Monday, November 27, 2017

Cerita Macet Seperti Biasanya

Seharusnya jam 20.15 saya sudah meninggalkan pool travel baraya Ciledug Petukangan menuju Bandung. Namun, sampai jam dinding kantor Baraya menunjukkan 20.00 saya masih belum beranjak sedikit pun.

Menurut petugas kantornya, mobil travel yang menuju Jakarta terjebak macet. Ada truk kontainer yang terbalik di jalan tol lingkar luar Jakarta atau JORR. Ditambah lagi dengan hujan lebat yang turun sedari sore tadi. Lengkap sudah malam itu.

Difikir - fikir ini menambah jam telat yang sudah "biasa" terjadi karena jalur "neraka" dari Jati Asih ke Cikarang Utama karena ada pembangunan Jalan tol Jakarta-Cikampek II.

Kapan ya kita bisa menikmati perjalanan tanpa berteman akrab dengan macet? Baik macet yang disebabkan oleh hujan atau banyaknya kendaraan pribadi.

Macet seperti sebuah "kutukan" bagi kota - kota besar di negara  seperti Indonesia. Dan menanggulangi macet menjadi salah satu janji kampanye calon penguasa yang menggugah selera pemilih sekaligus bahan makian dan ujaran negatif jika tidak ditunaikan.

Karena sudah beberapa kali ganti gubernur saya setuju bahwa menyelesaikan masalah macet memang bukan pekerjaan mudah dan sebentar. Butuh kerja keras yang terus menerus, kemauan yang kuat bukan sekedar komoditas serta dukungan semua pihak.

Sekarang mari kita bagi mana porsi pemerintah mana porsi kita. Biarkan porsi pemerintah dikerjakan oleh pemerintah. Pemerintah menyediakan Mass Rapid Transportation (MRT), kereta cepat, regulasi ganjil genap dan lain sebagainya. Kalau porsi kita, seberusaha sesedikit mungkin menggunakan kendaraan pribadi. Menggunakan bus transjakarta, naik kereta dan angkutan umum lainnya. Saya juga lebih memilih naik travel daripada membawa kendaraan sendiri.

Namun bagaimana pun porsi kita kerjakan, tetap saja porsi pemerintah pemerintah yang terbesar. Seperti diberlakukan bus Transjakarta pertama kali. Banyak orang mendukung. Siapa sih yang tidak ingin berkeliling Jakarta dengan cepat, nyaman dan murah? Namun karena pengadaan tidak didukung sterilisasi jalur bus transjakart (bus way) dan penghilangan trayek kendaraan umum yang sama maka kondisinya kembali semula. Saya pernah naik bus regular yang memakai jalur bus way dan bus transjakarta memakai jalur bus regular (tepok jidat).

Makanya siapa pun pemerintahnya, kalau mau mengurai masalah kemacetan kami dukung 100% karena ingin hidup kami lebih berkualitas.

#30DWC#Day1#Squad 1#Jilid 10

0 comments:

Post a Comment