Monday, November 27, 2017

Black Operation 01

"San, Kamu sudah baca tulisan di papan pengumuman di ruang tengah?"Tanya Egi teman sekamarku di asrama mahasiswa tempatku kuliah. Sore yang awalnya mau istirahat jadi urung karena pertanyaan Egi.
"Belum." Jawabku pendek. Aku baru saja pulang dari kampus dan hari ini kuliahku tidak terlalu menyenangkan. Aku tidak berhasil menjawab satu soal pun ujian termodinamika kimia. Ini berarti aku harus mengulang tahun depan.
"Kita disuruh membuang kucing."
"Bukannya sudah dibuang sama Nurman hari minggu lalu?"
"Iya. Tapi kucingnya balik lagi."
"Apa?"
"Konyolnya kucingnya balik ke asrama, sebelum Nurman sampai asrama. Habis dia dibully penghuni. Sekarang tinggal kita yang belum mengerjakan tugas."

Aku, Egi dan Nurman adalah penghuni baru di asrama ini. Penghuni baru adalah calon anggota dari asrama. Sedangkan penghuni adalah istilah mereka yang sudah menjadi penghuni tetap. Tugas utama penghuni baru adalah melaksankan tugas - tugas keseharian asrama. Penghuni baru harus paling terdepan dalam menyelesaikan masalah asrama. Seperti halnya masalah kucing. Kalau telat atau gagal dalam melaksanakan tugas maka siap - siap saja dibully oleh seluruh penghuni. Mulai dari tulisan - tulisan penghuni pada papan pengumuman di ruang tengah atau teguran langsung. Dari mulai yang halus sampai yang kasar.

"Memang dia buang kemana?"
"Ke pasar dekat sini."
"Pantas saja balik lagi. Itu kan deket banget!"Kataku sambil menahan kesal.
Aku dan Egi langsung terdiam. Kami berdua memikirkan tugas berat ini.

"Jadi gimana San? Kalau aku sih gak tega harus buang kucing."Egi mulai membuka pembicaraan.
"Sama Gi. Saya juga begitu. Tapi kalau kita enggak kerjain, bagaimana nasib kita?"
Aku dan Egi menarik nafas dalam - dalam bersamaan.

"Hasan! Egi!" Terdengar suara Bang Arman menganggetkan kami berdua. Bang Arman adalah salah satu penghuni yang cukup senior alias kuliahnya yang belum kelar - kelar.

Buru - buru aku dan Egi keluar kamar.
"Coba kelian lihat! Ini eek kucing dimana - mana?"Nadanya tetap nada tinggi. Aku dan Egi hanya terdiam."Kapan kelian mau buang itu kucing hah? Kapan?"

"Iya Bang. Nanti biar saya sama Egi yang buang."
"Eh ada apa ini?" Muncul Mas Anang yang baru pulang.
"Ini, mereka belum mau buang kucing jahanam itu!"
"Bukan enggak mau Bang, tapi belum sempat."Egi membela diri.
"Ah..jangan banyak bicara."
"Kapan kalian mau buang. Kemarin kucing itu makan jatah makan malamku."Kata Mas Anang."Kalian mau ganti gak?"
Saya dan Egi makin terdiam sambil menunduk.

Tiba - tiba tiga penghuni lainnya baru kembali dari aktivitasnya masing - masing. Mereka ikut nimbrung menginterogasi kami soal perkucingan. Adzan maghrib dari masjid kampus telah menyelamatkan kamu dari cobaan ini. Saved by Adzan.

"Pokoknya misi ini harus berhasil."Kataku pada Egi keesokannya setelah pulang kuliah. Kebetulan jadwalnya tidak terlalu padat.
"Iya, Aku juga enggak mau kayak kemarin."
"Kamu sudah pinjam motor Gi?"
"Sudah."
"Oke mari kita bergerak."

bersambung

#DWC30
#Squad 1
#Jilid 10
#Day 2





0 comments:

Post a Comment