Tuesday, November 21, 2017

Back To Bandung


Bandung saya kembali. Rasanya saya tidak percaya bisa jadi urang Bandung deui. Sebelumnya Bandung adalah masa lalu buat saya. Saya pernah mencoba "berbuat sesuatu" dan berniat jadi orang Bandung. Namun Setelah dua tahun berjalan dan hasilnya NOL BESAR saya memutuskan untuk pulang kampung.

Karenanya setiap ke Bandung karena keperluan ini itu adalah seperti melihat "kekalahan" saya sekaligus penolakan kota ini.



Tentu ada sebuah ide besar saya bisa kembali. Saya pindah dalam rangka ikhtiar terbaik untuk anak kami : kami memindahkan sekolah anak kami. Saya tidak mau menjelaskan kenapa harus pindah sekolah, takut menyinggung satu dua pihak. Mudahnya anak saya, anak berkebutuhan khusus dengan diagnosis AD(H)D, tidak cocok dengan sekolah sebelumnya. Titik. Dan tentunya ada hal - hal memberatkan hati sebagai konsekuensi : meninggalkan orang tua, teman - teman, peluang di tempat kerja dan rumah yang baru beberapa tahun lunas (hehehe).

Kami pun sudah mencari sekolah pengganti di sekitaran Bekasi, namun tidak mendapatkan yang sesuai yang kami mau.

Mengapa kota Bandung?  Apakah kota lain tidak memiliki sekolah sejenis? Kami memilih kota Bandung karena beberapa alasan :
1. Beragam sekolah yang sesuai dengan anak saya.
2. Sistem Pendukung yang untuk perkembangan anak saya seperti terapi (anak saya sekarang terapi berenang juga), biro psikologi yang mumpuni-terjangkau, banyak pilihan aktivitas-terjangkau (museum, taman dan lain - lain) serta kelompok masyarakat yang sudah menerima anak berkebutuhan khusus.
3. Karena saya dan istri sudah mengenal kota ini. Saya pernah delapan tahun di sini dan istri saya lahir sampai menikah di sini.

Itu saja.

Foto : Dionsius Purba







0 comments:

Post a Comment