Monday, February 5, 2018

Mendadak Manager

Waktu gua ngelamar ke perusahaan ini, harapan gua enggak muluk-muluk amat: Gua cuma pengen diterima kerja. Kalau gua kerja gua punya penghasilan. Gua dah malu minta duit buat jajan sama orang tua.

Udah bamyak perusahaan yang gua lamar. Saking banyaknya gua enggak berapa yang gua lamar. Namun tak satu pun yang membalas surat lamaran gua. Kalau kata kids zaman now, gua di-php-in sama perusahaan ini.

Memang gua akui menghadapi dunia kerja ini modal gua kurang cukup. Gua butuh 6 tahun untuk menyelesaikan kuliah. Lebih lama dibandingkan temen-temen gua yang rata-rata butuh 4-5 tahun. Dan IPK yang diperoleh pun sepadan. IPK gw kurang membuat pede untuk mengirim lamaran kerja ke perusahaan-perusahaan besar.

Setelah menghadapi banyak penolakan dan tak ada panggilan, membuat berfikir realistis. Posisi apa aja bakal gua terima kalau dipanggil perusahaan. Yang penting mendapatkan pengalaman kerja, selanjutnya difikirkan kemudian.

Singkat cerita gua diterima di perusahaan ini. Oh ya perusahaan tempat gua bekerja sekarang adalah sebuah keluarga. Gua hanya diminta mengerjakan psikotest sederhana dan diwawancarai oleh pemiliknya. Dan gua dinyatakan diterima bekerja. Gua juga heran kenapa perusahaan ini mau nerima gua. Kenapa semudah ini?
"Kalau boleh tahu, kenapa saya diterima?" Tanya gua memberanikan diri setelah sesi wawancara selesai.
"Karena Mas Doni cocok sama perusahaan ini." Kata Pak Hadi. Dia ini biasa dipanggil Bapak.
"Oh gitu ya Pak."kata gua sambil tetap enggak ngerti.
"Kapan Mas Doni bisa kerja?" Tanya Pak Harry. Dia anak tertua Pak Hadi. Memegang operasi keseluruhan perusahaan.
"Besok Pak!"Jawab gua saking semangatnya.
"Loh besok kan sabtu?"
"Eh, iya. Hari senin Pak. He he he."

Sedari awal gua emang berniat gua akan menerima apa pun kondisi tempat gua bekerja.  Seburuk apa pun. Karena mencari pekerjaan itu memang susah.

Kalau ketentuan dari awal posisi yang gua lamar adalah sebagai staff produksi. Gua mulai mengisi hari-hari bekerja di pabrik (hihihi akhirnya gua kerja juga). Gua mulai menherjakan tugas rutin sehari-hari. Gua membantu Bu Siti sang manager produksi merangkap manager pabrik.

Pagi-pagi, waktu gua sedang lihat-lihat di shopfloor. Gua dipanggil ke ruangannya Pak Harry.
"Mas Doni, mulai hari ini Mas Doni jadi Manager Produksi ya."
"Apa?"Jawab gua dengan kaget.

0 comments:

Post a Comment