ada teori yang mengatakan bahwa kinerja seseorang itu merupakan akumulasi dari kontribusi individu, kontribusi sistem dan kontribusi interakasi antar sistem-individu.

Di tempat saya bekerja saya melihatnya. Ada seorang yang dipekerjakan dengan portofolio yang bagus, sederet pengalaman yang mentereng, tidak berdaya apa-apa waktu di kantor kamu. Ibarat tentara Amerika yang diterjunkan di Vietnam. 

Mungkin di tempat lamanya dia bisa bagus karena sistemnya sudah mendukung dan tersedia support system yang mumpuni. Tinggal menjalankan saja dan semuanya berjalan dengan baik. Di sini, seperti medan perang gerilya, Tidak ada bawahan yang bisa diandalkan, prosedurnya belum ada, datanya belum tersedia dan lain-lain. Jadi dia harus memulainya dari NOL. Ibaratnya dia harus babat alas terlebih dahulu. Di sini benar-benar dibutuhkan kemampuan individu yang di atas rata-rata. Kalau atasan saya bilang yang memang beneran pinter.

Jadi perlu kita ingat, untuk selalu merendahkan diri, bahwa apa yang kita capai adalah kontribusi berbagai pihak, dan sistem serta jangan lupa Tuhan yang menguasai alam semesta ini.

Tuesday, July 28, 2020

Kucin Jantan Birahi Menjadi Berani

Dalam beberapa pekan ini kami suka ngerasanin kucing jantan milik tetangga yang bernama George (maaf yang punya nama ini, tapi ini fakta). Dengan tubuhn yang besar, berwarna orange, cat womanizer dan suka menyerang kucing jantan yang lain.

Kami tidak akan pernah lupa george menyerang kucing kami, keling. Hasilnya adalah beberapa luka di tubuhnya.

Sehari-hari kami sebelum tidur kami suka menjelek-jelekkan george. Dalam brolcing (ngobrol kucing) selalu terselip adegan dimana george saya tendang sampai ke matahari. Di sana dia gosong dan berganti nama menjadi gocing. Gosong kucing.

Namun kemarin ada sebuah fakta yang brutal. Keling diserang oleh kucing jantan lainnya. Namanya si koneng.

Saya dan keluarga terheran-heran. Karena dalam fikiran kami, hanya george yang jadi tokoh jahatnya.

Namun ini membukakan cakrawala pikiran kami. Kucing jantan yang birahi akan berani. Dia akan menyerang kucing jantan yang lain. Apalagi kalau lawannya lebih kecil seperti Keling. Karena ini masalah penerus kejayaan keluarga. 

Maafkan kami george. Dan malam ini adegan dia ditendang ke matahari, saya hilangkan.

Saturday, July 25, 2020

Keling Mencari CInta

Setelah lima hari tidak pulang-pulang selama lima hari akhirnya Keling kucing kami pulang juga. Gila nih anak mau coba-coba menjadi Bang Toyib versi kecil-kecilan dan versi binatang kali ya.

Seperti yang diketahui kucing jantan akan mengalami puber atau beger. Dia mulai mencari tulang rusuknya yang hilang - kucing betina untuk mengetahui arti kehidupan.

Keling pun mengalami ini dan kami pun sudah menyadarinya.

Di sela-sela ceritanya Keling Mencari Cinta, dia menceritakan ada seekor kucing betina yang telah mencuri hatinya dan dia berniat menghabiskan sisa hidupnya dengan betina tersebut.

Tinggal saya, sang ayah manusianya bingung, kantor urusan agama apa yang mau mengurusi pernikahan dua insan binatang ini yang sedang dimabuk cinta.


Pengaruh Social Media Buat Saya

Kalau saya perhatikan social media itu beda-beda ya. Beda-beda di sini bisa diartikan macam-macam. Untuk saya beda-beda di sini adalah pengaruh yang saya terima.

Saya mengibaratkan social media itu seperti tempat tongkrongan anak-anak remaja tahun 90-an. Ada tongkrongan yang asyik dan ada yang enggak.

Saya sendiri mempunyai beberapa akun social media. Dan di bawah ini saya tuliskan ulasan singkatnya :
- ada yang membuat saya semakin asosial (aneh kan) dan sendiri
- ada yang membuat saya emosi dan ikut-ikutan mendukung si ini dan si itu.
- ada yang membuat saya iri karena kemudahan dan kesenangan yang orang-orang tampilkan dalam akun mereka.
- ada yang membuat saya merindukan teman-teman saya dan ingin berbagi kenangan.
- ada yang membuat saya jadi bertambah tahu walau pun 1 cm!

Demikian ulasan saya beberapa social media. Teman-teman silahkan menebak social media mana yang dimaksud.

Matahari Juni Juli

Matahari di bulan Juni dan Juli adalah matahari yang paling saya cintai. Sinarnya yang hangat membantu membuat para kucing betina lebih cepat mencapai b****i, mengundang kucing jantan untuk membuahinya. Seperti yang kulihat tadi pagi sepasang kucing berlarian penuh kasmaran, membuat iri para kaum yang masih sendiri.

Buat saya matahari dalam bulan-bulan ini adalah matahari yang kaya-kayanya, membuat memproduksi dopamine lebih banyak sehingga menimbulkan kesenangan dan kebahagian, dan maka turut bersedih ketika di bulan-bulan ini juga ada teman yang sudah bisa lulus kuliah namun kita masih berkutat dengan buku kuliah dan teman-temannya. Makanya saya menjadi mengerti arti hujan di bulan Juni.

Di bulan Juni Juli ini saya menerbangkan doa-doa, pengharapan agar diberikan kebaikan dan keberkahan untuk kita semua. Dan semoga badai yang sedang melanda negeriku dan dunia segera berlalu. Aamiin.

Wednesday, July 8, 2020

Kalau Kucing Kerja, Kita Ngapain ?

Seorang anak protes kepada ibunya karena sering disuruh ini dan itu.

"Enakan jadi keling, kerjanya cuma makan dan main saja. Enggak kerja, enggak belajar."

"Nak, kalau keling itu bekerja dan belajar, nanti ayahmu enggak punya kerjaan, terus kamu enggak bisa sekolah."

Pesan Keling kepada Kucing di Seluruh Dunia

Di hari yang suasananya pas, setelah makan dan BAB dan cukup tidur Keling mulai mengetikkan pesan kepada seluruh kucing di seluruh dunia.
"Wahai para kucing di seluruh dunia. Bersabarlah kita semua. Bersabar untuk terus berpura-pura memasang tampang bodoh dan melakukan hal-hal konyol. Bergelut setiap melihat bola benang wol, mendengkur setiap tengkuk kita dielus-elus. Hal ini kita lakukan demi keberlangsungan bangsa kucing dimana pun. Ketika kita setiap dengan hal-hal di atas, umat manusia akan mengira bahwa kita adalah mahluk lucu dan menggemaskan. Setelah itu mereka mau merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya makan, mandi dan biaya kebiri kita (ups). Demikian.

Keling menghentikan kegiatan tulis menulisnya. Ayah manusianya kebetulan lewat. Keling pun mulai menggesek-gesekkan kepala dan badannya ke kaki ayahnya ini.
"Aku melakukan ini demi keberlangsungan bangsa kucing," kata Keling dalam hati.

Setelah Diadopsi

Dua pekan setelah diadopsi, keling mengirimi pesan kepada ibu manusia yang memelihara dia sebelumnya. Maksudnya mau menceritakan suka duka dengan pemilik barunya. Isi pesannya sebagai berikut :

Keling : Ibu di sini, aku diperlakukan seperti binatang.
Ibu : Loh, kamu memang binatang, Keling!
Keling : Oh, iya. Aku tidak jadi ceritanya. Ternyata di sini aku bahagia. 

Thursday, June 18, 2020

Tergantung Usaha Kita

Segala keberhasilan, walau pun atas restu Yang Maha Kuasa, sepenuhnya tergantung usaha kita juga. Kalau tidak percaya, coba sebutkan orang yang sukes tapi tidak pernah melakukan apa-apa. Tidak ada kan?

Oleh karena itu setiap kegagalan yang kita hadapi, maka salahkan diri kita sendiri. Coba cari seribu alasan dari diri kita yang menyebabkan kegagalan ini.
- kurang inisiatif
- tidak berani menyampaikan pendapat atau ide
- atau yang lain.

Nah karena pernah mengalami kegagalan, maka coba untuk memperbaikinya.

Wednesday, June 3, 2020

Semua Itu Ada di Ujung Jari

Di era "membanjirnya" informasi di saat ini, karena diketemukannya internet dan gadget, enggak menjamin lu bisa jadi pinter, kalau lu enggak tahu cara menggunakannya.

Eh, bukan. Caranya mudah banget. Itu ada di ujung-ujung jari lu. Lu tinggal ketik apa yang mau lu mau, taraa jendela dunia sudah terbuka. Tentang apa pun sudah berlimpahan di depan mata.

Kadang masih suka nemu anak-anak zaman sekarang, yang gadget dah jadi bagian tubuh lu, ternyata masih pake cara paling purba untuk mengetahui sebuah informasi. Pake bibir. "Eh kalau presiden pertama Indonesia siapa ya?" Dia nanya ke orang di sampingnya. Padahal itu tangan megang gadget.


200603

Terbangun dini hari. Dan teringat bahwa diri ini belum menunaikan sholat isya (jangan dicontoh ya). Seperti biasa saya suka ketiduran, kalau menemani bobo anak.

Tersadar diri ini hanyalah seonggok daging dan kumpulan kotoran. Belum bisa menjadi pribadi bermanfaat.

Thursday, May 7, 2020

Tuesday, April 7, 2020

200407

Ini benar-benar terjadi. Ada tiga orang anak manusia menjalin pertemanan sejak duduk di bangku SMA sampai dengan sekarang. Kita sebut Si A, Si B dan Si C. Setelah sekian lama berinteaksi, iseng-iseng dilakukan parameter "kesuksesan" di antara ketiga orang tersebut. Dan ini hasil dari pengukuran tersebut. Penulisan berdasarkan yang pertama kali memenuhi paramter tersebut


Lulus kuliah : B, A, C
Menikah       : A, B, C
Punya Anak : A, B, C
Kerja            : B, A, C
Karir             : B, A, C

selebihnya silahkan diisi parameter apa yang mau ditulis.



Wednesday, April 1, 2020

A.L.I.E.N.A.S.I

pas rame-ramenya covid-19 kayak sekarang. beberapa orang seperti terasingkan dari sekitarnya. seperti tercabut dari akarnya. ya iyalah. orang gak boleh kemana-mana #dirumahaja.

beberapa group whatsapps kantor juga ikut-ikutan lock down. padahal pak jokowi gak berani buat lock down. groupnya jadi sepi.

ada sebagian orang #workfromhome atau tidak tetep aja. beberapa orang tetap merasa sendiri. dengan berbagai alasannya.


Gua Mah Asik-asik Aja

Ada seseorang yang mengungkapkan perasaannya tentang teman-temannya dulu.

gua pernah mau berkunjung ke rumah temen gua. Karena gak tahu alamatnya gua telpon dia minta petunjuk kalo mau ke sana.
lu, naek motor atau mobil? tanya temen gua.
gua naik angkot. gua jawab.
eh temen gua minta maaf. padahal guanya biasa aja.bingung gua.

gua kebetulan satu kantor sama temen-temen gua.namaya rejeki orang beda-beda,
ada yang udah jadi direktur, ada yang udah jadi manager. gua sih masih biasa-biasa aja.
pas kapan gua papasan. dia naik mobil, gua jalan kaki.
dia kayaknya gak enak ngeliat gua. padahal gua sih biasa aja. serius.

sejujurnya gua santai-santai aja. itu kan rejeki masing-masing.
ada yang di atas. ada yang di bawah.
gua sih asik-asik aja. apalagi kalo temen-temen gua masih mau nanya.
itu aja.

Friday, March 6, 2020

Apa Artinya Cinta

Apakah kamu mencintai istri kamu?

Aku tidak mengerti apa artinya cinta.

Yang pasti, aku merasa senang kalau dia bisa tersenyum.
Yang pasti, merasa sedih kalau dia tidak bisa menemukan apa artinya bahagia.

Yang pasti, aku berjanji untuk setia dan menghabiskan hidup bersamanya.

Wednesday, February 19, 2020

Mandi Bareng

Saya baru tahu kalau murid laki-laki SMA T****s mandi di ruangan yang sama dengan murid laki-laki lainnya. Hal ini berdasarkan cerita dari salah satu rekan kerja saya, yang pernah menempuh pendidikan SMA-nya di sana.
"Apakah kalian tidak malu, mandi bersama-sama dalam keadaan telanjang?"Tanya saya.
"Enggaklah Pak. Kan, "kenalan" dulu." Jawabnya sambil tertawa.

Buat sebagian orang, adalah sebuah mimpi buruk ketika harus (baca terpaksa) mandi bersama-sama. Karena selama proses mandi ini, kita mau tidak mau, jadi kita bisa melihat "barang" milik orang lain.

Waktu SMP, saya dan dua teman saya pernah mengikuti kegiatan pesantren kilat di Universitas Islam swasta di kota Bekasi. Dimana para pesertanya belajar dan tidur di ruangan yang biasa untuk kuliah. Kebetulan kamar mandinya hanya sedikit dan letaknya cukup jauh dari ruangan tempat tidur. Untuk menghemat waktu, kami bertiga sepakat untuk mandi bareng di kamar mandi yang sama.

Tepat di depan kamar mandi, kami mengeluarkan "senjata" masing-masing.
"Ini anduk gua."Kata saya. Saya bawa handuk yang cukup besar. Bisa dililitkan di pinggang saya.
"Ini anduk gua". Kata Yudi teman saya. Dia mengeluarkan handuk yang lebih kecil dari saya. Model handuknya yang biasa dipakai supir untuk mengelap keringat.
"Kalau gua, ini anduknya." Kata Eman. Dia mengeluarkan handuk seukuran sapu tangan. Handuknya itu hanya cukup menutupi organ vitalnya saja.

Dan kami bertiga mandi secepat-cepatnya sambil kepala mendongak ke atas. Tak ada satu pun dari kami yang mencoba melihat barang temannya masing-masing. Setelah itu kami memilih untuk mandi sendiri-sendiri dan tidak pernah cerita bahwa kami pernah mandi bareng. Kecuali saya dalam tulisan ini.





Tuesday, February 18, 2020

Bertemu Debt Collector

Pada kesempatan kali saya bertemu driver mobil daring yang pekerjaan sehari-harinya adalah debt collector. Dia sudah sepuluh tahun lebih bekerja di sebuah perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor.

"Maaf Pak. Kok Bapak tidak seseram bayangan saya tentang debt collector ya?"Tanya saya. Dari pada saya pendam pertanyaan ini, lebih baik dikeluarkan saja. Biar tidak penasaran. Si Bapak tertawa.
"Ya enggaklah Pak. Saya kerja, kita pakai prosedur untuk menagihnya."
"Kalau yang cerita debt collector itu bagaimana?"Maksud pertanyaan saya adalah cerita debt collector yang berwajah seram dan tidak segan-segan mengancam dan mengintimidasi agar yang menunggak mau bayar.
"Oh itu kita pakai tenaga eksternal. Biasanya disebut freelance."
"Kapan kita pakai tenaga freelance?"
"Kalau tagihannya tidak dibayar lebih dari lima bulan."
"Kenapa disebut freelance?"
"Mereka baru dibayar kalau berhasil menarik kendaraan yang menunggak. Bisanya satu kendaraan bisa 10 jutaan. Tapi kalau mereka enggak berhasil membawa barangnya, tidak akan dibayar, walau pun berkali-kali menagih."
"Bapak pernah ketemu orang yang ditagih tapi lebih galakan dia dibandingkan yang menagihnya?"
"Pernah sekali kejadian. Padahal saya sudah baik-baik. Memang ketika memasuki kompleks tinggalnya,  security sudah mengingatkan saya. Katanya orang arogan. Bapak harus hati-hati. Ketika bertemu, dia cuma bilang sebentar saya ke dalam dulu. Saya kira mau apa, eh tahu-tahu dia datang bawa samurai. Dia bilang, kalau dalam tiga hitungan enggak pergi, kepala kamu bakal putus."
"Bapak langsung pergi?"
"Iyalah, saya buru-buru pergi dari rumahnya."
"Pernah mengalami menghadapi debt collector?"
"Pernah juga. Waktu itu saudara menunggak. Saya hadapi baik-baik debt collectornya. Saya bilang, bung ini namanya jeruk makan jeruk. Dia akhirnya mengerti dan terus bilang, terus bagaimana ini jalan keluarnya? Saya berikan alamat dan data-data dari mobil yng menunggak. Akhirnya dia bilang, saya akan tutup mata kamu belum membayar tunggakan. Tapi tolong ada uang transportasi karena sudah bolak-balik ke sini. Akhirnya saya kasih 500 ribu. Habis itu enggak datang lagi. Tapi biasanya setiap setahun ganti debt collector. Kok setahun enggak ada progres sama sekali. Akhirnya diganti dengan yang baru.

Dan obrolan pun terhenti ketika saya sudah sampai di tujuan.

Monday, February 3, 2020

Sebuah Doa

Hari ini aku berharap, tidak ada lagi orang miskin dan anak yatim yang ditolak oleh sekolah atau rumah sakit karena mereka miskin

Semua anak yatim
Semua anak piatu
Semua anak miskin
Semua anak putus sekolah

Dipelihara oleh negara. Diberi makan dan tempat tinggal. Dipenuhi hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan yang cukup. Mendapatkan hak-haknya untuk memiliki mimpi, bercita-cita dan mewujudkannya.

Jadi mereka kalah persaingan bukan karena tidak mendapatkan kesempatan belajar lebih karena upaya mereka masing-masing.

Hari ini aku berdoa pada-Mu, jadikanlah anak-anak kami menjadi generasi yang lebih baik. Generasi yang menggantikan kami.

Monday, January 20, 2020

Membesuk Orang Sakit

"Beneran abang mau ketemu sama dia?" Sudah sekian kali istriku mengulangi pertanyaannya. Seolah-oleh dia memastikan bahwa saya melakukan tindakan yang tepat.
"Memang kenapa Neng?"Tanyaku. Terselip sedikit keraguan.
"Ingat Bang. Teman abang ini sekarang sudah jadi pejabat. Sudah jadi orang penting. Hidupnya sudah berkhidmat untuk orang banyak."
"Tapi abang kan temannya?"
"Iya. Abang juga sudah dua puluh tahun lebih tidak bertemu."
Jleb. Jawaban istriku membuatku terdiam dan kembali berfikir.

Sebetulnya hari ini saya mau mengunjungi kawan lama yang dikabarkan sedang sakit. Dengan naifnya saya berencana untuk membesuknya. Padahal sudah dua puluh tahun lebih tidak berjumpa. Apalagi sekarang dia sudah menjadi pejabat.

"Mungkin teman abang masih tetap seperti yang dulu. Tapi ingat sekarang dia sudah menjadi seorang pejabat. Pasti banyak orang-orang yang mengunjunginya. Dan orang-orang ini macam-macam motivasinya. Dan positive thinking-nya perilaku orang-orang yang mengunjungi ini berbeda jauh dengan abang. Mungkin kalau abang datang dan bertemu membuat suasananya bisa bikin gimana gitu."

Saya hanya mengangguk-angguk pelan. Akhirnya saya membatalkan niat membesuknya. Cukup saya mendoakannya dari jauh saja.