Saturday, December 16, 2017

Kuper Part 1

"Kiri Bang."Kataku ketika ujung gang menuju rumahku sudah mulai terlihat. Supir angkot pun dengan sigap melambatkan laju kendaraannya dan menepi. Kuberikan kepadanya beberapa lembar uang kertas seribuan dan langsung turun. Angkot pun melesat kembali. Aku tepat berdiri di ujung jalan menuju rumahku. Jalan yang lebih cocok disebut gang ini memiliki panjang 500 meter dan melewati deretean rumah yang berdempetan.


Beberapa meter sebelum menuju ada warung Bang Tohir. Biasanya jam-jam segini banyak yang nongkrong di warungnya. Semakin mendekat semakin terlihat ada kerumunan di sana. Beberapa remaja seumuranku sedang asyik berkumpul. Ada yang bermain gitar sambil bernyanyi, ada yang ikut-ikutan menyanyi, ada yang main kartu dan bersenda gurau. Semuanya dilakukan dengan ditemani kepulan asap rokok filter ke udara.

Ketika berpapasan dengan mereka aku berusaha tersenyum sambil mencari-cari wajah yang mau membalasnya. Satu dua orang ada yang membalasnya. Selebihnya asyik dengan aktivitasnya.
"Baru pulang San!"Rudi menegurku sambil melambaikan tangan. Dia salah satunya.
"Iya."Jawabku pelan.

Sudah begitu saja. Sebenarnya aku ingin lebih sekedar mengatakan "iya". Aku ingin mengatakan, "gua baru pulang sekolah. Hari ini gua melakukan apa. Hmmm sejujurnya aku ingin ditanya lebih banyak oleh mereka. Tapi kenyataannya hanya pertanyaan basa-basi. Seperti itu setiap hari. Padahal aku mengenal mereka. Terkadang aku ingin ada jalan lain menuju rumah tanpa harus bertemu dengan mereka.

Akhirnya sampai juga di rumah. Aku mencium tangan emakku dan langsung masuk kamar. Tas kuletakkan di atas kasur dan kubiarkan tubuhkan rebah di atas lantai yang dingin. Terasa kesejukan mengisi seluruh relungku. Panggilan emak untuk makan siang yang menjelang sore tidak kuindahkan.

Sambil mata terpejam aku terus merenung. Mengapa aku tidak ada tempat di mereka yang notabene adalah teman-temanku juga. Terkadang aku merasa terkucil dan tidak memiliki teman.

Akhirnya aku mendapatkan pembenaran. Aku memang tidak memiliki waktu untuk bergaul atau bermasyarakat. Semenjak aku memasuki SMA favorit di kota sebelah waktuku sudah tersita. Jam sekolah yang sampai sore, tugas dan pekerjaan yang cukup banyak membuat aku menjadi kuper. Hari sabtu? Kugunakan untuk mengurusi ekstrakulikuler di sekolah seharian. Hari minggu, waktunya istirahat dan untuk keluarga. Jadi praktis tidak ada waktu untu itu.

"Wah Lu sombong banget sih gak mau nongkrong San." Saudaraku yang beda beberapa rumah pernah mengkritiku."Orang tuh hidup harus bermasyarakat."
Aku hanya menjawab sambil senyum-senyum.



#DWC30
#Squad 1
#Jilid 10
#Day20

0 comments:

Post a Comment