Monday, December 4, 2017

Mengapa Kita Suka Menggaruk-Garuk Kepala Ketika Bingung?

Mengapa kita suka menggaruk-garuk kepala ketika bingung? Tidak bisa menjawab soal ulangan matematika, tangan kita langsung menggaruk-garuk kepala. Otak buntu ketika sedang mencari solusi permasalahan di tempat kerja, tangan kita langsung menggaruk-garuk kepala. Padahal saya yakin kalau kita melakukan hal itu, tidak otomatis jawabannya langsung keluar. Kalau bisa begitu wah enak banget. Semuanya bisa dipecahkan dengan hanya menggaruk-garuk kepala.
"Siapa Presiden Amerika yang ke-6?"
"Sebentar Pak, saya garuk-garuk kepala dulu." Tak berapa lama kemudian, "Jhon Quincy Adams!"
"Seratus!"

Mengapa kita menggaruk-garuk kepala ketika bingung? Dari pada mukulin orang lebih baik garuk-garuk kepala, ada yang jawab begitu. Karena penasaran dengan fenomena menggaruk-garuk kepala padahal tidak gatal maka saya iseng-iseng googling. Hasilnya cukup menarik. Ternyata menggaruk kepala, menggosok tangan atau mengusap pelipis itu bisa menjadi beberapa gestur yang dilakukan ketika merasakan stress (http://lifestyle.kompas.com/read/2017/09/28/125001920/ternyata-inilah-manfaat-positif-garuk-kepala-saat-stres). 
Peneliti dari University of Plymouth menghabiskan delapan bulan penelitian di Puerto Riko untuk mempelajari seekor kawanan kera rhesus. Peneliti menonton secara khusus gestur kera, khususnya saat kera menggaruk tubuhnya. Tim peneliti lalu menemukan beberapa pola sosial yang menarik.
Pertama, kera lebih cenderung menggaruk saat terjadi peningkatan tekanan sosial, seperti bergaul dengan individu yang berpangkat tinggi atau yang tidak mereka kenal dengan baik.
Kedua, ketika kera menggaruk bagian tubuhnya di depan kera lain sebagai gestur stres, cara itu dapat menurunkan 25 persen risiko adanya kera lain yang menjadi agresif, bahkan membuat kera lain cenderung bersikap ramah.
Para periset berpikir, kera juga bisa mengenali kawanannya yang sedang dan membuat mereka tidak ingin berinteraksi lebih jauh.
“Penyerang potensial dapat menghindari untuk menyerang individu yang terlihat stres atau tertekan. Alasannya karena orang yang tertekan dapat berperilaku yang tidak dapat diprediksi seperti memberikan agresi berisiko atau perilaku yang tidak perlu, "kata para peneliti dalam makalah mereka.
Jadi, menurut peneliti, alasan mengapa Anda menggaruk kepala atau melakukan gestur lain saat sedang stres adalah untuk mengatakan kepada dunia bahwa Anda sedang stres. Dan itu diharapkan bisa membuat dunia sedikit lebih baik terhadap Anda sebagai balasannya.
"Ooo berarti kemarin-kemarin saya sedang stress ya."Kata saya sambil menggaruk-garuk kepala. Bingung juga stress kenapa he he he.


#DWC30
#Squad 1
#Jilid 10
#Day8






0 comments:

Post a Comment