Tuesday, February 9, 2021

Kalau enggak mau dicubit, jangan nyubit dong!

 Kita harus respek terhadap sesama dengan cara memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia ini adalah memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Kita ingin kita ditegur dengan baik-baik kalau melakukan kesalahan. Begitu juga dengan orang lain. Kita ingin tepat waktu kalau membuat janji bertemu dengan orang lain. Begitu juga dengan orang lain.

Namun masalahnya ada orang-orang yang tidak begitu. Dan saya pernah bertemu dengan orang seperti itu. Mereka ingin diperlakukan dengan baik namun tidak timbal balik dengan orang lain. Kalau sedang membutuhkan tindak lanjut dari saya, orang terus mengingatkan terus sampai saya kerjakan. Giliran saya melakukan hal yang sama dengan enaknya mengatakan sabar !!! Heh? Kemarin lu enaknya meneror gua untuk follow up. Dan berusaha baik-baik aja. Sekarang kalau giliran gua, lu ngomong begitu. Kan bisa aja bilang sebentar ya, masih ada kerjaan lain. Kalau enggak mau dicubit, jangan nyubit dong! Dan ada beberapa kejadian-kejadian lainnya. Untung saya tidak banyak berurusan dengan orang-orang macam ini.

Pernah juga bertemu orang yang suka mengkritik setiap kesalahan yang kita buat. Sekali salah dia mudahnya mengkritik tanpa mau mencari tahu apa penyebab kesalahannya. Masih mending kalau kritiknya membangun atau baik-baik. Ini mah kritiknya pedas sekali dan diulang-ulang, sampai bosan mendengarnya. Nah, giliran dia yang melakukan kesalahan, dan dia tahu bahwa orang-orang bakal mengkritik dia dengan pedas, dia pasang kuda-kuda. Dia membuat semacam pembelaan agar orang-orang memaklumi apa yang telah terjadi.

Dari kejadian di atas juga semakin menegaskan bahwa orang yang berlaku "kasar" dan "keras" tidak ingin diperlakukan yang sama. Jadi kalau begitu perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Lain lagi kalau orangnya seperti itu. Sudah berkali-kali masih melakukan kesalahan ya, lancarkan saja jurus "tiada maaf bagimu"!

0 comments:

Post a Comment